Yogyakarta, zekriansyah.com – Pandemi Covid-19 menyisakan banyak luka, terutama bagi mereka yang kehilangan orang tercinta. Salah satu isu paling sensitif dan kontroversial adalah kebijakan penanganan panti jompo, khususnya di Inggris. Mantan Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, baru-baru ini menjadi sorotan dalam penyelidikan Covid-19, di mana ia membela keputusannya di awal pandemi sebagai “pilihan paling buruk yang tersedia.”
Ilustrasi: Wajah-wajah pilu para lansia di panti jompo Inggris, saksi bisu kebijakan pandemi yang dikritik pedas.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa kebijakan tersebut diambil, dampaknya yang tragis, serta reaksi dari berbagai pihak, terutama keluarga korban. Dengan membaca ini, Anda akan memahami lebih dalam kompleksitas keputusan yang diambil di masa krisis dan pelajaran berharga untuk masa depan.
Awal Pandemi: Kebijakan Pemindahan Pasien ke Panti Jompo
Ketika pandemi Covid-19 melanda di awal tahun 2020, sistem kesehatan di banyak negara terancam lumpuh. Di Inggris, untuk mencegah NHS (National Health Service) kewalahan dan membebaskan tempat tidur rumah sakit, pasien-pasien dengan cepat dipulangkan ke panti jompo.
Namun, ada masalah besar:
- Tidak ada tes wajib: Hingga pertengahan April, tidak ada kebijakan yang mengharuskan pasien dites Covid-19 sebelum dipulangkan ke panti jompo.
- Tidak ada isolasi bagi OTG: Pasien tanpa gejala (OTG) juga tidak diwajibkan isolasi, padahal kesadaran akan risiko penularan dari OTG sudah meningkat.
Kebijakan ini, yang secara formal merupakan keputusan pemerintah dan disetujui Perdana Menteri saat itu, Boris Johnson, disebut-sebut didorong oleh Kepala Eksekutif NHS, Sir Simon Stevens. Matt Hancock sendiri menyatakan bertanggung jawab atas keputusan tersebut sebagai Menteri Kesehatan.
Dampak Tragis: Puluhan Ribu Kematian di Panti Jompo
Keputusan ini berbuah duka mendalam. Data menunjukkan bahwa lebih dari 43.000 orang di panti jompo di Inggris meninggal dunia akibat Covid-19 antara Maret 2020 hingga Juli 2022. Angka ini mencakup sebagian besar kematian di awal-awal pandemi.
Seorang pegawai negeri sipil bahkan menyebut tingginya angka kematian di panti jompo sebagai “pembantaian generasi” (“generational slaughter”). Virus menyebar dengan sangat cepat di lingkungan panti jompo karena beberapa faktor:
- Lingkungan padat: Panti jompo menampung banyak lansia dalam jarak dekat.
- Kebutuhan perawatan intensif: Penghuni membutuhkan perawatan langsung setiap hari.
- Penyebaran asimtomatik: Orang bisa menularkan virus tanpa menyadarinya.
Di Amerika Serikat, sekitar 40% dari seluruh kematian Covid-19 terkait dengan fasilitas perawatan jangka panjang. Sementara itu, Kanada bahkan memiliki rekor terburuk di antara negara-negara kaya, dengan 69% dari total kematian Covid-19 terjadi di panti jompo.
Pembelaan Matt Hancock: “Pilihan Paling Buruk”
Dalam sesi penyelidikan Covid-19, Matt Hancock mengakui bahwa kebijakan pemulangan pasien ini adalah “isu yang sangat kontroversial.” Namun, ia bersikeras bahwa pada saat itu, tidak ada alternatif lain yang tersedia yang bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa.
“Tidak ada yang bisa memberi saya alternatif yang tersedia saat itu yang akan menyelamatkan lebih banyak nyawa,” kata Hancock. “Itu adalah keputusan paling buruk yang bisa diambil saat itu.”
