Kebiasaan Buang Sampah ke Sungai Masih Marak di Jogja, Pemkot Kerahkan Ribuan Warga Bersih-Bersih Massal

Dipublikasikan 7 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kebiasaan membuang sampah ke sungai ternyata masih jadi masalah besar di Kota Yogyakarta. Padahal, sungai adalah “urat nadi” kota yang harus dijaga. Melihat kondisi ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tidak tinggal diam. Mereka baru saja menggelar aksi bersih-bersih sungai besar-besaran yang melibatkan ribuan orang!

Kebiasaan Buang Sampah ke Sungai Masih Marak di Jogja, Pemkot Kerahkan Ribuan Warga Bersih-Bersih Massal

Ilustrasi: Ribuan warga Jogja bahu-membahu membersihkan sungai dari sampah, bukti nyata kepedulian terhadap kebersihan lingkungan yang masih menjadi tantangan.

Artikel ini akan membahas tuntas mengapa kebiasaan buruk ini masih terjadi, apa saja upaya Pemkot Jogja untuk mengatasinya, dan bagaimana peran kita sebagai warga sangat dibutuhkan. Yuk, simak agar kita makin sadar betapa pentingnya menjaga lingkungan, terutama sungai di kota Gudeg ini.

Mengapa Sampah Masih Membanjiri Sungai-Sungai Jogja?

Meski berbagai kampanye digencarkan, kenyataannya sampah masih saja banyak ditemukan di sungai-sungai utama Yogyakarta, yaitu Sungai Code, Gajahwong, dan Winongo. Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, yang ikut langsung dalam aksi bersih-bersih, mengaku prihatin.

“Saya sedih sekali, karena masih banyak orang membuang sampah ke sungai. Padahal itu bisa mencemari air dan merusak lingkungan,” ujar Hasto.

Sampah yang ditemukan pun beragam, mulai dari sampah rumah tangga yang sengaja dikemas dalam plastik, limbah dapur, hingga sampah sulit terurai seperti popok dan pembalut. Kondisi ini bukan hal baru. Data dari aksi bersih-bersih sebelumnya menunjukkan betapa parahnya masalah ini. Misalnya:

  • Oktober 2023: Dalam waktu 2 jam, 4 ton sampah terkumpul di satu titik Sungai Code.
  • Aksi di Jembatan Surokarsan: Ditemukan 1 ton sampah organik, 40 kg anorganik, dan 2,7 ton sampah residu.

Tumpukan sampah ini tidak hanya merusak pemandangan dan menyebabkan bau tak sedap, tetapi juga berdampak buruk pada kualitas air. Tingkat bakteri E-Coli di sungai-sungai Jogja bahkan terbilang sangat buruk, mengancam ekosistem dan kesehatan masyarakat.

Pemkot Yogyakarta Gelar Aksi Bersih-Bersih Skala Besar

Menyikapi kondisi yang memprihatinkan ini, Pemkot Yogyakarta menggelar aksi bersih-bersih sungai serentak pada Minggu, 6 Juli 2025. Kegiatan ini juga menjadi bagian penting dari peringatan Hari Lingkungan Hidup.

Tidak tanggung-tanggung, sekitar 12.000 orang dilibatkan dalam aksi yang menyisir 45 titik di sepanjang Sungai Code, Gajahwong, dan Winongo. Peserta yang terlibat sangat beragam, menunjukkan semangat gotong royong yang tinggi:

  • Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non-ASN Pemkot Jogja
  • TNI/Polri
  • Satgas Sungai dan Ulu-ulu (petugas sungai)
  • Penggerobak sampah
  • Relawan Kampung Tangguh Bencana (KTB)
  • Forum Bank Sampah
  • Komunitas masyarakat lainnya

Wali Kota Hasto Wardoyo sendiri memimpin langsung kegiatan ini, bahkan ikut turun ke sungai di kawasan Kampung Bintaran. Beliau juga memantau seluruh titik aksi melalui sambungan video call, memastikan semua berjalan lancar dan memberikan semangat kepada para peserta.

“Yang terpenting adalah mengubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah. Karena masalah kebersihan lingkungan membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat,” tegas Hasto.

