Arsenal vs Milan: Ketika 90 Menit Milik The Gunners, Namun Rossoneri yang Tersenyum di Akhir!

Dipublikasikan 23 Juli 2025 oleh admin
Olahraga

Yogyakarta, zekriansyah.com – Dalam dunia sepak bola, terkadang ada hasil pertandingan yang bikin kita geleng-geleng kepala. Bayangkan, sebuah tim mendominasi sepanjang laga, mencetak gol, dan tampil apik, tapi di akhir, tim lawan yang justru keluar sebagai pemenang. Fenomena inilah yang kerap terjadi dalam duel klasik antara Arsenal dan AC Milan. Frasa “90 menit milik The Gunners, tapi Rossoneri yang menang” bukan sekadar kiasan, melainkan gambaran nyata dari beberapa pertemuan sengit mereka, terutama di laga pramusim terbaru dan kilas balik Liga Champions. Artikel ini akan membawa Anda menyelami momen-momen unik tersebut dan mengapa rivalitas Arsenal dan AC Milan selalu menyuguhkan drama tak terduga.

Arsenal vs Milan: Ketika 90 Menit Milik The Gunners, Namun Rossoneri yang Tersenyum di Akhir!

Arsenal mendominasi jalannya pertandingan, namun AC Milan berhasil mencuri kemenangan di akhir laga lewat drama adu penalti.

Drama Pramusim di Singapura: Arsenal Unggul, Milan Juara Adu Penalti

Pertemuan terbaru yang paling pas menggambarkan frasa “90 menit milik Gunners, Rossoneri menang” adalah laga pramusim di Singapura pada 23 Juli 2025. Di hadapan ribuan penggemar, Arsenal asuhan Mikel Arteta tampil cukup dominan, terutama setelah jeda babak pertama.

Pertandingan yang digelar di National Stadium Singapura ini menjadi panggung bagi beberapa wajah baru di skuad The Gunners. Pemain seperti Cristian Nørgaard, Martín Zubimendi, dan Kepa Arrizabalaga mendapat kesempatan debut. Bahkan, dua talenta muda berusia 15 tahun, Max Dowman dan Marli Salmon, turut mencuri perhatian, menambah semangat muda dalam tim.

Gol tunggal yang memecah kebuntuan lahir di menit ke-53 melalui Bukayo Saka. Memanfaatkan umpan matang dari Jakub Kiwior, Saka dengan tenang menjebol gawang AC Milan, membawa Arsenal unggul 1-0. Sepanjang 90 menit waktu normal, Arsenal memang terlihat lebih menguasai jalannya pertandingan dan menciptakan beberapa peluang berbahaya lainnya.

Namun, drama sesungguhnya terjadi setelah peluit panjang dibunyikan. Meskipun Arsenal memenangkan jalannya pertandingan di waktu normal, wasit memutuskan untuk melanjutkan dengan adu penalti. Dan di sinilah Rossoneri menunjukkan ketenangan mental mereka. AC Milan berhasil keluar sebagai pemenang dalam drama adu penalti dengan skor 6-5. Kiper Arsenal, Kepa Arrizabalaga, sebenarnya tampil cemerlang dengan tiga penyelamatan krusial, namun sayangnya, sebagian besar algojo penalti The Gunners gagal menuntaskan tugasnya. Ini menjadi bukti nyata bahwa Arsenal mungkin menguasai 90 menit, tetapi Milan yang meraih kemenangan akhir.

Kilas Balik Liga Champions 2011/2012: Kemenangan Arsenal Tak Cukup Hentikan Rossoneri

Fenomena “menang tapi tidak lolos” juga pernah terjadi dalam sejarah pertemuan Arsenal dan AC Milan di panggung Liga Champions yang lebih bergengsi. Tepatnya pada babak 16 besar musim 2011/2012.

