Jual Cangkang Telur, Warganet Ini Hasilkan Jutaan Rupiah Per Bulan: Kisah Inspiratif dari Limbah Dapur!

Dipublikasikan 11 Juli 2025 oleh admin
Hiburan dan Lifestyle

Pernahkah Anda membayangkan bahwa limbah dapur yang paling sering dibuang, seperti cangkang telur, ternyata bisa menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan? Jangan salah, di tangan orang yang tepat, cangkang telur yang sering kita anggap sepele ini justru menjelma jadi ladang cuan yang mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sebuah kisah inspiratif datang dari seorang warganet yang berhasil membuktikannya, meraup jutaan rupiah per bulan hanya dari jual cangkang telur.

Jual Cangkang Telur, Warganet Ini Hasilkan Jutaan Rupiah Per Bulan: Kisah Inspiratif dari Limbah Dapur!

Ilustrasi untuk artikel tentang Jual Cangkang Telur, Warganet Ini Hasilkan Jutaan Rupiah Per Bulan: Kisah Inspiratif dari Limbah Dapur!

Kisah ini pertama kali mencuat dan viral di media sosial Threads, diunggah oleh akun @quartz.22 pada Senin (7/7/2025). “Dapet 3,6jt sbulan cuma karna iseng ngumpulin kulit telor. Jadi tiap makan telor pun ga kubuang. Eh ternyata bisa cuann juga. Ini yang gw lakuin,” tulisnya. Postingan ini langsung diserbu warganet, disukai ribuan kali, dan dibagikan ulang, membuktikan betapa potensi tersembunyi dari limbah rumah tangga ini menarik perhatian banyak orang. Siapa sosok di balik akun tersebut dan bagaimana ia bisa mengubah “sampah” menjadi rupiah? Mari kita telusuri.

Bermula dari Rasa “Eman-Eman”: Ide Cemerlang di Balik Tumpukan Cangkang Telur

Sosok di balik kisah viral ini adalah Waluyo, pria berusia 50 tahun asal Gunung Kidul, Yogyakarta, yang kini menetap di Jakarta Selatan. Ide bisnis cangkang telur ini bermula sekitar 2-3 tahun lalu, tepatnya di tahun 2022. Kala itu, Waluyo memiliki usaha bakso telur di rumahnya, dan tumpukan kulit telur bekas masakannya menjadi pemandangan sehari-hari.

“Awalnya itu sekitar 2-3 tahun lalu, kebetulan di rumah usaha bakso telur, pada saat itu kulit (telur) numpuk terus,” cerita Waluyo. Rasa “eman-eman” atau sayang membuang limbah yang melimpah itu membuatnya berpikir keras. Ia pun mencoba mencari tahu potensi apa saja yang bisa dihasilkan dari cangkang telur. Berbekal ponsel pintar, Waluyo mulai melakukan riset di internet. Ia bahkan mengaku menggunakan metode Search Engine Optimization (SEO) untuk menggali informasi lebih dalam. Dari hasil pencariannya, terungkaplah bahwa cangkang telur memiliki kandungan kalsium yang sangat tinggi, menjadikannya bahan baku potensial untuk berbagai kebutuhan.

Transformasi Cangkang Jadi Cuan: Proses dan Penjualan di Marketplace

Setelah memahami potensi besar tersebut, Waluyo tak buang waktu. Ia segera membersihkan cangkang telur yang terkumpul, lalu menumbuknya hingga menjadi pecahan yang lebih kecil. Seiring waktu, ia bahkan menggilingnya hingga menjadi bubuk halus, yang tentu saja menambah nilai jual. Produk olahan cangkang telur ini kemudian dikemas rapi dalam plastik.

Awalnya, Waluyo sempat bingung akan menjual produk unik ini ke mana. Namun, ia tak menyerah dan memutuskan untuk mencoba peruntungan di marketplace online. Siapa sangka, respons pasar sungguh di luar dugaannya! “Ternyata peminat lumayan banyak di marketplace, saya sampai kewalahan soal stok,” kenang Waluyo.

Pembeli produk cangkang telur olahan Waluyo sangat beragam. Mereka menggunakannya untuk berbagai keperluan, seperti:

  • Bahan dasar kerajinan kaligrafi yang unik.
  • Pupuk tanaman organik yang kaya kalsium.
  • Media tanam khusus untuk tanaman anggur.
  • Campuran pakan untuk hewan peliharaan.
  • Bahkan, ada potensi untuk suplemen kalsium alami atau bahan kosmetik.

Tantangan dan Solusi: Kunci Keberhasilan Bisnis Cangkang Telur Waluyo

Perjalanan Waluyo tentu tidak selalu mulus. Ia mengakui, di awal-awal berjualan di marketplace, produknya sempat tidak laku hingga berbulan-bulan. “Awalnya, saya buka dan jual di Shopee itu sampai 4-5 bulan baru mulai ada yang tanya,” ujarnya. Setelah itu, baru ada satu pembeli.

