Krisis Iklim Makin Serius, Anak Muda Yogyakarta Temui Wali Kota Sampaikan Tuntutan

Dipublikasikan 10 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Krisis iklim bukan lagi isu jauh di luar sana, tapi sudah sangat terasa dampaknya di sekitar kita, termasuk di Yogyakarta. Berbagai masalah lingkungan seperti cuaca ekstrem, air tanah yang menipis, sampai risiko banjir dan kekeringan jadi ancaman nyata.

Krisis Iklim Makin Serius, Anak Muda Yogyakarta Temui Wali Kota Sampaikan Tuntutan

Ilustrasi: Generasi muda Yogyakarta dengan tegas menyuarakan kepedulian terhadap krisis iklim di hadapan Wali Kota, menuntut aksi nyata untuk masa depan kota.

Melihat kondisi ini, sekelompok anak muda dari Asian Young People for Action (AYA) Regional Yogyakarta tidak tinggal diam. Mereka memilih untuk langsung menemui Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, untuk menyampaikan keresahan dan tuntutan mereka. Artikel ini akan membahas apa saja yang mereka suarakan dan mengapa langkah ini penting bagi masa depan Yogyakarta. Mari kita pahami lebih lanjut agar kita semua bisa ikut bergerak menjaga lingkungan!

Apa Itu Krisis Iklim dan Dampaknya di Yogyakarta?

Krisis iklim adalah perubahan besar pada pola cuaca global yang disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama emisi gas rumah kaca. Di Yogyakarta sendiri, dampaknya sudah mulai terlihat dan dirasakan banyak orang.

Beberapa masalah yang disoroti AYA Yogyakarta terkait krisis iklim di DIY antara lain:

  • Cuaca Ekstrem: Perubahan musim yang tidak menentu, hujan lebat tiba-tiba, atau panas terik berkepanjangan.
  • Berkurangnya Cadangan Air Tanah: Ini masalah serius, apalagi di kota besar seperti Jogja yang kebutuhannya terus meningkat.
  • Alih Fungsi Lahan Hijau: Banyak lahan hijau yang seharusnya jadi paru-paru kota kini berganti bangunan, membuat resapan air berkurang dan suhu meningkat.
  • Risiko Banjir dan Kekeringan: Dua sisi mata uang yang sama-sama merugikan. Saat hujan deras bisa banjir, tapi saat kemarau panjang bisa kekeringan.

Dampak-dampak ini tentu saja tidak merata. Kelompok rentan seperti perempuan, petani kecil, dan warga miskin kota adalah yang paling merasakan beratnya akibat krisis iklim ini. Mereka kesulitan beradaptasi dan seringkali kehilangan mata pencaharian.

AYA Yogyakarta Bersuara: Audiensi dengan Wali Kota

Pada Rabu, 2 Juli lalu, AYA Regional Yogyakarta beraudiensi dengan Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Balai Kota Jogja. Acara yang bertajuk “Merawat Bumi Lewat Kata dan Aksi” ini sengaja digelar dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap 5 Juni.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia memang jadi momentum penting untuk mengingatkan kita semua, termasuk pemerintah dan masyarakat, agar lebih peduli dan aktif menjaga kelestarian alam. AYA Yogyakarta memanfaatkan momen ini untuk menyampaikan suara anak muda yang resah akan masa depan lingkungan di kota mereka.

Tuntutan AYA: Libatkan Anak Muda dalam Solusi Krisis Iklim

Dalam audiensi tersebut, AYA tidak hanya menyampaikan keresahan, tapi juga membawa sejumlah tuntutan konkret. Mereka menekankan pentingnya kolaborasi yang terintegrasi untuk menghadapi krisis iklim secara efektif.

Salah satu poin utama yang mereka sampaikan adalah bahwa partisipasi anak muda tidak boleh hanya simbolik. Anak muda harus dilibatkan secara nyata dalam pembuatan kebijakan, terutama di beberapa sektor kunci. Tuntutan utama AYA meliputi:

  • Transisi Energi Terbarukan: Mendorong penggunaan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
  • Penciptaan Ruang Terbuka Hijau Inklusif: Memperbanyak area hijau yang bisa diakses dan dinikmati semua kalangan.
  • Penyediaan Fasilitas Publik yang Ramah Lingkungan: Contohnya transportasi publik yang efisien dan minim emisi.

Wahyu Aji dari AYA menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak, terutama kelompok yang selama ini rentan terhadap dampak krisis iklim.

“Anak muda, perempuan, dan kelompok rentan harus dilibatkan aktif dalam solusi krisis iklim. Ini bukan hanya soal keadilan sosial, tetapi keadilan ekologis,” tegas Wahyu.

Respon Wali Kota dan Harapan Aksi Nyata

Dari audiensi ini, AYA Yogyakarta mendapatkan respons positif, bahkan disebut sebagai “tantangan aksi nyata” dari Wali Kota Hasto Wardoyo. Ini menunjukkan bahwa pemerintah kota menyadari urgensi masalah ini dan membuka pintu bagi keterlibatan aktif dari berbagai pihak, termasuk anak muda.

Harapannya, respons ini tidak berhenti di meja audiensi saja, tapi benar-benar diterjemahkan menjadi kebijakan dan program yang konkret. Keterlibatan anak muda dengan ide-ide segar dan semangat juang mereka bisa menjadi kekuatan besar dalam upaya menjaga dan merawat lingkungan di Yogyakarta.

Kesimpulan

Krisis iklim adalah ancaman nyata yang sudah kita rasakan dampaknya di Yogyakarta. Upaya AYA Regional Yogyakarta untuk beraudiensi dengan Wali Kota adalah langkah penting dalam menyuarakan keresahan dan tuntutan anak muda. Mereka menekankan perlunya keterlibatan aktif anak muda, perempuan, dan kelompok rentan dalam mencari solusi nyata, mulai dari transisi energi hingga penciptaan ruang hijau.

Semoga audiensi ini menjadi awal dari kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah kota dan komunitas anak muda, demi terwujudnya Yogyakarta yang lebih lestari dan tangguh menghadapi tantangan krisis iklim di masa depan. Mari kita semua, sebagai warga Yogyakarta, ikut berkontribusi aktif dalam menjaga bumi kita!