Media Israel Kritik Keras Militer Pasca Video Hamas Ungkap Upaya Penculikan Tentara di Gaza

Dipublikasikan 12 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Belakangan ini, jagat maya dihebohkan dengan sebuah video yang dirilis oleh Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas. Video ini bukan sembarang rekaman, melainkan cuplikan yang memperlihatkan detik-detik menegangkan di Jalur Gaza, di mana pejuang Palestina terlibat dalam insiden dengan tentara Israel. Yang menarik, rekaman ini tak hanya menjadi viral, tapi juga memicu gelombang kritik keras dari media Israel terhadap militer mereka. Mengapa demikian? Mari kita selami lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa insiden ini begitu penting dalam dinamika konflik Israel-Palestina yang tak kunjung usai.

Media Israel Kritik Keras Militer Pasca Video Hamas Ungkap Upaya Penculikan Tentara di Gaza

Ilustrasi untuk artikel tentang Media Israel Kritik Keras Militer Pasca Video Hamas Ungkap Upaya Penculikan Tentara di Gaza

Artikel ini akan membahas detail video tersebut, alasan di balik kritik pedas media Israel, serta gambaran terkini mengenai kekuatan dan strategi kedua belah pihak di medan perang. Memahami peristiwa ini akan membantu kita melihat lebih jelas kompleksitas dan tantangan yang dihadapi dalam konflik yang terus bergejolak.

Video Mengejutkan yang Mengguncang Narasi Resmi Israel

Pada hari Kamis, 10 Juli 2025, Brigade al-Qassam Hamas merilis sebuah video yang langsung menyita perhatian dunia. Rekaman tersebut memperlihatkan pejuang mereka menargetkan sebuah buldoser Israel dengan rudal anti-tank buatan lokal di daerah Abasan al-Kabira, sebelah timur Khan Younis, Gaza selatan.

Dalam video itu, terlihat jelas seorang tentara cadangan Israel, Avraham Azulay, melompat keluar dari buldoser setelah serangan. Kemudian, ia terlihat tergeletak di tanah di dekat para pejuang Hamas. Yang paling mengejutkan, rekaman itu menunjukkan pejuang Hamas menyita senjatanya sebelum mundur dari lokasi kejadian.

Hamas mengklaim bahwa para pejuangnya “berusaha menangkap salah satu tentara, tetapi karena kondisi medan perang, hal itu tidak memungkinkan, sehingga mereka melumpuhkannya dan menyita senjatanya.” Pernyataan ini cukup berbeda dengan narasi awal dari militer Israel (IDF) yang menyatakan bahwa penyelidikan awal mereka menemukan pejuang Hamas muncul dari terowongan, menyerang pasukan Israel, dan berusaha menculik Azulay. Bahkan, IDF juga menuduh video tersebut sengaja disensor untuk tidak menampilkan Azulay yang melawan sebelum tewas. Perbedaan versi kejadian inilah yang menjadi pemicu utama kegaduhan di ranah publik Israel.

Mengapa Kritik Media Israel Muncul? Kelemahan Perlindungan Terkuak

Video tersebut, yang secara visual menampilkan momen kritis, memicu gelombang kritik di media lokal Israel. Para komentator dan analis menuduh militer Israel gagal melindungi prajuritnya secara memadai di lapangan dan mengulangi kesalahan yang sama terhadap pejuang Hamas.

Salah satu poin utama yang disoroti adalah penggunaan buldoser sipil yang tidak dilapisi baja untuk operasi garis depan oleh IDF. Ini bukan hal baru. Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, kendaraan militer IDF mengalami keausan parah, sehingga seringkali mereka terpaksa menggunakan peralatan sipil yang kurang protektif. Bayangkan saja, mengirim seseorang ke medan perang dengan pelindung seadanya, tentu risiko yang diambil sangat besar. Operator buldoser sipil ini menjadi sangat rentan, bahkan terhadap tembakan senjata ringan sekalipun.

  • Poin Penting Kritikan:
    • Militer dinilai tidak memberikan perlindungan yang memadai bagi tentaranya.
    • Penggunaan kendaraan sipil tanpa lapisan baja meningkatkan risiko korban jiwa di pihak IDF.
    • Fakta bahwa Israel baru-baru ini menerima puluhan buldoser D-9 dari Amerika Serikat, namun kendaraan-kendaraan itu belum dilengkapi perlindungan baja, semakin memperparah kekhawatiran.

