Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia bawah laut tak pernah berhenti menyuguhkan kejutan. Kali ini, ilmuwan menemukan spesies pari manta baru tumbuh dan berkembang biak di beberapa lokasi, membawa harapan baru bagi kelangsungan hidup raksasa laut yang karismatik ini. Penemuan ini bukan hanya tentang jumlah individu yang bertambah, tetapi juga tentang pemahaman baru mengenai habitat dan upaya konservasi yang efektif. Mari kita selami lebih dalam kabar menggembirakan ini!
Artikel ini akan membawa Anda menelusuri penemuan-penemuan menakjubkan dari para peneliti yang mengungkap populasi pari manta yang sehat dan berkembang, mulai dari perairan Raja Ampat hingga Ekuador. Kita akan melihat bagaimana keberhasilan konservasi telah memungkinkan populasi pari manta ini untuk kembali bernapas lega dan tumbuh subur.
Rahasia Pertumbuhan Pari Manta Terungkap: Raja Ampat Jadi Harapan Baru
Selama bertahun-tahun, lokasi asuhan atau “daycare” bagi bayi pari manta menjadi misteri bagi para ilmuwan. Namun, pada tahun 2022, sebuah penemuan luar biasa datang dari gugusan pulau Raja Ampat, Papua Barat Daya, Indonesia. Ilmuwan Indonesia berhasil menggemparkan dunia dengan menemukan tempat pembibitan pertama di dunia untuk bayi pari manta karang (Mobula alfredi) di sebuah laguna tersembunyi di Kepulauan Wayag.
Laguna yang tenang dan terlindungi ini menjadi “sekolah” alami bagi anak-anak pari manta untuk tumbuh dan mencari makan tanpa banyak ancaman. Penemuan ini sangat penting karena menunjukkan bahwa Raja Ampat, yang dikenal sebagai “laboratorium evolusi kehidupan” dan “pabrik spesies”, menyediakan kondisi ideal bagi pertumbuhan pari manta.
Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Marine Science bahkan membuktikan buah manis dari upaya konservasi di Raja Ampat. Studi ini menunjukkan bahwa populasi pari manta karang di wilayah ini terus tumbuh selama satu dekade. Di Selat Dampier, populasi meningkat sekitar 3,9% per tahun (dari 226 menjadi 317 individu), sementara di Misool Timur Selatan, peningkatannya lebih tinggi, mencapai 10,7% per tahun (dari 210 menjadi 511 individu). Tingkat kelangsungan hidup pari manta di area ini juga sangat tinggi, mencapai 93% setiap tahun, didorong oleh lonjakan individu baru sebesar 20% per tahun.
Keberhasilan ini tak lepas dari pembentukan jejaring Kawasan Konservasi Perairan (KKP) seluas 2 juta hektare sejak 2007, ditambah patroli ketat dan larangan penggunaan jaring insang serta rawai. Bahkan, penetapan kawasan konservasi hiu dan pari manta pada 2012 di Raja Ampat, yang pertama di Asia Tenggara, semakin memperkuat perlindungan bagi mereka.
Populasi Raksasa Ditemukan di Ekuador: Sebuah Kejutan Positif
Kabar gembira lain datang dari lepas pantai Ekuador. Ilmuwan berhasil menemukan populasi spesies ikan pari manta raksasa (Mobula birostris) terbesar yang hidup dengan sangat baik. Populasi yang terancam punah ini diperkirakan mencapai lebih dari 22.000 individu, menjadikannya lebih dari 10 kali lipat jumlah yang ada di wilayah lain!
Penemuan ini, yang dipublikasikan di jurnal Marine Ecology Progress Series, membawa optimisme besar bagi para konservasionis. Meskipun pari manta raksasa menghabiskan banyak waktu di lokasi lepas pantai yang sulit diakses, peneliti telah mengawasi kelompok ini sejak akhir 1990-an. Identifikasi individu dilakukan melalui pola bintik unik di perut mereka, yang ibarat “sidik jari” manusia.
Populasi masif ini ditemukan di wilayah Isla de la Plata, yang diduga memiliki pasokan makanan berlimpah, memungkinkan pari manta untuk tumbuh begitu besar dan berkelompok.