Namun, tantangan terbesar justru muncul setelah bisnisnya mulai berkembang: masalah stok. Permintaan yang tinggi membuat Waluyo kewalahan. Untuk mengatasi hal ini, ia berinisiatif menggandeng komunitas di sekitarnya. Ia meminta bantuan ibu-ibu rumah tangga dan para tukang kue langganan untuk tidak membuang cangkang telur mereka. Waluyo bersedia membeli limbah tersebut, menciptakan simbiosis mutualisme yang menguntungkan semua pihak. Sistem ini terbukti efektif dalam menjaga pasokan bahan baku.

Bisnis ‘Modal Nol Rupiah’ yang Berbuah Manis

Yang lebih menakjubkan lagi adalah modal awal yang dikeluarkan Waluyo untuk memulai bisnis cangkang telur ini. Ia dengan bangga menyatakan, “Kalau boleh jujur, modal saya Rp 0, nol rupiah, itu kalau modal awal hehehe.” Ini karena ia memulai dari limbah rumah tangganya sendiri. Daripada dibuang, lebih baik diolah dan dijual.

Hasil penjualan awal tersebut kemudian diputarkan kembali untuk membeli cangkang telur dari ibu-ibu dan tukang kue. Dengan sistem inilah, Waluyo berhasil meraup pendapatan yang sangat signifikan. “Alhamdulillah, sejak 2024 itu penjualan sudah mencapai Rp 3,6 juta per bulan sampai sekarang,” ungkapnya. Sebuah pencapaian yang tak terduga, mengubah limbah yang tak berharga menjadi sumber rezeki untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Inspirasi Lain dari Cangkang Telur: Bukan Hanya Waluyo!

Kisah Waluyo bukanlah satu-satunya bukti bahwa cangkang telur memiliki potensi ekonomi luar biasa. Di berbagai daerah, banyak individu kreatif yang juga sukses mengolah limbah ini menjadi sumber penghasilan:

  • Heri Sutrisno dari Purworejo: Menyulap kulit telur menjadi berbagai kerajinan cantik seperti kotak tisu, celengan, tempat sisir, hingga lukisan vintage. Omzetnya mencapai antara Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per bulan. Ia bahkan memberdayakan sembilan karyawan dari ibu-ibu rumah tangga di lingkungannya.
  • Made Mahardike dari Gianyar, Bali: Seorang perajin lukisan cangkang telur yang karyanya bahkan menembus pasar luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Ia memanfaatkan berbagai jenis kulit telur, mulai dari ayam, bebek, puyuh, hingga burung unta. Omzetnya bisa mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan.

Ini menunjukkan bahwa dengan kreativitas, ketekunan, dan kemauan untuk melihat peluang, limbah sederhana seperti cangkang telur bisa menjadi fondasi bagi peluang usaha yang menjanjikan, tidak hanya memberikan keuntungan finansial tetapi juga berkontribusi pada ekonomi sirkular dan pengurangan sampah.

Kesimpulan: Jangan Remehkan Potensi di Sekitarmu!

Kisah Waluyo dan para pelaku usaha lainnya membuktikan satu hal penting: jangan pernah meremehkan potensi yang ada di sekitar kita, bahkan dari hal yang paling tidak terduga sekalipun. Jual cangkang telur yang tadinya dianggap sampah, kini terbukti bisa menghasilkan jutaan rupiah per bulan.

Ini adalah pengingat bahwa ide bisnis tidak selalu harus datang dari inovasi besar atau modal fantastis. Terkadang, kuncinya terletak pada kemampuan kita untuk melihat nilai di tempat orang lain hanya melihat limbah, dikombinasikan dengan niat, ketekunan, dan kemauan untuk belajar serta beradaptasi. Siapa tahu, limbah rumah tangga Anda berikutnya bisa menjadi awal dari kesuksesan finansial yang tak terduga!

FAQ

Tanya: Bagaimana cara mengolah cangkang telur agar bisa dijual?
Jawab: Cangkang telur biasanya dicuci bersih, dikeringkan, lalu dihancurkan atau digiling menjadi bubuk halus.

Tanya: Untuk apa saja cangkang telur yang sudah diolah bisa dijual atau dimanfaatkan?
Jawab: Cangkang telur olahan dapat dijual sebagai bahan baku pupuk organik, pakan ternak, atau campuran produk kerajinan.

Tanya: Berapa harga jual rata-rata cangkang telur per kilogram?
Jawab: Harga jual cangkang telur bervariasi tergantung kualitas dan pengolahannya, namun umumnya berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 10.000 per kilogram.