Kisah Sahdan: Ketua RT 19 Tahun di Koja Jakarta Utara, Bikin Gebrakan Luar Biasa dan Viral!

Dipublikasikan 13 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

“Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Kutipan ikonik dari Bapak Proklamator kita, Soekarno, ini seolah menemukan bukti nyatanya di gang-gang sempit Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara. Di tengah anggapan bahwa pemimpin lingkungan haruslah sosok senior nan penuh pengalaman, muncul sebuah kisah Sahdan, seorang pemuda yang baru berusia 19 tahun namun sudah berani mengemban amanah sebagai Ketua RT.

Kisah Sahdan: Ketua RT 19 Tahun di Koja Jakarta Utara, Bikin Gebrakan Luar Biasa dan Viral!

Ketua RT 19 Koja Utara, Sahdan, buktikan kutipan Soekarno hidup di gang sempit Rawa Badak Selatan dengan gebrakan luar biasa yang viral.

Bukan sekadar menjabat, Sahdan Ketua Koja ini langsung bikin gebrakan yang mengagetkan banyak pihak, bahkan sampai bikin lurah setempat keheranan! Penasaran bagaimana kiprah Ketua RT Gen Z ini bisa viral dan menginspirasi? Yuk, kita selami lebih dalam ceritanya.

Anak Muda Pimpin Lingkungan: Siapa Sahdan Arya Maulana?

Mungkin Anda bertanya-tanya, siapa sebenarnya sosok pemuda bernama Sahdan ini? Di usianya yang masih sangat belia, ia sudah dipercaya memimpin sebuah rukun tetangga.

Dari Mahasiswa Teknik Industri Menjadi Ketua RT Termuda

Nama lengkapnya adalah Sahdan Arya Maulana. Pada usianya yang baru menginjak 19 tahun, Sahdan terpilih menjadi Ketua RT 07 RW 08, Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Bayangkan, saat teman-teman sebayanya masih disibukkan dengan tugas kuliah atau nongkrong, Sahdan sudah memikul tanggung jawab besar. Ia adalah mahasiswa semester empat jurusan Teknik Industri di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Tidak sendiri, Sahdan ditemani dua sahabat karibnya sejak kecil: Vemmas Wahyu Rianto (20) sebagai sekretaris dan Riski Saputra (21) sebagai bendahara. Mereka bertiga menunjukkan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk berbuat sesuatu yang besar bagi lingkungan.

Cita-Cita Besar: Gubernur Jakarta Dimulai dari RT

Ada alasan kuat di balik keputusan Sahdan untuk maju sebagai Ketua RT. Ia mengaku ingin memberikan manfaat nyata bagi lingkungan tempatnya dilahirkan dan dibesarkan. Namun, lebih dari itu, Sahdan memiliki cita-cita yang jauh lebih besar: menjadi Gubernur DKI Jakarta di kemudian hari.

“Karena cita-citanya pengen jadi Gubernur Jakarta,” ujar Sahdan lugas. Menurutnya, memimpin di tingkat RT adalah langkah awal yang sangat penting untuk membangun pengalaman dan mengasah kemampuan kepemimpinannya dalam dunia politik.

Gebrakan Awal yang Mengagetkan: Jalan Rusak Langsung Dicor!

Baru dua bulan menjabat sejak terpilih pada Mei 2025, Sahdan langsung tancap gas dengan gebrakan yang mencuri perhatian. Bukan janji-janji manis, tapi aksi nyata!

Modal Nekat dan Swadaya: Tanpa Bantuan Pemerintah

Salah satu masalah klasik di banyak lingkungan adalah jalan rusak. Di RT 07 RW 08 Koja, kondisi jalan sudah lama dikeluhkan warga namun tak kunjung diperbaiki oleh pengurus sebelumnya. Begitu Sahdan menjabat, ia langsung bergerak cepat.

“Kita baru berjalan dua bulan, kita sudah memiliki gebrakan pengecoran ya, yang akhirnya viral,” kata Sahdan.

Awalnya, proyek pengecoran jalan sepanjang 100 meter di Jalan Kelapa Hijau ini direncanakan sebulan ke depan. Namun, ada insiden mendesak: sebuah truk terguling dan membuat jalan semakin parah. Tanpa pikir panjang, Sahdan dan timnya memutuskan untuk langsung memperbaiki jalan malam itu juga.

Yang lebih mencengangkan, perbaikan jalan dengan anggaran sekitar Rp 20-23 juta ini dilakukan sepenuhnya secara swadaya. Dana berasal dari kantong pribadi pengurus, donatur, dan yang paling keren: biaya operasional Sahdan sebagai Ketua RT sama sekali tidak ia sentuh, melainkan dialihkan seluruhnya untuk pembangunan!

