Yogyakarta, zekriansyah.com – Baru-baru ini, jagat maya dihebohkan dengan video Kepala Desa Bonto, Sinjai, Sudirman, yang dituding bertindak arogan. Video tersebut menampilkan dua momen yang jadi sorotan: Sudirman menerobos kerumunan warga saat kerja bakti dengan motor trail, dan masuk masjid memakai sepatu. Publik pun ramai-ramai mengecam aksi tersebut.
Ilustrasi: Kades Bonto Sinjai, Sudirman, hadapi sorotan publik usai viral tudingan arogan, sementara BPD angkat bicara membela.
Namun, benarkah demikian? Artikel ini akan mengupas tuntas fakta di balik video viral tersebut, termasuk pembelaan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bonto dan klarifikasi langsung dari Kades Sudirman. Tujuannya agar Anda bisa memahami duduk perkaranya secara utuh dan tidak mudah termakan informasi yang belum lengkap.
Video Viral Kades Bonto Sinjai: Aksi yang Jadi Sorotan Publik
Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan dua kejadian yang memicu kemarahan netizen. Pertama, Kades Sudirman tampak mengendarai motor trail melewati puluhan warga yang sedang sibuk kerja bakti memperbaiki jalan. Warga terlihat tertegun saat sang kepala desa melintas di tengah-tengah mereka.
Momen kedua yang tak kalah viral adalah saat Sudirman terekam memasuki sebuah masjid dengan masih mengenakan sepatu dinasnya. Kedua video ini sontak menuai beragam komentar pedas dari warganet. Banyak yang menyebut Kades Sudirman “arogan” dan “tidak punya sopan santun”.
“Gak ada sopan santun bgt lo,” komentar pemilik akun @nuryani_shanty, seperti dikutip dari Gelora.co.
“Ciri-ciri Kades Arogan,” tulis pemilik akun @clara.mutia.902.
Aksi ini membuat nama Kades Sudirman, Kepala Desa Bonto, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, menjadi perbincangan hangat di berbagai platform.
Pembelaan BPD Bonto: Bukan Arogansi, Tapi Kebutuhan
Di tengah badai kritik dari warganet, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bonto justru pasang badan membela Kades Sudirman. Wakil Ketua BPD Desa Bonto, Marsuki, membantah keras narasi arogansi yang beredar. Menurut Marsuki, aksi Kades Sudirman menerobos kerumunan warga dengan motor trail bukan tanpa alasan.
Marsuki menjelaskan bahwa saat itu Kades Sudirman sedang memindahkan motornya. Posisi motor yang berada di bagian bawah jalan yang akan dicor membuatnya harus melewati kerumunan warga karena tidak ada jalan lain.
“Saya yang suruh pindahkan motornya karena motor itu posisi di bawah (turunan) dan jalan yang diperbaiki sudah mau dicor,” kata Marsuki kepada Tribun-Timur.com.
“Harus lewat di tengah-tengah warga karena tidak ada jalan lain,” tambahnya.
Marsuki juga menegaskan bahwa Kades Sudirman berkinerja baik selama menjabat. Ia bahkan menyebut Sudirman sering mempelopori kegiatan gotong royong dan tak segan mengeluarkan uang pribadinya untuk membiayai makan minum warga yang ikut kerja bakti.
Klarifikasi Langsung Kades Sudirman: Ada Miskomunikasi?
Setelah video-video tersebut viral, Kades Sudirman akhirnya angkat bicara dan memberikan klarifikasi langsung. Ia mengakui bahwa video yang beredar di media sosial adalah dirinya, namun ia menegaskan bahwa video tersebut tidak utuh dan sudah dipotong-potong.
Terkait insiden motor trail menerobos kerja bakti:
- Kades Sudirman menjelaskan bahwa kejadian itu terjadi di jalan poros Desa Bonto-Pattongko, Dusun Bululohe, pada Senin, 30 Juni 2025.
- Ia sendiri yang memimpin langsung kerja bakti perbaikan jalan kabupaten tersebut.
- Motornya berada di bagian bawah dan warga meminta untuk dipindahkan karena jalan akan segera dicor.
- Ia sengaja merekam kegiatan itu menggunakan ponselnya sendiri. Tujuannya agar jalan rusak tersebut mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah Sinjai, mengingat jalan itu adalah jalan kabupaten namun dikerjakan secara swadaya karena efisiensi anggaran.
Terkait insiden masuk masjid memakai sepatu:
- Sudirman menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi sebelum pelaksanaan salat Idul Adha 2025 di Masjid Miftahuk Jannah Desa Bonto.
- Saat itu, masjid sedang dalam proses pemasangan tegel atau renovasi.
- Ia awalnya berada di teras masjid membantu warga mengangkat tegel.
- Tiba-tiba ada yang memanggilnya untuk melihat posisi pemasangan tegel dinding bagian dalam, sehingga ia masuk untuk mengecek sebentar.
“Pada saat itu masjid lagi pemasangan tegel. Sebelumnya saya di teras masjid membantu warga mengangkat tegel. Pada saat saya mau pulang ke kantor desa, tiba tiba ada yang memanggil untuk melihat posisi pemasangan tegel dinding bagian dalam, makanya saya masuk. Tapi itu sebelum lebaran,” beber Sudirman seperti dikutip dari Detik.com.
Rekam Jejak Kades Sudirman di Desa Bonto
Sosok Sudirman bukan kali pertama menjadi sorotan publik. Sebelumnya, pada tahun 2023, ia juga sempat viral karena mencabut stiker di mobil operasional desa dan menutup rotator. Tindakan ini menuai protes karena mobil dinas tersebut dibeli menggunakan dana desa dan berfungsi sebagai ambulans untuk warga.
Namun, di sisi lain, Kades Sudirman juga dikenal memiliki visi dan misi yang kuat untuk desanya. Sejak menjabat pada 6 Juni 2022, ia berkomitmen untuk merangkul semua elemen masyarakat demi membangun Desa Bonto. Salah satu fokusnya adalah perbaikan pelayanan kepada masyarakat dan program peternakan. Ia bahkan pernah menargetkan setiap KK mendapat bantuan satu ekor sapi, sebuah program yang sempat diragukan karena keterbatasan anggaran desa.
Marsuki dari BPD juga menyoroti kinerja positif Kades Sudirman, terutama dalam menghidupkan semangat gotong royong di Desa Bonto.
Permintaan Maaf Kades Sudirman dan Respon MUI Sinjai
Menyikapi kegaduhan yang terjadi, Kades Sudirman menyampaikan permintaan maafnya kepada publik. Ia mengakui bahwa tindakannya telah menimbulkan kesalahpahaman dan kegaduhan.
“Dengan besar hati saya minta maaf atas kejadian ini. Tidak ada maksud apapun mengecilkan dan tidak menghargai warga,” tutur Sudirman.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sinjai juga turut menanggapi kasus ini dan menyatakan akan melakukan tabayyun (klarifikasi) terkait insiden masuk masjid dengan sepatu.
Kesimpulan
Kisah viral Kades Sudirman ini mengingatkan kita pentingnya melihat suatu peristiwa dari berbagai sisi. Apa yang tampak arogan di permukaan, bisa jadi memiliki latar belakang dan penjelasan yang berbeda. Pembelaan dari BPD dan klarifikasi Kades Sudirman memberikan gambaran utuh bahwa setiap tindakan mungkin punya alasan, dan niat baik seringkali tersembunyi di balik kesalahpahaman. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu mencari informasi yang lengkap sebelum menilai dan menghakimi seseorang.