Kesehatan Seksual Perempuan Lanjut Usia: Kenapa Sering Terabaikan dan Bagaimana Mengatasinya?

Dipublikasikan 17 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Bayangkan jika ada bagian penting dari kehidupan seseorang yang sering kali luput dari perhatian, padahal dampaknya sangat besar bagi kebahagiaan dan kualitas hidup. Inilah yang kerap terjadi pada kesehatan seksual perempuan lanjut usia. Topik ini sering dianggap tabu, jarang dibicarakan, dan bahkan minim mendapatkan penanganan medis yang memadai. Padahal, kebutuhan akan keintiman dan kesejahteraan seksual tidak serta-merta menghilang seiring bertambahnya usia. Artikel ini akan membuka mata kita tentang mengapa isu ini begitu penting dan bagaimana kita bisa mendukung para perempuan di usia emas mereka agar tetap sehat dan bahagia.

Kesehatan Seksual Perempuan Lanjut Usia: Kenapa Sering Terabaikan dan Bagaimana Mengatasinya?

Kesehatan seksual perempuan lanjut usia kerap terabaikan, padahal tetap esensial untuk kebahagiaan dan kualitas hidup di usia senja.

Mengapa Kesehatan Seksual Lansia Tetap Penting?

Mungkin banyak yang berpikir bahwa kesehatan seksual hanya relevan bagi mereka yang berada di masa produktif atau usia muda. Namun, faktanya, kebutuhan akan hubungan yang sehat dan memuaskan tetap menjadi bagian integral dari kualitas hidup di setiap fase kehidupan perempuan.

Sebuah penelitian dari Study of Women’s Health Across the Nation (SWAN) menunjukkan bahwa lebih dari 75% perempuan paruh baya menganggap seks sebagai hal yang penting dalam hidup mereka. Yang lebih mengejutkan, sekitar 37% perempuan di atas usia 65 tahun, bahkan 10% yang berusia lebih dari 85 tahun, tetap aktif secara seksual. Ini membuktikan bahwa minat dan pentingnya hubungan intim tidak menghilang begitu saja.

Hubungan seksual bukan hanya soal fisik. Ia berperan penting dalam memperkuat ikatan emosional dengan pasangan, memberikan rasa dicintai, dan mengurangi rasa kesepian. Lebih dari itu, aktivitas seksual secara fisik juga membawa manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sirkulasi darah, menjaga fleksibilitas tubuh, dan merangsang pelepasan hormon bahagia (endorfin), yang semuanya berkontribusi pada kesejahteraan mental dan fisik secara keseluruhan.

Tantangan Kesehatan Seksual yang Dihadapi Perempuan Lanjut Usia

Meski kesehatan seksual perempuan lanjut usia itu penting, ada banyak tantangan yang membuat isu ini sering terabaikan.

Perubahan Fisik dan Hormonal Akibat Menopause

Salah satu perubahan paling signifikan yang dialami perempuan adalah menopause. Kondisi ini, yang menandai berakhirnya masa reproduksi, membawa serta berbagai perubahan fisik:

  • Penurunan Estrogen: Kadar hormon estrogen yang berkurang drastis menyebabkan jaringan di sekitar vagina menjadi kurang elastis, lebih tipis (atrofi vagina), dan kering. Ini bisa menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan seksual.
  • Berkurangnya Aliran Darah: Aliran darah ke vagina juga berkurang, membuat vagina menjadi lebih pendek, sempit, dan kering.
  • Prolaps Organ Panggul: Melemahnya otot dan jaringan penyangga di panggul terkadang menyebabkan organ seperti kandung kemih atau rahim menonjol ke dalam vagina, yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa malu.
  • Penurunan Testosteron: Meskipun sering dikaitkan dengan pria, penurunan testosteron pada perempuan juga dapat memengaruhi hasrat seksual.

Stigma dan Minimnya Diskusi

Faktor sosial dan budaya juga berperan besar dalam terabaikannya kesehatan seksual perempuan lanjut usia.

  • Tabu dan Anggapan Keliru: Ada anggapan bahwa seksualitas tidak relevan bagi orang tua, sehingga banyak lansia merasa malu untuk mengakui kebutuhan atau masalah seksual mereka.
  • Enggan Berbicara: Akibat stigma ini, perempuan lansia sering enggan membicarakan masalah seksual mereka, bahkan kepada pasangan atau tenaga kesehatan.
  • Minimnya Data dan Penelitian: Sebagian besar penelitian tentang kesehatan seksual selama ini hanya fokus pada kelompok usia paruh baya atau menggabungkan data laki-laki dan perempuan, sehingga informasi spesifik untuk perempuan lansia sangat terbatas. Bahkan, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI/IDHS) hanya mencakup data perempuan usia 15-49 tahun, membuat perempuan di atas usia tersebut tidak terwakili dalam data nasional.