  • Leg Pertama: San Siro Menjadi Neraka Bagi The Gunners
    Pada 15 Februari 2012, AC Milan menjamu Arsenal di Stadion San Siro. Saat itu, Rossoneri masih dilatih oleh Massimiliano Allegri, sementara The Gunners di bawah arahan Arsene Wenger. Pertandingan ini menjadi mimpi buruk bagi Arsenal, di mana Milan tampil trengginas dan melumat mereka dengan skor telak 4-0. Gol-gol Milan dicetak oleh Kevin-Prince Boateng, dua gol dari Robinho, dan satu penalti dari Zlatan Ibrahimovic. Kemenangan besar ini menempatkan Milan dalam posisi sangat nyaman untuk lolos ke perempat final.

  • Leg Kedua: Kebangkitan Arsenal yang Penuh Harapan, Namun Gagal Total
    Tiga minggu kemudian, pada 7 Maret 2012, giliran Arsenal yang menjadi tuan rumah di Emirates Stadium. Dengan misi yang hampir mustahil untuk membalikkan defisit empat gol, The Gunners menunjukkan semangat juang yang luar biasa. Mereka berhasil mencetak tiga gol di babak pertama melalui Laurent Koscielny, Tomas Rosicky, dan penalti dari Robin van Persie. Skor 3-0 di babak pertama membangkitkan harapan para penggemar Arsenal akan sebuah keajaiban.

    Wakil Presiden AC Milan, Adriano Galliani, bahkan mengakui bahwa ia sangat cemas dan memilih bersembunyi di ruang ganti di 20 menit terakhir pertandingan, karena khawatir Arsenal akan menyamakan kedudukan agregat.

    “Saya menderita dan memilih tidak menonton di 20 menit terakhir,” kata Galliani kepada Sky Sport Italia. “Saya memutuskan ke ruang ganti dan menunggu sambil melihat jam dan waktu berlalu.”

    Namun, meskipun Arsenal berhasil menang 3-0 di leg kedua, mereka gagal mencetak gol tambahan di babak kedua. Alhasil, AC Milan lah yang tetap lolos ke babak perempat final dengan agregat skor tipis 4-3. Sekali lagi, Arsenal memenangkan menitmenit penting di sebuah pertandingan, tetapi Rossoneri yang akhirnya meraih kemenangan dalam konteks keseluruhan.

Rivalitas Abadi: Duel Arsenal vs AC Milan Selalu Penuh Kejutan

Sejarah pertemuan antara Arsenal dan AC Milan memang selalu menarik untuk disimak. Baik di ajang pramusim maupun kompetisi resmi seperti Liga Champions dan Liga Europa, kedua tim ini seringkali menyajikan laga yang penuh drama dan kejutan. Meskipun Arsenal secara statistik memiliki catatan yang sedikit lebih unggul dalam beberapa pertemuan terakhir, seperti kemenangan 2-1 di laga persahabatan 2022 atau dua kemenangan di Liga Europa 2018, hasil akhirnya seringkali tak terduga.

Ini menunjukkan bahwa dalam rivalitas antara The Gunners dan Rossoneri, dominasi di 90 menit belum tentu menjamin kemenangan mutlak. Ketahanan mental, strategi di momen krusial seperti adu penalti, atau keunggulan agregat di kompetisi dua leg, seringkali menjadi penentu siapa yang akan tersenyum di akhir.

Kesimpulan:
Duel antara Arsenal dan AC Milan memang selalu menawarkan cerita unik. Entah itu di laga pramusim yang dramatis dengan adu penalti, atau di panggung Liga Champions yang penuh sejarah. Frasa “90 menit milik Gunners, Rossoneri menang” menjadi pengingat bahwa dalam sepak bola, hasil akhir bisa sangat berbeda dari jalannya pertandingan. Ini adalah keindahan olahraga yang membuat kita terus terpaku di layar, menantikan kejutan selanjutnya dari dua raksasa Eropa ini. Mari kita nantikan drama apa lagi yang akan mereka suguhkan di masa depan!