Kenali Jenis-Jenis Gula dan Tips Konsumsi Aman Agar Terhindar dari Risiko Penyakit

Dipublikasikan 17 Agustus 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa di antara kita yang bisa menolak godaan rasa manis? Gula memang seringkali jadi “bumbu” istimewa yang membuat makanan dan minuman terasa lebih nikmat. Namun, di balik kenikmatannya, ada fakta yang perlu kita sadari: konsumsi gula berlebihan bisa menjadi pemicu utama masalah kesehatan serius seperti obesitas dan diabetes.

Kenali Jenis-Jenis Gula dan Tips Konsumsi Aman Agar Terhindar dari Risiko Penyakit

Ilustrasi ini menunjukkan berbagai jenis gula, mengingatkan pentingnya memahami dan mengonsumsi pemanis ini secara bijak untuk mencegah risiko penyakit seperti obesitas dan diabetes.

Lalu, bagaimana kita bisa tetap menikmati manisnya hidup tanpa khawatir akan dampaknya? Kuncinya adalah kenali jenis-jenis gula yang ada di sekitar kita dan pahami tips konsumsi aman terhindar dari risiko penyakit. Dr. Puspo Edi Giriwono, seorang dosen ahli dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, memberikan penjelasan sederhana namun penting mengenai hal ini. Yuk, kita bedah bersama agar lebih bijak dalam memilih asupan manis sehari-hari!

Jenis-Jenis Gula yang Perlu Anda Kenali

Gula tidak hanya satu jenis saja, lho. Ada berbagai macam gula yang bekerja berbeda di tubuh kita. Memahaminya seperti mengenal anggota keluarga: setiap gula punya karakteristik uniknya sendiri.

Monosakarida: Gula Paling Sederhana

Bayangkan gula sebagai sebuah bangunan. Monosakarida adalah unit bata paling dasar yang membangun gula. Ini adalah gula sederhana yang cepat diserap tubuh.

  • Glukosa: Gula ini banyak ditemukan pada sumber karbohidrat seperti nasi dan kentang. Karena cepat diserap, glukosa juga lebih cepat meningkatkan kadar gula darah kita.
  • Fruktosa: Gula ini biasanya ada di buah-buahan dan sayuran. Meskipun rasanya lebih manis dari glukosa, penyerapannya di tubuh cenderung lebih lambat, sehingga memiliki indeks glikemik rendah. Ini sebabnya buah-buahan sering direkomendasikan sebagai pilihan pemanis alami yang lebih baik.

Disakarida: Gabungan Dua Gula Sederhana

Jika dua unit monosakarida bergabung, mereka akan membentuk disakarida. Contoh paling familier adalah:

  • Sukrosa: Inilah yang kita kenal sebagai gula pasir sehari-hari. Sukrosa terbentuk dari gabungan satu unit glukosa dan satu unit fruktosa. Gula inilah yang paling sering kita tambahkan ke kopi, teh, atau makanan olahan.

Polisakarida: Rantai Gula yang Lebih Kompleks

Ketika unit-unit gula membentuk rantai yang sangat panjang, kita menyebutnya polisakarida. Gula jenis ini jauh lebih kompleks dan butuh waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh.

  • Pati: Ditemukan pada beras, umbi-umbian, dan biji-bijian. Karena proses pencernaannya yang lambat, pati bisa menjaga energi kita tetap stabil lebih lama.

Gula Alami vs. Gula Tambahan: Pahami Bedanya

Penting sekali untuk membedakan antara gula yang secara alami ada di makanan dan gula yang sengaja ditambahkan.

  • Gula alami terdapat dalam makanan utuh seperti buah-buahan, sayuran, dan susu (laktosa). Gula ini datang bersama nutrisi penting lainnya seperti serat, vitamin, dan mineral, yang membantu tubuh mencernanya lebih lambat dan mengontrol lonjakan gula darah.
  • Gula tambahan adalah gula (seperti sukrosa atau sirup jagung tinggi fruktosa) yang ditambahkan selama proses pengolahan makanan atau minuman. Gula ini seringkali tidak disertai nutrisi dan dapat menyebabkan lonjakan gula darah lebih cepat.