Kondisi ini seolah membuka tabir kelemahan IDF dalam hal perlindungan pasukan di lapangan, sebuah isu yang sangat sensitif di tengah publik Israel.

Kekuatan dan Strategi Hamas yang Tak Terduga

Meskipun Israel berkali-kali mengklaim telah melemahkan Hamas, video dan laporan terbaru menunjukkan gambaran yang berbeda. Setelah hampir dua tahun berperang, Hamas tetap menjadi lawan yang tangguh dan mampu mempertahankan serangan-serangan di Gaza. Media Israel sendiri mengakui bahwa Hamas belum hancur dan terus membangun kembali kemampuannya di area-area yang tidak dijangkau oleh tentara Israel.

  • Taktik dan Kemampuan Hamas:
    • Intelijen Akurat: Hamas dilaporkan menggunakan intelijen lapangan untuk memandu operasi mereka, memungkinkan serangan yang presisi dan terorganisir, bahkan di bawah tekanan militer yang berat.
    • Reorganisasi Komando: Kelompok ini berhasil menunjuk komandan lapangan baru dan mengaktifkan jaringan “gerilya militer” yang menerima arahan dari pimpinan pusat.
    • Serangan Presisi: Mereka melancarkan serangan penembak jitu, tembakan senjata ringan, peluncuran rudal dan mortir anti-tank, serta peledakan alat peledak jarak jauh yang menargetkan kendaraan militer Israel.
    • Kondisi Medan: Peningkatan suhu dan kelembapan di Jalur Gaza juga disebut berdampak buruk pada kinerja tentara Israel, menurunkan kewaspadaan operasional mereka, dan memberikan peluang lebih besar bagi pejuang Hamas.
    • Jumlah Pejuang dan Terowongan: Diperkirakan Hamas masih memiliki sekitar 40.000 pejuang di Gaza, sejalan dengan jumlah sebelum perang Oktober 2023. Jaringan terowongan mereka yang luas (lebih dari 500 kilometer) sebagian besar masih utuh.

Penilaian intelijen AS pada Januari 2025 bahkan menunjukkan bahwa Hamas telah merekrut 10.000 hingga 15.000 pejuang baru dalam 15 bulan terakhir, untuk mengkompensasi kerugian selama konflik. Ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi serangan intens, Hamas masih memiliki kapasitas untuk beradaptasi dan terus melawan.

Dampak Konflik dan Tekanan Internasional

Konflik yang berkepanjangan ini terus menelan korban jiwa. Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 57.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 137.000 lainnya terluka di Jalur Gaza. Angka ini terus bertambah seiring dengan serangan udara dan operasi militer Israel yang berlanjut.

Israel sendiri menghadapi tekanan internasional yang semakin besar untuk menghentikan pertempuran dan mencapai kesepakatan diplomatik dengan Hamas, terutama untuk membebaskan sekitar 100 sandera yang masih ditahan. Amerika Serikat, melalui utusan khusus Presiden AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff, bahkan secara terbuka mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dianggap sengaja memperpanjang perang di Jalur Gaza.

Meskipun ada negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung di Doha, jalan menuju perdamaian masih terjal. Israel menyatakan bersedia merundingkan gencatan senjata permanen jika gencatan senjata sementara tercapai, namun Netanyahu tetap bersikeras untuk mengalahkan Hamas terlebih dahulu. Sementara itu, Hamas sendiri menolak kesepakatan parsial, menunjukkan betapa rumitnya mencapai titik temu dalam konflik ini.

Kesimpulan

Video yang dirilis Hamas ini tidak hanya mengungkap insiden di lapangan, tetapi juga memicu gelombang kritik internal yang signifikan di Israel, menyoroti kelemahan militer mereka dalam melindungi tentaranya. Di sisi lain, video ini juga menunjukkan bahwa Hamas, meskipun terus-menerus diserang, masih memiliki kemampuan dan strategi yang efektif.

Konflik ini adalah cerminan dari kompleksitas hubungan antara Israel dan Palestina, di mana setiap insiden kecil dapat memicu reaksi berantai dan memperdalam perdebatan. Dengan tekanan internasional yang terus meningkat dan korban jiwa yang tak henti-hentinya berjatuhan, harapan akan adanya solusi damai menjadi semakin mendesak. Mari kita terus ikuti perkembangan situasi ini dengan pikiran terbuka dan empati terhadap semua pihak yang terdampak.