Kabar mengejutkan datang dari institusi penegak hukum kita. Seorang Kepala Satuan Narkoba (Kasat Narkoba) yang seharusnya berada di garda terdepan dalam memberantas peredaran barang haram, kini justru harus berhadapan dengan hukum karena dugaan keterlibatannya dalam kasus narkoba. Ini bukan hanya ironi, tapi juga pukulan telak bagi kepercayaan publik terhadap aparat.
**Tertangkapnya Kasat Narkoba Polres Nunukan bersama 7 polisi lainnya dalam kasus narkoba menggemparkan publik dan menimbulkan kekhawatiran terhadap kepercayaan pada aparat penegak hukum.**
Penangkapan ini melibatkan seorang perwira polisi berpangkat Inspektur Satu (Iptu) berinisial SH, yang menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Nunukan, Kalimantan Utara. Ia tidak sendiri, melainkan bersama dengan enam anggota kepolisian lainnya yang juga diamankan. Bagaimana detail peristiwa ini terjadi dan apa dampaknya bagi upaya pemberantasan narkoba di Indonesia? Mari kita selami lebih dalam.
Drama Penangkapan di Perbatasan: Siapa Saja yang Terlibat?
Peristiwa penangkapan ini terjadi pada Rabu, 9 Juli 2025. Tim gabungan dari Mabes Polri, termasuk Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim dan Divisi Propam Mabes Polri, melakukan operasi senyap di Desa Sungai Nyamuk, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Wilayah ini memang dikenal sebagai daerah perbatasan yang rawan akan peredaran gelap narkotika.
Total ada tujuh anggota kepolisian yang diamankan dalam operasi ini. Paling menonjol tentu saja Iptu SH, Kasat Narkoba Polres Nunukan. Selain itu, enam anggota lainnya yang terlibat memiliki pangkat bervariasi, mulai dari Brigadir, Briptu, hingga Bripda. Salah satu di antaranya bahkan merupakan anak buah langsung dari Iptu SH, yakni Bripda Akbar.
Menurut kesaksian warga setempat, saat ditangkap, Iptu Sony Dwi Hermawan (Iptu SH) dan para anggotanya terlihat dengan tangan diborgol dan wajah tertunduk. Sebuah pemandangan yang tentu saja memilukan dan memancing banyak pertanyaan.
Mengapa Kasat Narkoba Terlibat Penyelundupan Sabu?
Dugaan kuat yang melatarbelakangi ditangkapnya Kasat Narkoba gegara kasus narkoba ini adalah keterlibatan mereka dalam penyelundupan sabu. Penangkapan ini merupakan hasil dari penyelidikan internal yang cukup panjang dan melibatkan pengawasan intensif terhadap aktivitas para tersangka.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Eko Hadi Santoso, membenarkan bahwa penangkapan ini terkait kasus penyelundupan sabu. Setelah penangkapan di lokasi, tim Mabes Polri juga melakukan penggeledahan di rumah dinas Iptu SH di Jalan Pembangunan RT 10, Kelurahan Nunukan Barat. Namun, hingga kini belum ada keterangan resmi mengenai temuan barang bukti narkoba dari penggeledahan tersebut.
Kasus ini menjadi sorotan tajam karena melibatkan pejabat yang seharusnya menjadi benteng terakhir dalam memerangi narkoba. Ironisnya, mereka justru diduga terlibat dalam jaringan kejahatan yang sama.
Reaksi Petinggi Polri: Komitmen Berantas Narkoba Tanpa Pandang Bulu
Penangkapan Kasat Narkoba Polres Nunukan dan para anggotanya ini sontak memicu reaksi keras dari pimpinan Polri.
Kapolda Kalimantan Utara, Irjen Pol Hary Sudwijanto, secara tegas menyatakan bahwa proses hukum akan berjalan tanpa pandang bulu.
“Kami tegaskan, penegakan hukum tidak pandang bulu. Baik masyarakat maupun aparat, semua akan ditindak tegas jika terbukti melanggar hukum,” ujar Irjen Hary.
Beliau juga menambahkan bahwa kasus ini masih dalam tahap pendalaman intensif oleh tim Mabes Polri.
Senada dengan itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjukkan komitmennya untuk membersihkan institusi dari oknum-oknum yang mencoreng nama baik Polri.
“Saya kira dari dulu kita tidak pernah berubah konsisten terkait dengan anggota yang melanggar. Apabila terbukti, proses, pecat, dipidanakan. Sudah jelas dan ini berlaku sampai sekarang,” tegas Kapolri.
Ini menunjukkan keseriusan Polri dalam memberantas narkoba, termasuk jika pelakunya adalah anggota internal Korps Bhayangkara. Seluruh penanganan perkara ini akan dilakukan di Mabes Polri untuk memastikan independensi dan transparansi.
Implikasi dan Harapan Publik
Ditangkapnya Kasat Narkoba gegara kasus narkoba ini adalah sebuah tamparan keras, namun sekaligus menunjukkan komitmen Polri untuk “bersih-bersih” di internal. Publik berharap kasus ini tidak berhenti pada penangkapan semata. Penting bagi aparat untuk terus mendalami dan mengungkap seluruh jaringan di balik oknum-oknum polisi yang terlibat dalam penyelundupan sabu ini.
Semoga kasus ini menjadi momentum bagi Polri untuk semakin memperketat pengawasan dan menindak tegas setiap anggotanya yang menyalahgunakan wewenang. Kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum adalah aset yang tak ternilai, dan harus dijaga dengan integritas tinggi.
Kasus ditangkapnya Kasat Narkoba gegara kasus narkoba ini memang menyedihkan, namun juga menjadi bukti bahwa tidak ada yang kebal hukum di negeri ini. Polri menunjukkan keseriusannya dalam memberantas peredaran narkoba, bahkan jika itu berarti harus membersihkan “rumah” sendiri. Mari kita terus mendukung upaya penegakan hukum yang adil dan transparan demi Indonesia yang bersih dari narkoba.