Waspada Dini: Kasus Diabetes pada Anak Melonjak, Orang Tua Perlu Tahu!

Dipublikasikan 23 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dulu, mungkin kita mengenal diabetes sebagai penyakit yang identik dengan orang dewasa atau lansia. Tapi kini, ada kabar yang cukup mengkhawatirkan: kasus diabetes pada anak meningkat drastis di Indonesia. Ini bukan lagi sekadar tren, melainkan peringatan serius bagi kita semua, terutama para orang tua, untuk waspada sejak dini. Artikel ini akan membantu Anda memahami mengapa diabetes anak meningkat, apa saja gejalanya, dan bagaimana peran Anda bisa menjadi kunci dalam mencegah serta menanganinya. Mari kita lindungi generasi penerus kita dari ancaman kesehatan ini.

Waspada Dini: Kasus Diabetes pada Anak Melonjak, Orang Tua Perlu Tahu!

Peningkatan kasus diabetes pada anak di Indonesia mengkhawatirkan, orang tua perlu waspada terhadap pola makan dan aktivitas fisik guna pencegahan dini.

Mengapa Kasus Diabetes pada Anak Meningkat Drastis?

Data terbaru menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan pada kasus diabetes yang menyerang anak-anak di Indonesia. Ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi banyak pihak.

Data Peningkatan yang Mengejutkan

Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kementerian Kesehatan, angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia melonjak tajam. Bahkan, prevalensi kasus diabetes anak disebut meningkat hingga 70 kali lipat pada Januari 2023 dibandingkan tahun 2010. Jika pada tahun 2010 hanya ada sekitar 0,028 kasus per 100.000 anak, kini angka tersebut mencapai 2 kasus per 100.000 anak.

Bayangkan, sepanjang tahun 2023 saja, tercatat lebih dari 1.645 anak di 13 kota besar di Indonesia terdiagnosis diabetes. Mayoritas penderitanya berada pada rentang usia 10-14 tahun (46%), diikuti usia 5-9 tahun (31%), dan 0-4 tahun (19%). Yang menarik, hampir 60% penderita adalah anak perempuan. Peningkatan ini sebagian juga disumbang oleh deteksi dini yang semakin baik, namun faktor gaya hidup tetap menjadi penyebab utama.

Pergeseran Gaya Hidup Modern

Salah satu pemicu utama di balik lonjakan kasus diabetes anak meningkat adalah perubahan drastis dalam gaya hidup anak-anak saat ini.

  • Kurangnya Aktivitas Fisik: Anak-anak zaman sekarang cenderung lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget, baik untuk bermain game maupun menonton video. Akibatnya, aktivitas fisik mereka jadi sangat minim, padahal gerak adalah salah satu kunci menjaga sensitivitas insulin dan berat badan ideal.
  • Pola Konsumsi yang Mengkhawatirkan: Kita sering melihat anak-anak sangat menyukai makanan dan minuman manis. Minuman kemasan tinggi gula, makanan cepat saji, serta camilan instan yang sarat gula dan lemak jenuh kini menjadi santapan harian yang mudah diakses.

Seperti yang disampaikan oleh seorang pejabat Kementerian Kesehatan,

“Anak-anak secara alami suka makanan manis, dan makanan instan sudah menjadi favorit mereka. Secara tidak langsung, kebiasaan ini membebani kesehatan mereka sejak kecil. Orang tua harus lebih memperhatikan, mengawasi, dan mengajarkan anak-anak mereka untuk membatasi konsumsi gula serta menjalani gaya hidup sehat.”

Kebiasaan ini, jika terus dibiarkan, akan memicu resistensi insulin dan penumpukan berat badan, yang pada akhirnya meningkatkan risiko diabetes, terutama tipe 2.

Mengenali Dua Tipe Diabetes pada Anak

Penting bagi kita, para orang tua, untuk memahami bahwa diabetes pada anak tidak selalu sama. Ada dua tipe utama yang perlu Anda ketahui:

Diabetes Tipe 1: Ketika Sistem Imun “Salah Sasaran”

Diabetes tipe 1 adalah jenis diabetes yang paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh anak yang seharusnya melindungi dari penyakit, malah menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas. Akibatnya, pankreas menjadi rusak dan tidak bisa memproduksi insulin sama sekali atau hanya sedikit. Insulin adalah hormon penting yang bertugas mengubah gula darah menjadi energi. Tanpa insulin yang cukup, gula akan menumpuk dalam darah.

Penyebab pasti diabetes tipe 1 ini belum sepenuhnya diketahui, namun faktor genetik atau keturunan, serta riwayat infeksi virus tertentu, seringkali menjadi pemicunya. Karena merupakan kondisi autoimun, diabetes tipe 1 sulit dicegah dan penderitanya akan bergantung pada terapi insulin seumur hidup.

Diabetes Tipe 2: Ancaman Gaya Hidup Tak Sehat

Berbeda dengan tipe 1, diabetes tipe 2 pada anak lebih sering disebabkan oleh resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tubuh sulit menggunakan insulin untuk menyerap gula darah. Kadang, produksi insulinnya juga berkurang. Tipe ini umumnya menyerang anak di atas usia 10 tahun atau remaja.

Faktor risiko utama diabetes tipe 2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup, antara lain:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas pada anak.
  • Kebiasaan makan dan minum tinggi gula, termasuk makanan dan minuman instan.
  • Kurangnya aktivitas fisik atau jarang berolahraga.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2.

Kabar baiknya, diabetes tipe 2 bisa dicegah dan dikelola dengan perubahan gaya hidup yang sehat.

Gejala Diabetes pada Anak: Waspada Sejak Dini

Seringkali, gejala diabetes pada anak muncul perlahan dan bisa mirip dengan kondisi umum lainnya, sehingga sering terlewatkan. Namun, sebagai orang tua, Anda perlu waspada sejak dini terhadap tanda-tanda berikut:

  • Sering Haus dan Buang Air Kecil: Anak jadi sangat sering minum dan buang air kecil, bahkan mungkin kembali mengompol padahal sudah tidak. Ini terjadi karena tubuh berusaha membuang kelebihan gula melalui urine.
  • Nafsu Makan Meningkat, tapi Berat Badan Menurun: Anak terlihat makan banyak, tapi anehnya berat badannya justru turun drastis tanpa sebab yang jelas. Ini karena tubuh tidak bisa menggunakan gula sebagai energi, sehingga membakar lemak dan otot.
  • Mudah Lelah dan Lesu: Anak terlihat tidak bersemangat, lemas, dan cepat lelah meskipun sudah makan. Energi tubuh tidak bisa terpakai dengan baik.
  • Penglihatan Kabur: Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi saraf mata, menyebabkan pandangan anak menjadi buram.
  • Luka atau Infeksi Sulit Sembuh: Luka kecil atau infeksi kulit (seperti ruam popok yang tak kunjung sembuh, atau gatal di area kemaluan) bisa menjadi tanda karena gula darah tinggi menghambat proses penyembuhan.
  • Perubahan Warna Kulit: Terkadang, muncul area kulit yang menghitam, terutama di