Hancock juga mengakui bahwa departemennya sangat sibuk, berjuang menghadapi keadaan darurat sipil terbesar dalam 100 tahun. Ia menegaskan bahwa pemerintah telah “mencoba” untuk menciptakan “lingkaran pelindung” di sekitar panti jompo, meskipun pada akhirnya lingkaran itu tidak sempurna dan tidak mampu melindungi sepenuhnya.
Kemarahan Keluarga Korban dan Putusan Pengadilan
Pembelaan Hancock menuai kritik keras dari keluarga yang berduka. Nicola Brook, seorang pengacara yang mewakili ribuan keluarga korban, menyebut pernyataan Hancock sebagai “penghinaan terhadap ingatan setiap orang yang meninggal.”
“Sangat konyol dan menghina bahwa dia mengatakan mereka mencoba membuat lingkaran pelindung di sekitar panti jompo, padahal kebijakan departemennya menyebabkan Covid menyebar seperti api di antara orang-orang yang paling rentan dan dicintai di masyarakat,” ujar Brook.
Keluarga korban sebelumnya menyebut frasa “lingkaran pelindung” sebagai “kebohongan yang menjijikkan” dan “lelucon.”
Pada tahun 2022, Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa kebijakan pemerintah terkait pemulangan pasien rumah sakit ke panti jompo di awal pandemi adalah “melanggar hukum.” Hakim menyatakan bahwa meskipun pemulangan pasien diperlukan untuk menjaga kapasitas NHS, tidak disarankan agar pasien tanpa gejala diisolasi dari penghuni yang sudah ada selama 14 hari setelah masuk adalah “tidak rasional.”
Pelajaran Berharga untuk Masa Depan
Tragedi di panti jompo selama pandemi Covid-19 menyoroti masalah struktural dalam sektor perawatan sosial. Matt Hancock sendiri mengakui bahwa sektor ini “sangat membutuhkan dan masih sangat membutuhkan reformasi.”
Beberapa poin penting yang muncul dari pengalaman ini adalah:
- Kebutuhan pengujian dan isolasi: Pentingnya pengujian massal dan fasilitas isolasi yang memadai untuk mencegah penyebaran virus, terutama di lingkungan rentan.
- Stok APD dan pasokan: Stok alat pelindung diri (APD) dan pasokan medis yang cukup dan mudah diakses adalah krusial.
- Dukungan staf: Perawatan sosial seringkali kekurangan staf dan pendanaan. Di masa pandemi, ini memperburuk situasi.
- Perencanaan darurat: Rencana kontingensi yang lebih baik dan terkoordinasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat diperlukan.
Pengalaman pahit ini harus menjadi pembelajaran agar di masa depan, kelompok paling rentan di masyarakat mendapatkan perlindungan yang lebih baik dan keputusan diambil dengan mempertimbangkan semua risiko yang mungkin terjadi. Penyelidikan terus berlanjut, dan keluarga korban berharap kebenaran serta akuntabilitas dapat membawa perubahan positif.
FAQ
Tanya: Mengapa pasien dari rumah sakit dipindahkan ke panti jompo di awal pandemi Covid-19 di Inggris?
Jawab: Pemindahan pasien ke panti jompo dilakukan untuk mencegah kewalahan sistem NHS dan membebaskan tempat tidur rumah sakit. Ini adalah upaya untuk mengelola lonjakan pasien di fasilitas kesehatan.
Tanya: Apa kelemahan utama dari kebijakan pemindahan pasien ke panti jompo di awal pandemi?
Jawab: Kelemahan utamanya adalah tidak adanya tes Covid-19 wajib bagi pasien yang dipulangkan dan tidak adanya kewajiban isolasi bagi pasien tanpa gejala (OTG). Hal ini meningkatkan risiko penularan virus di panti jompo.
Tanya: Siapa yang bertanggung jawab atas kebijakan pemindahan pasien ke panti jompo di Inggris?
Jawab: Kebijakan ini merupakan keputusan pemerintah Inggris yang disetujui oleh Perdana Menteri saat itu, Boris Johnson. Mantan Menteri Kesehatan, Matt Hancock, membela keputusan ini sebagai pilihan terburuk yang tersedia.