Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar duka menyelimuti Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dengan meninggalnya salah satu diplomat muda terbaiknya, Arya Daru Pangayunan (ADP), pada 8 Juli 2025. Kepergian ADP menyisakan duka mendalam sekaligus tanda tanya besar. Pasalnya, diplomat muda ini ditemukan tewas dalam kondisi misterius di indekosnya, padahal ia dan keluarganya baru saja menyelesaikan hampir seluruh persiapan untuk memulai babak baru di Finlandia. Yang lebih mengejutkan, demi penugasan ini, bahkan mobil kesayangannya pun sudah dijual.
Diplomat Kemlu RI Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas mengenaskan di Yogyakarta setelah berencana ke Finlandia dan menjual mobilnya.
Artikel ini akan mengupas tuntas fakta-fakta di balik kematian ADP, persiapan kepindahannya yang sudah matang, hingga misteri yang masih menyelimuti kasus ini. Mari kita selami lebih dalam.
Persiapan Pindah ke Helsinki yang Hampir 100 Persen
Sebelum ditemukan tewas, ADP dan keluarganya, sang istri Pita serta kedua anaknya, sedang diliputi kebahagiaan. Mereka dijadwalkan terbang ke Helsinki, Finlandia, pada akhir Juli 2025 untuk penugasan diplomatik ADP di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Helsinki. Ini adalah momen yang sangat dinantikan, karena untuk pertama kalinya, seluruh anggota keluarga bisa berangkat bersama dalam penugasan ke luar negeri.
Kakak ipar ADP, Meta Bagus, menceritakan bahwa persiapan kepindahan ini sudah sangat matang. “Keluarga ini sangat senang dengan penempatan di Finlandia. Ini pertama kalinya mereka berangkat bersama, satu keluarga lengkap,” ujarnya. Saking seriusnya persiapan, anak-anak ADP bahkan sudah keluar dari sekolahnya di Indonesia, bersiap untuk melanjutkan pendidikan di negara baru. Sehari sebelum kejadian tragis itu, ADP juga sempat terlihat berbelanja di sebuah mal di Jakarta, melengkapi kebutuhan untuk bekal hidup di Finlandia.
Fakta Mengejutkan: Mobil Dijual sebagai Bagian Persiapan
Salah satu detail yang paling mencuri perhatian dari persiapan kepindahan ADP ke Finlandia adalah keputusan untuk menjual semua kendaraan bermotor milik keluarga, termasuk mobil kesayangan ADP. Keputusan ini diambil agar tidak ada aset yang tertinggal dan tidak terpakai di Indonesia.
Menurut Meta Bagus, persiapan mereka “sudah hampir 100 persen, tinggal berangkat.” Bahkan, dalam komunikasi terakhirnya dengan sang istri saat berbelanja, ADP sempat berkelakar,
“Wah enak ya kalau masih ada mobil bisa langsung pulang gak perlu antre taksi.”
Candaan ini menunjukkan betapa semua kendaraan mereka, termasuk mobil, memang sudah tidak ada karena telah dijual. Seorang pegawai toko di dekat indekos ADP juga mengonfirmasi bahwa ADP adalah sosok yang sangat menyayangi mobilnya, selalu membersihkan setiap hari. Namun, belakangan, mobil tersebut sudah tidak terlihat lagi, dan kemudian diketahui bahwa kendaraan itu telah dijual.
Kematian Tragis dan Tanda Tanya Besar
Sayangnya, rencana indah keluarga diplomat Kemlu ini harus sirna. Pada Selasa pagi, 8 Juli 2025, ADP ditemukan tewas di kamar indekosnya di Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat. Kondisi saat ditemukan sangat mengenaskan: kepala ADP terlilit lakban dan tubuhnya tertutup selimut.
Penyelidikan awal polisi menyatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan tidak ada barang yang hilang dari lokasi kejadian. Sidik jari ADP juga ditemukan pada lakban yang melilit kepalanya. Namun, penyidik belum bisa memastikan apakah ADP memasang lakban itu sendiri atau ada campur tangan pihak lain. Rekaman CCTV yang menunjukkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar ADP sebelum penemuan jasad, semakin menambah misteri kasus ini.
Publik Menanti Jawaban dan Keadilan
Kematian ADP, seorang diplomat Kemlu yang dikenal berdedikasi dan sering membantu WNI di luar negeri, telah menuai perhatian luas. Tagar #JusticeForDaru bahkan sempat menggema di media sosial, menunjukkan dukungan publik untuk mengungkap kebenaran di balik kasus ini. Keluarga ADP pun meminta masyarakat untuk terus mengawal proses penyelidikan yang kini ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi lengkap, termasuk pemeriksaan histopatologi, toksikologi, dan patologi, untuk dapat menyimpulkan penyebab pasti kematian ADP. Kemlu RI sendiri meminta publik untuk tidak berspekulasi dan menunggu hasil penyelidikan resmi.
Misteri kematian diplomat Kemlu yang siap bertugas ke Finlandia dan bahkan sudah menjual mobilnya ini menjadi pengingat bahwa kebenaran harus terungkap. Semoga penyelidikan dapat segera memberikan titik terang dan keadilan bagi almarhum serta keluarganya. Mari kita bersama-sama mendoakan agar kasus ini segera terpecahkan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.