Yogyakarta, zekriansyah.com – Yogyakarta memang selalu punya daya tarik. Mulai dari wisata budaya, kuliner, sampai suasana kota yang ramah, tak heran kalau banyak orang berbondong-bondong datang ke sini. Tapi, tahukah Anda, di balik keramaian itu, ada lho wilayah di DIY yang justru menawarkan ketenangan dan jauh dari hiruk pikuk?
Ilustrasi: Keheningan pedesaan Yogyakarta menyambut pengunjung, jauh dari keramaian Sleman, di kabupaten tersepi dengan julukan istimewa.
Seringkali kita berpikir Kabupaten Sleman atau Bantul adalah daerah yang paling sepi di DIY. Padahal, ada satu kabupaten yang populasinya jauh lebih sedikit dan kerap disebut sebagai yang tersepi. Penasaran daerah mana itu? Artikel ini akan mengupas tuntas kabupaten tersepi di Yogyakarta, lengkap dengan daya tariknya yang mungkin belum banyak Anda tahu. Siapa tahu, tempat ini bisa jadi pilihan untuk liburan mencari ketenangan atau bahkan tempat tinggal di masa depan!
Mengapa Ada Kabupaten yang Tersepi di Yogyakarta?
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memang provinsi yang tidak terlalu luas, hanya sekitar 3.170,645 kilometer persegi. Provinsi ini terbagi menjadi lima wilayah: Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Kulon Progo.
Kota Yogyakarta, sebagai ibu kota provinsi, menjadi yang paling padat penduduknya. Dengan luas wilayah yang kecil (sekitar 32,819 km persegi) namun dihuni ratusan ribu jiwa, kepadatan penduduknya mencapai 11.546 jiwa per kilometer persegi! Ini sangat berbeda dengan beberapa kabupaten lain yang memiliki wilayah lebih luas tapi jumlah penduduknya jauh lebih sedikit. Angka “sepi” di sini merujuk pada jumlah atau kepadatan penduduk yang rendah.
Bukan Sleman, Inilah Kabupaten Paling Sepi di DIY
Jika bicara soal kabupaten dengan jumlah penduduk paling sedikit di DIY, jawabannya bukan Sleman atau Bantul, melainkan Kabupaten Kulon Progo.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dihimpun untuk proyeksi tahun 2025, Kulon Progo diperkirakan memiliki jumlah penduduk sekitar 447.460 jiwa. Angka ini jauh di bawah kabupaten lain di DIY, menjadikannya kabupaten dengan populasi paling sedikit. Bahkan, jumlah penduduknya diprediksi tidak lebih dari 500.000 jiwa hingga awal 2025.
Menariknya, Kabupaten Kulon Progo ini punya julukan istimewa, yaitu “The Jewel of Java” atau “Permata Pulau Jawa”. Julukan ini diberikan karena wilayahnya yang dikelilingi perbukitan indah dan pemandangan alam yang memukau.
Apa Saja Daya Tarik Kabupaten Tersepi Ini?
Meskipun disebut kabupaten tersepi, Kulon Progo sama sekali tidak kalah menarik dibandingkan daerah lain di DIY. Justru, kesepiannya ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Anda yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri.
Beberapa daya tarik Kulon Progo antara lain:
- Keindahan Alam: Kulon Progo punya bentang alam yang lengkap, mulai dari perbukitan hijau yang menawan, lembah-lembah, hingga pantai-pantai yang eksotis di pesisir selatan. Pemandangan alamnya masih sangat alami dan belum terlalu ramai wisatawan, cocok untuk Anda yang ingin healing jauh dari keramaian.
- Potensi “Slow Living”: Dengan suasana yang tenang dan biaya hidup yang cenderung lebih terjangkau dibandingkan Kota Yogyakarta, Kulon Progo menawarkan gaya hidup “slow living” yang damai. Ini cocok bagi Anda yang ingin melarikan diri dari kesibukan kota besar dan menikmati hidup dengan ritme yang lebih santai.
- Budaya dan Kerajinan: Kulon Progo juga kaya akan budaya lokal dan kerajinan tangan yang unik. Anda bisa menemukan berbagai produk lokal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang ramah.
Bagaimana dengan Kabupaten Lain Seperti Gunungkidul dan Sleman?
Sementara Kulon Progo memegang predikat kabupaten tersepi berdasarkan jumlah penduduk, bagaimana dengan kabupaten lain seperti Gunungkidul dan Sleman?
-
Gunungkidul: Kabupaten ini memang seringkali diasosiasikan dengan suasana sepi dan biaya hidup yang murah. Bahkan, Gunungkidul dijuluki “Yogyakarta Lantai Dua” karena letaknya yang agak jauh dari pusat kota dan menawarkan suasana pedesaan yang tenang. Jumlah penduduk Gunungkidul pada 2025 diproyeksikan sekitar 753.190 jiwa, lebih banyak dari Kulon Progo. Gunungkidul juga dikenal sebagai kabupaten dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) terendah di DIY, menjadikannya pilihan ideal bagi yang ingin hidup hemat. Daya tarik utamanya adalah wisata alam seperti pantai-pantai indah dan goa-goa eksotis.
-
Sleman: Meskipun secara keseluruhan Kabupaten Sleman adalah salah satu daerah terpadat dan paling ramai di DIY (khususnya karena keberadaan banyak kampus dan pusat bisnis), ia juga memiliki beberapa wilayah kecamatan yang tergolong sepi. Salah satu kecamatan tersepi di Sleman adalah Kecamatan Cangkringan. Terletak di sisi paling utara dan berbatasan langsung dengan Gunung Merapi, Cangkringan hanya dihuni sekitar 31.488 jiwa (data BPS 2021). Suasana di sana tentu sangat berbeda dengan keramaian di pusat Kabupaten Sleman atau Kota Yogyakarta.
Untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai perbandingan biaya hidup (yang seringkali berkorelasi dengan keramaian/kepadatan), berikut adalah daftar Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di DIY untuk tahun 2025:
Wilayah | UMK 2025 |
---|---|
Kota Yogyakarta | Rp2.655.041 |
Kabupaten Sleman | Rp2.466.514 |
Kabupaten Bantul | Rp2.360.533 |
Kabupaten Kulon Progo | Rp2.351.239 |
Kabupaten Gunungkidul | Rp2.330.263 |
Data UMK ini menunjukkan bahwa Gunungkidul memiliki UMK terendah, diikuti oleh Kulon Progo. Ini bisa menjadi indikator bahwa biaya hidup di kedua kabupaten ini memang lebih bersahabat dibandingkan dengan Sleman, Bantul, atau Kota Yogyakarta.
Kesimpulan
Jadi, jika Anda mencari kabupaten tersepi di Yogyakarta berdasarkan data jumlah penduduk, jawabannya adalah Kabupaten Kulon Progo. Meskipun sepi, Kulon Progo menawarkan pesona alam yang luar biasa dan suasana tenang yang bisa menjadi pilihan sempurna untuk melepas penat atau bahkan memulai hidup baru yang lebih damai.
Setiap wilayah di DIY, baik yang ramai maupun yang sepi, memiliki keunikan dan daya tariknya masing-masing. Jangan ragu untuk menjelajahi keindahan dan ketenangan yang ditawarkan oleh kabupaten-kabupaten ini. Siapa tahu, Anda menemukan “surga tersembunyi” yang selama ini Anda cari!