Reaksi Warga dan Lurah: Antusiasme dan Keterkejutan

Aksi cepat dan mandiri Sahdan ini tentu saja disambut baik oleh warga. Banyak yang antusias turut membantu secara sukarela. Namun, ada satu pihak yang dibuat terkejut luar biasa: Lurah Rawa Badak Selatan!

“Sama sekali tidak ada bantuan atau dorongan dari pemerintah. Sampai lurahnya aja nanya, RT 7 ini dananya dari mana? Baru dua bulan jadi RT kok udah bisa ngecor. Lurahnya juga kaget sama kita,” cerita Sahdan sambil tersenyum. Keterkejutan lurah inilah yang kemudian membuat kisah Sahdan Ketua RT 19 tahun di Koja ini menjadi viral di media sosial dan pemberitaan.

Tantangan dan Dukungan di Balik Kepemimpinan Gen Z

Meskipun kini menuai pujian, perjalanan Sahdan tidak selalu mulus. Ada keraguan dan cibiran yang harus ia hadapi.

Diremehkan Sesepuh, Dibuktikan dengan Aksi Nyata

Saat mencalonkan diri, Sahdan sempat diremehkan oleh pesaingnya yang usianya jauh lebih tua. “Ada yang nganggep saya sebelah mata, ada yang bilang ‘ini bisa apa sih RT muda?’ Ada pro dan kontra lah,” kenang Sahdan. Beberapa sesepuh bahkan mencibir, “Anak baru lahir kok mau memimpin.”

Namun, keraguan itu ia jawab dengan hasil nyata. Dalam pemilihan Ketua RT, Sahdan berhasil mengalahkan lawannya dengan perolehan suara telak: 126 suara berbanding 17 suara. Kemenangan mutlak ini menjadi bukti kepercayaan warga terhadap kepemimpinan anak muda.

Solidaritas Teman Seperjuangan dan Dukungan Keluarga

Keberhasilan Sahdan tidak lepas dari dukungan kuat di sekitarnya. Vemmas dan Riski, sahabatnya sejak kecil, adalah tulang punggung timnya. Riski bahkan menyatakan, “Sebelum dia mencalonkan sebagai pemimpin, saya bilang ‘saya siap backup dari belakang’ dan membantu dia dari tenaga dan keuangan ataupun pikiran. Jadi saya support dia.” Solidaritas semacam ini sungguh inspiratif.

Selain teman-teman, dukungan penuh juga datang dari keluarga, terutama sang ayah yang selalu membimbing dan mendorongnya. Di kampus, teman-teman Sahdan juga ikut bangga dan suka bercanda memanggilnya “Ketua RT, Ketua RT” dengan nada akrab.

Visi ke Depan Sahdan: Membangun Lingkungan dan Menginspirasi Pemuda

Sahdan tak berpuas diri dengan gebrakan awal. Ia sudah menyiapkan sejumlah program ke depan, mulai dari menyambut hari kemerdekaan, bulan Ramadan, hingga Idul Adha. Target jangka panjangnya adalah menata seluruh infrastruktur RT 07 agar lebih baik dalam lima tahun ke depan.

“Kalau saya sih bisa bantu ya, lima tahun ke depan nanti kita insya Allah kita cor semua sampai ujung. Dengan dana dari pengurus. Kalau bisa kita nanti dikumpulin. Setiap bulan kita kumpulin buat ngecor,” jelasnya optimis.

Ia juga memastikan bahwa iuran warga sebesar Rp 10.000 per bulan hanya digunakan untuk uang keamanan dan keperluan sosial, seperti bantuan bagi warga yang sakit atau meninggal dunia, bukan untuk pembangunan infrastruktur.

Di akhir wawancara, Sahdan menitipkan pesan yang kuat untuk pemuda lainnya di Jakarta, dan di seluruh Indonesia:

“Marilah kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi warga dan manusia juga, karena kalau enggak dari muda kapan lagi kita menjadi orang yang baik dan bermanfaat? Setop tawuran.”

Kesimpulan

Kisah Sahdan Ketua Koja usia 19 tahun bikin banyak orang sadar bahwa usia bukanlah patokan utama dalam kepemimpinan. Dengan semangat, keberanian, dan niat tulus untuk berbakti, seorang pemuda pun bisa membawa perubahan nyata yang positif bagi lingkungannya. Sahdan Arya Maulana adalah contoh nyata bahwa Ketua RT Gen Z bisa menjadi agen perubahan, menginspirasi banyak orang, dan membuktikan bahwa mimpi besar bisa dimulai dari hal kecil di lingkungan sekitar kita. Semoga kisah inspiratif ini bisa menular ke lebih banyak anak muda di seluruh Indonesia!