kapolri polisi perlu banyak dikritisi tersenyum sendiri

Dipublikasikan 14 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Mengapa Kapolri Tersenyum Sendiri Melihat Polisi Banyak Dikritisi? Kunci Perbaikan Institusi

kapolri polisi perlu banyak dikritisi tersenyum sendiri

Kapolri angkat bicara terkait banyaknya kritik yang diterima institusi kepolisian, mengungkap makna di balik senyumnya sebagai upaya perbaikan.

Mendengar kata “kritik” seringkali membuat kita mengernyitkan dahi. Apalagi jika kritik itu ditujukan kepada sebuah institusi besar seperti kepolisian. Namun, siapa sangka, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo justru mengaku tersenyum sendiri saat melihat banyak kritik polisi di media sosial. Mengapa demikian? Dan apa artinya bagi institusi Polri serta kita sebagai masyarakat? Mari kita selami lebih dalam pandangan Kapolri terkait kritik dan perbaikan kepolisian yang perlu banyak dikritisi ini.

Kritik Sebagai Cermin: Mengapa Kapolri Tersenyum?

Bukan rahasia lagi, media sosial, khususnya platform seperti TikTok, menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyuarakan berbagai opini, termasuk kritik terhadap kinerja kepolisian. Uniknya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak melihat ini sebagai ancaman, melainkan sebagai sebuah cermin. Ia mengaku tersenyum sendiri bukan karena meremehkan, melainkan karena memandang kritik tersebut sebagai bagian penting dari proses evaluasi dan perbaikan.

“Kami sebagai polisi tentunya banyak perlu diperbaiki, dikritisi, dan dievaluasi. Jadi, kenapa tadi saya sampaikan, kalau lihat TikTok saya tersenyum sendiri karena memang buat saya kritik dan evaluasi itu bagian dari memperbaiki diri dan memperbaiki institusi,” ujar Kapolri dalam sebuah kesempatan. Pernyataan ini disampaikan saat beliau melaksanakan kegiatan “Sambang Petang” di Pesantren Nurul Azhar, Pekanbaru, Riau, pada Sabtu (12/7/2025). Ini menunjukkan sebuah sikap keterbukaan yang patut diapresiasi, di mana kritik tidak dianggap sebagai serangan, melainkan masukan berharga.

Membangun Jembatan: Silaturahmi Lintas Latar Belakang

Sikap terbuka Kapolri terhadap kritik ini tidak muncul begitu saja. Ini adalah bagian dari upaya Polri untuk terus membangun hubungan baik dengan berbagai elemen masyarakat. Dalam acara Sambang Petang di Pekanbaru tersebut, Jenderal Sigit turut bertemu dengan tokoh-tokoh penting seperti Ustaz Abdul Somad dan akademisi Rocky Gerung. Pertemuan ini menjadi bukti komitmen untuk menjalin silaturahmi dengan banyak orang dari lintas latar belakang.

Kapolri bahkan mengutip pepatah yang disampaikan Rocky Gerung, “musuh satu terlalu banyak, teman seribu masih kurang.” Pesan ini menekankan pentingnya persahabatan dan kolaborasi dalam membangun bangsa. Dengan merangkul berbagai pihak, termasuk mereka yang kritis, Polri berharap dapat memahami aspirasi masyarakat secara lebih utuh dan melakukan perbaikan yang relevan.

Tanggapan Publik: Antara Apresiasi dan Harapan Perbaikan Nyata

Sikap Kapolri yang tersenyum saat dikritik tentu memunculkan beragam reaksi di kalangan masyarakat. Di satu sisi, banyak yang mengapresiasi keterbukaan Polri. Namun, di sisi lain, masyarakat juga berharap bahwa kritik yang disampaikan tidak hanya disambut dengan senyuman, tetapi juga diikuti dengan tindakan nyata.

Masyarakat menginginkan adanya perbaikan konkret dalam kinerja kepolisian, penegakan hukum yang adil, serta pelayanan yang lebih humanis. Kritik di media sosial seringkali merupakan ekspresi kekecewaan atau harapan akan perubahan. Oleh karena itu, penting bagi institusi Polri untuk terus membuktikan bahwa masukan dari publik benar-benar menjadi pemicu perbaikan yang berkelanjutan.

Kesimpulan

Pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang tersenyum sendiri melihat polisi perlu banyak dikritisi adalah sebuah sinyal penting. Ini menunjukkan bahwa institusi Polri tidak alergi terhadap kritik dan justru memandangnya sebagai bahan bakar untuk perbaikan diri. Keterbukaan ini adalah langkah awal yang baik dalam membangun kepercayaan publik.

Rasanya kita semua sepakat, kritik adalah bagian tak terpisahkan dari demokrasi dan kemajuan. Dengan terus menerima kritik, mengevaluasi diri, dan melakukan perbaikan nyata, institusi Polri dapat semakin profesional dan humanis. Mari kita terus berpartisipasi aktif dalam mengawasi dan memberikan masukan, demi terwujudnya polisi yang dicintai dan dibanggakan masyarakat.