Lebih Dekat dengan Pari Manta: Si Raksasa Laut yang Cerdas
Pari manta adalah salah satu makhluk laut paling ikonik dan menakjubkan. Mereka adalah ikan bertulang rawan yang masih berkerabat dengan hiu, namun memiliki ciri khas tubuh pipih lebar seperti selimut atau jubah. Ada dua spesies utama pari manta yang dikenal:
- Pari Manta Karang (Mobula alfredi): Cenderung lebih kecil (rata-rata 3-3,5 meter) dan suka tinggal di perairan dangkal dekat terumbu karang.
- Pari Manta Raksasa atau Oseanik (Mobula birostris): Spesies pari terbesar di dunia, dengan lebar tubuh bisa mencapai 7 meter, dan lebih suka berkeliaran di perairan terbuka atau tengah lautan.
Yang menarik, pari manta dikenal sebagai salah satu ikan paling cerdas di lautan. Mereka memiliki rasio otak-ke-tubuh terbesar di antara semua ikan berdarah dingin dan bahkan mampu mengenali diri mereka sendiri di cermin, sebuah kemampuan yang menunjukkan fungsi kognitif tinggi. Mereka adalah pemakan plankton (filter feeder), berenang dengan mulut terbuka lebar untuk menyaring zooplankton menggunakan lempeng insang mungil.
Ancaman dan Upaya Konservasi: Menjaga Masa Depan Pari Manta
Meskipun ada kabar baik tentang pertumbuhan populasi pari manta, spesies ini tetap menghadapi ancaman serius. International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikan pari manta raksasa sebagai “Terancam Punah” (Endangered) dan pari manta karang sebagai “Rentan” (Vulnerable). Ancaman utamanya meliputi:
- Penangkapan Ikan Komersial: Baik melalui penargetan langsung (misalnya untuk tapis insang yang digunakan dalam pengobatan tradisional) maupun tangkapan sampingan yang tidak disengaja.
- Perubahan Iklim: Perubahan suhu laut dan ketersediaan makanan dapat memengaruhi mereka.
- Belitan Jaring Ikan: Luka permanen akibat alat tangkap masih sering ditemukan.
- Dampak Pariwisata: Peningkatan aktivitas perahu dan penyelam yang berlebihan dapat mengganggu habitat mereka.
Namun, upaya konservasi telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Selain di Raja Ampat, Taman Nasional Komodo juga menjadi harapan baru dengan ditemukannya lebih dari 1.000 pari manta karang. Sejak 2014, Indonesia telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 4 Tahun 2014 yang memberikan perlindungan penuh terhadap pari manta, melarang penangkapan kedua spesies ini di seluruh perairan Indonesia.
Penting juga untuk dicatat bahwa nilai ekonomi pari manta yang hidup untuk sektor pariwisata jauh lebih menguntungkan dibandingkan jika mereka mati. Satu ekor pari manta yang lestari dapat menyumbangkan nilai ekonomi hingga Rp 243,75 juta per tahun atau setara dengan Rp 9,75 miliar selama hidupnya. Ini menunjukkan bahwa menjaga kelestarian mereka adalah investasi jangka panjang yang bijak.
Masa Depan yang Cerah untuk Pari Manta
Penemuan populasi pari manta yang tumbuh di Raja Ampat dan populasi raksasa di Ekuador adalah bukti nyata bahwa upaya konservasi yang komprehensif dapat membuahkan hasil. Ini adalah harapan baru bagi masa depan spesies yang rentan ini. Kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, masyarakat lokal, dan bahkan wisatawan melalui “sains warga” (citizen science) sangat krusial dalam memantau dan melindungi pari manta di seluruh dunia.
Dengan terus menjaga habitat mereka, membatasi ancaman, dan meningkatkan kesadaran, kita bisa memastikan bahwa raksasa laut yang anggun ini akan terus berenang bebas dan berkembang biak untuk generasi mendatang. Masa depan spesies pari manta tampak lebih cerah berkat dedikasi para ilmuwan dan para konservasionis di seluruh dunia.