Kondisi Medis dan Psikologis Lainnya

Selain perubahan alami, beberapa kondisi kesehatan juga bisa memengaruhi fungsi seksual:

  • Penyakit Kronis: Diabetes, aterosklerosis, infeksi saluran kemih, artritis, dan hipertensi sering kali memengaruhi stamina dan gairah seksual.
  • Penyakit Seksual Menular (PSM): Lansia juga tidak kebal terhadap PSM. Kurangnya pemahaman tentang praktik seks aman atau perubahan kekebalan tubuh bisa meningkatkan risiko.
  • Masalah Psikologis: Stres, kecemasan, depresi, atau empty nest syndrome (perasaan hampa saat anak dewasa meninggalkan rumah) dapat menurunkan gairah seksual dan memengaruhi kesejahteraan emosional secara keseluruhan.

Membuka Jalan: Solusi dan Dukungan untuk Kesehatan Seksual Lansia

Meskipun tantangannya beragam, bukan berarti kesehatan seksual perempuan lanjut usia tidak bisa diupayakan. Ada banyak cara untuk mendukung dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Pentingnya Komunikasi Terbuka

Langkah pertama yang paling krusial adalah komunikasi terbuka.

  • Dengan Pasangan: Duduklah bersama pasangan dan bicarakan secara tenang tentang kebutuhan, kekhawatiran, atau keinginan yang selama ini terpendam. Saling memahami dan mendukung adalah kunci keharmonisan.
  • Dengan Tenaga Kesehatan: Jangan ragu atau malu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan. Dr. Stephanie Faubion, Direktur Medis The Menopause Society, menekankan pentingnya skrining rutin di klinik kesehatan perempuan untuk mendeteksi masalah seksual sejak dini.

Dukungan Medis dan Terapi

Banyak solusi medis yang tersedia untuk mengatasi masalah disfungsi seksual pada perempuan lansia:

  • Terapi Hormonal: Untuk mengatasi kekeringan vagina atau nyeri akibat menopause, dokter dapat merekomendasikan terapi hormon vagina, seperti estrogen dosis rendah dalam bentuk krim, tablet, atau cincin.
  • Pelumas: Penggunaan pelumas berbahan dasar air atau silikon dapat sangat membantu mengurangi ketidaknyamanan saat berhubungan intim.
  • Konseling: Jika masalah lebih ke arah psikologis atau emosional, konseling profesional dapat membantu mengelola stres, kecemasan, atau meningkatkan body image.
  • Peran Bidan Desa: Di daerah pedesaan, bidan desa memiliki peran penting dalam memberikan edukasi, pemeriksaan rutin, dan pendampingan bagi lansia terkait kesehatan reproduksi mereka.

Gaya Hidup Sehat dan Lingkungan Suportif

Selain intervensi medis, menjaga gaya hidup sehat dan menciptakan lingkungan yang mendukung juga sangat penting:

  • Aktivitas Fisik Ringan: Olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga dapat meningkatkan sirkulasi darah, menjaga stamina, dan mendukung fungsi seksual.
  • Pola Makan Seimbang: Mengonsumsi makanan bergizi, kaya antioksidan dan vitamin, membantu menjaga tubuh tetap bugar dan mendukung produksi hormon.
  • Hindari Kebiasaan Buruk: Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol sangat penting untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk kesehatan seksual.
  • Pemantauan Kesehatan Rutin: Mengontrol tekanan darah, gula darah, dan kolesterol secara teratur penting untuk mencegah atau mengelola penyakit kronis yang bisa memengaruhi fungsi seksual.
  • Edukasi Masyarakat: Masyarakat perlu diedukasi untuk mengubah cara pandang mereka terhadap lansia dan seksualitas. Kampanye kesadaran dan program komunitas dapat membantu menghilangkan stigma dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.

Kesimpulan

Kesehatan seksual perempuan lanjut usia adalah hak asasi yang tidak mengenal batas usia. Mengabaikannya berarti mengabaikan sebagian penting dari kualitas hidup dan kebahagiaan mereka. Dengan memahami perubahan tubuh, menjaga gaya hidup sehat, melakukan komunikasi terbuka, dan mendapatkan dukungan medis yang tepat, perempuan di usia emas dapat tetap menikmati kehidupan seksual yang memuaskan dan bermakna. Ini bukan hanya tentang kepuasan fisik, tetapi juga tentang kesejahteraan emosional, rasa dicintai, dan hubungan yang lebih erat dengan pasangan. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan terbuka bagi kesehatan seksual perempuan lanjut usia!

FAQ

Tanya: Mengapa kesehatan seksual perempuan lanjut usia sering terabaikan?
Jawab: Isu ini dianggap tabu, jarang dibicarakan, dan minim mendapatkan penanganan medis yang memadai.

Tanya: Apakah perempuan lanjut usia masih memiliki kebutuhan dan aktivitas seksual?
Jawab: Ya, penelitian menunjukkan bahwa banyak perempuan di atas usia 65 tahun masih aktif secara seksual dan menganggap seks penting dalam hidup mereka.

Tanya: Apa saja manfaat kesehatan seksual bagi perempuan lanjut usia?
Jawab: Hubungan seksual berperan penting dalam kebahagiaan dan kualitas hidup, bukan hanya dari sisi fisik tetapi juga emosional.