Apa Kewarganegaraan Direktur RS Indonesia di Gaza yang Dibunuh Israel?

Dipublikasikan 4 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Tragedi kembali menyelimuti Jalur Gaza, Palestina. Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dr. Marwan Al Sultan, dilaporkan tewas dalam serangan brutal Israel pada Rabu (2/7). Berita duka ini tentu memicu banyak pertanyaan, salah satunya tentang siapa sebenarnya sosok dr. Marwan dan apa kewarganegaraannya, mengingat nama “Rumah Sakit Indonesia” seringkali membuat kita bertanya-tanya.

Apa Kewarganegaraan Direktur RS Indonesia di Gaza yang Dibunuh Israel?

Ilustrasi: Misteri kewarganegaraan Direktur RS Indonesia di Gaza yang tewas dalam serangan Israel terkuak.

Artikel ini akan mengupas tuntas profil dr. Marwan Al Sultan, menguak kewarganegaraannya, hingga kronologi tragis yang merenggut nyawanya beserta keluarga. Mari kita pahami bersama informasi penting ini agar tidak ada kesalahpahaman dan kita bisa melihat gambaran utuh dari peristiwa yang menyayat hati ini.

Siapa dr. Marwan Al Sultan? Sosok di Balik RS Indonesia Gaza

dr. Marwan Al Sultan adalah sosok penting yang memimpin operasional Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza. Beliau dikenal sebagai konsultan kardiologi intervensional, seorang ahli jantung yang memiliki banyak pengalaman. Selama ini, dr. Marwan menjadi salah satu sumber utama yang melaporkan kondisi warga Palestina dan situasi terkini di Gaza kepada dunia, termasuk kepada organisasi relawan Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C).

Dedikasinya tak diragukan. Ia banyak bekerja sama erat dengan tim kemanusiaan internasional dari berbagai negara seperti Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, dan Maroko, demi menyediakan layanan medis vital bagi rakyat Palestina di tengah ancaman serangan Israel dan keterbatasan yang parah.

Bukan WNI, Ini Kewarganegaraan Resmi dr. Marwan Al Sultan

Meskipun memimpin Rumah Sakit yang dibangun atas donasi dan dukungan dari masyarakat Indonesia, dr. Marwan Al Sultan ternyata bukan warga negara Indonesia (WNI).

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) melalui Direktur Pelindungan WNI, Judha Nugraha, telah menegaskan hal ini.

“Kami turut berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan. Almarhum bukan warga negara Indonesia,” kata Judha.

Konfirmasi serupa juga datang dari Sekretaris MER-C, Rima.

“Dokter Marwan orang Gaza, bukan WNI,” ujarnya.

Jadi, jelas bahwa dr. Marwan Al Sultan adalah warga negara Palestina, yang lahir dan besar di Gaza. Selama ini, Rumah Sakit Indonesia di Gaza memang dipimpin oleh tenaga medis lokal dari Palestina.

Kronologi Serangan Brutal Israel yang Merenggut Nyawa dr. Marwan dan Keluarga

dr. Marwan Al Sultan meninggal dunia pada Rabu (2/7) setelah kediamannya di Gaza City diserang pasukan Israel. Tragisnya, beliau tewas bersama istri dan anak-anaknya di tempat tinggal sementara mereka.

Putri dr. Al Sultan, Lubna, menceritakan detik-detik mengerikan itu.

“Persis di tempat dia berada, tepat mengarah kepadanya,” kata Lubna kepada Associated Press, mengacu pada rudal pesawat tempur F-16 yang menargetkan kamar ayahnya. “Semua kamar di rumah itu utuh kecuali kamarnya yang terkena rudal.”

Kementerian Kesehatan Gaza mengutuk keras serangan ini, menekankan bahwa dr. Marwan adalah tenaga medis sekaligus warga sipil yang tidak terlibat konflik. Militer Israel sendiri mengklaim menyerang “teroris utama” Hamas di wilayah Gaza City dan menyatakan akan meninjau laporan adanya “warga sipil yang tak terlibat” yang turut menjadi korban. Namun, keluarga dr. Al Sultan menegaskan beliau tidak terlibat dengan kelompok milisi manapun.

Serangan yang menewaskan dr. Marwan ini menambah panjang daftar tenaga medis yang menjadi korban konflik di Gaza. Menurut data PBB, sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023, lebih dari 1.400 tenaga medis tewas akibat serangan Israel.

Dedikasi Tanpa Batas: Perjuangan dr. Marwan untuk Kemanusiaan di Gaza

dr. Marwan Al Sultan adalah simbol dedikasi dan keteguhan. MER-C Indonesia menggambarkannya sebagai sosok yang “tanpa henti memimpin RS Indonesia dalam situasi sulit, menyediakan layanan medis penting bagi rakyat Palestina meskipun terus-menerus menghadapi ancaman serangan udara Israel dan keterbatasan yang parah.”

Bahkan, ketika Rumah Sakit Indonesia dikepung dan seluruh staf medis serta pasien dipaksa evakuasi pada Desember 2024, dr. Al Sultan tidak menyerah. Ia tetap tinggal di Gaza utara dan bergegas kembali ke fasilitas medis itu untuk melanjutkan operasi begitu pengepungan selesai, terutama saat gencatan senjata Januari 2025.

Kementerian Kesehatan Gaza menggambarkannya sebagai sosok yang penuh kasih sayang.

“Ia menjadi simbol dedikasi, keteguhan, dan ketulusan di saat-saat tersulit dan saat-saat paling berat yang dialami rakyat kita yang terus-menerus mengalami agresi,” demikian pernyataan Kemkes Gaza.

Dalam pesan terakhirnya, dr. Marwan bahkan sempat meminta pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk mendesak Israel menghentikan agresi dan memberlakukan gencatan senjata.

Reaksi dan Harapan Indonesia atas Tragedi Ini

Kematian dr. Marwan Al Sultan memicu kecaman keras dari Indonesia. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan duka cita mendalam dan mengutuk serangan Israel tersebut.

“Indonesia mengapresiasi jasa, komitmen dan perjuangan beliau bagi kemanusiaan dan bagi perdamaian di Palestina,” tulis Kemlu RI melalui akun X-nya.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, juga mengutuk serangan brutal Israel ini, menyebutnya sebagai genosida dan pelanggaran Konvensi Jenewa.

“Israel terus-menerus menunjukkan kejahatannya yang luar biasa. Mereka tidak tunduk pada hukum, juga tidak memiliki komitmen pada kemanusiaan,” kata Sukamta. “Saya mengutuk kebrutalan Israel ini dan menyerukan semua pihak berupaya menghentikan genosida yang dilakukan Israel.”

Indonesia terus mendukung upaya penghentian kekerasan dan pembukaan akses bantuan kemanusiaan seluas-luasnya di Gaza. Rumah Sakit Indonesia sendiri, yang dibangun dengan donasi masyarakat Indonesia sejak 2011, merupakan simbol penting kerja sama dan persahabatan antara Indonesia dan Palestina.

Meskipun dr. Marwan Al Sultan bukan WNI, dedikasi dan pengorbanannya untuk kemanusiaan di Gaza akan selalu dikenang. Tragedi ini menjadi pengingat pahit akan dampak konflik yang tak pandang bulu, bahkan terhadap mereka yang berjuang menyelamatkan nyawa. Semoga perjuangan dr. Marwan menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menyuarakan perdamaian dan kemanusiaan.