Hasto juga menegaskan bahwa partisipasi dalam aksi ini adalah wajib bagi semua pegawai Pemkot dan pihak yang ditugaskan. Bagi yang mangkir, ia mengancam akan memberikan sanksi berupa tugas membersihkan sungai secara mandiri. Ini menunjukkan keseriusan Pemkot dalam mengatasi masalah sampah sungai.

Solusi Jangka Panjang: Infrastruktur dan Edukasi Sampah

Aksi bersih-bersih massal ini bukan sekadar seremonial. Pemkot Yogyakarta memiliki komitmen jangka panjang untuk mengatasi masalah sampah sungai, yang mencakup pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesadaran masyarakat.

Beberapa langkah konkret yang sudah dan akan dilakukan Pemkot Jogja antara lain:

  • Pemasangan Trash Barrier: Pemkot akan memasang total 9 unit jaring penghadang sampah (trash barrier) sepanjang tahun 2025. Saat ini, 4 unit sudah terpasang, dan 5 unit lainnya akan menyusul. Diketahui, satu trash barrier saja bisa menjaring sekitar 30 karung sampah setiap hari.
  • Pengolahan Sampah Optimal: Sampah yang terkumpul dari sungai akan langsung diolah menggunakan delapan unit mesin insinerator yang tersedia di Unit Pengelolaan Sampah (UPS) milik Pemkot Jogja.
  • Pemberdayaan Penggerobak Sampah: Pemkot juga menyiapkan hingga 1.200 penggerobak sampah untuk membantu mengangkut sampah warga ke depo atau tempat pemilahan.
  • Edukasi dan Sosialisasi Berkelanjutan: Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi sampah dari sumbernya. Dinas Pariwisata bahkan menggelar festival sungai untuk sarana edukasi.
  • Mendengar Keluhan Warga: Wali Kota Hasto Wardoyo mengajak warga yang kesulitan membuang sampah untuk curhat langsung kepadanya. Pemkot siap mencarikan solusi, seperti menambah jumlah penggerak sampah atau menyesuaikan jadwal penjemputan.

Hasto berharap, jika normalisasi sungai berhasil, sungai-sungai di Jogja bisa dimanfaatkan sebagai kawasan ekowisata yang mampu menggerakkan roda ekonomi warga sekitar. Ini menunjukkan visi jangka panjang Pemkot untuk menjadikan sungai sebagai aset kota, bukan tempat pembuangan sampah.

Kesimpulan

Permasalahan sampah di sungai Yogyakarta adalah tanggung jawab kita bersama. Aksi bersih-bersih besar-besaran yang digagas Pemkot Jogja adalah langkah awal yang patut diapresiasi, menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk mewujudkan “Jogja Bersih”.

Namun, upaya ini tidak akan maksimal tanpa partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Mari kita mulai dari diri sendiri dan keluarga untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan, apalagi ke sungai. Ingat, menjaga kebersihan sungai berarti menjaga lingkungan, kesehatan, dan keindahan kota kita tercinta. Sungai bersih, Jogja lestari!

FAQ

Tanya: Mengapa membuang sampah ke sungai masih menjadi masalah di Yogyakarta?
Jawab: Kebiasaan buruk ini masih terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan. Selain itu, mungkin juga masih ada kendala dalam pengelolaan sampah rumah tangga di beberapa area.

Tanya: Sampah jenis apa saja yang paling sering ditemukan di sungai-sungai Yogyakarta?
Jawab: Sampah yang ditemukan sangat beragam, mulai dari sampah rumah tangga seperti plastik dan limbah dapur, hingga sampah yang sulit terurai seperti popok dan pembalut.

Tanya: Apa saja upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk mengatasi masalah ini?
Jawab: Pemkot Yogyakarta melakukan aksi bersih-bersih sungai secara massal yang melibatkan ribuan warga. Selain itu, mereka juga terus menggalakkan kampanye kesadaran lingkungan.

Tanya: Bagaimana peran warga dalam menjaga kebersihan sungai di Yogyakarta?
Jawab: Peran warga sangat krusial, yaitu dengan tidak membuang sampah ke sungai dan ikut serta dalam kegiatan menjaga kebersihan lingkungan. Kesadaran dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat dibutuhkan.