Jenis Gula Populer Lainnya

Selain jenis-jenis di atas, ada banyak variasi gula dan pemanis yang sering kita temui:

  • Gula Kelapa / Gula Jawa: Terbuat dari air nira kelapa, sering digunakan pada makanan tradisional Indonesia.
  • Gula Aren: Berasal dari nira pohon aren, sering disebut punya indeks glikemik lebih rendah dibanding gula pasir, menjadikannya pilihan yang lebih baik untuk menjaga kadar gula darah.
  • Madu: Pemanis alami yang kaya antioksidan, zat besi, dan vitamin. Meskipun indeks glikemiknya rendah, madu tetap mengandung kalori yang cukup tinggi, jadi konsumsinya perlu dibatasi.
  • Stevia: Pemanis alami populer yang nol kalori dan sering jadi alternatif bagi penderita diabetes.
  • Xylitol: Gula alami yang diekstrak dari tanaman berserat kayu, rendah kalori dan indeks glikemik.
  • Gula Kurma & Sirup Maple: Keduanya pemanis alami dengan beberapa keunggulan nutrisi dibanding gula pasir, namun tetap harus dikonsumsi dengan bijak.
  • Gula Pasir Berkualitas: Menurut pakar, gula pasir yang baik cenderung berwarna kuning, bukan putih bersih (karena bisa jadi ada pewarna). Teksturnya harus kasar dan kering, serta tidak menggumpal.

Berapa Banyak Gula yang Aman Dikonsumsi?

Kebutuhan gula setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada tingkat aktivitas dan energi yang dibutuhkan. Namun, untuk gula pasir atau sukrosa, Dr. Puspo menyarankan batasan yang jelas:

“Dua atau tiga sendok teh sehari itu sudah cukup.”

Kementerian Kesehatan RI sendiri menganjurkan maksimal 50 gram gula per hari untuk orang dewasa sehat, atau setara dengan sekitar 4-5 sendok makan. Perlu diingat, angka ini mencakup semua gula, baik yang kita tambahkan sendiri maupun yang tersembunyi dalam makanan dan minuman kemasan (roti, saus, kecap, sereal, minuman bersoda, dll.).

Tips Konsumsi Gula Aman untuk Kesehatan

Mengurangi asupan gula bukan berarti harus mengucapkan selamat tinggal pada semua makanan manis. Ini tentang konsumsi gula aman dan bijak. Berikut beberapa tips konsumsi yang bisa Anda terapkan:

  1. Batasi Gula Pasir Tambahan: Kurangi atau hindari menambahkan gula pada minuman seperti teh dan kopi. Mulailah secara bertahap, misalnya dari dua sendok teh menjadi satu, lalu setengah, hingga akhirnya tanpa gula sama sekali.
  2. Pilih Gula Alami dari Buah: Buah-buahan adalah “permen” alami terbaik! Selain rasa manis, buah juga kaya akan vitamin, mineral, dan serat yang penting untuk kesehatan pencernaan dan membantu menjaga kadar gula darah.
  3. Perbanyak Konsumsi Biji-bijian Utuh (Whole Grains): Sumber karbohidrat kompleks seperti beras merah, gandum utuh, atau jagung dicerna lebih lambat, memberikan energi stabil, dan mengurangi keinginan untuk ngemil manis.
  4. Tingkatkan Aktivitas Fisik: Kalori berlebih, termasuk dari gula, harus dibakar. Olahraga rutin atau aktivitas fisik harian membantu mencegah penumpukan lemak dan menjaga metabolisme tubuh tetap prima.
  5. Baca Label Nutrisi dengan Cermat: Jadilah detektif makanan! Selalu periksa label kemasan untuk mengetahui jumlah gula yang terkandung. Waspadai nama-nama lain gula seperti sirup jagung, fruktosa, maltosa, atau dekstrosa.
  6. Ganti Minuman Manis: Biasakan minum air putih, teh tawar, atau infused water sebagai pengganti minuman bersoda, jus kemasan, atau minuman manis lainnya yang tinggi gula tambahan.
  7. Kelola Stres: Stres bisa memicu keinginan makan manis. Temukan cara sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan.

Dampak Buruk Konsumsi Gula Berlebihan

Jika tidak dikendalikan, asupan gula yang tinggi bisa membawa berbagai konsekuensi negatif bagi tubuh:

  • Obesitas dan Diabetes Tipe 2: Ini adalah dua masalah kesehatan paling umum yang terkait erat dengan konsumsi gula berlebih.
  • Masalah Kesehatan Gigi: Gula adalah penyebab utama gigi berlubang.
  • Gangguan Fungsi Hati: Konsumsi fruktosa berlebihan bisa membebani hati.
  • Peningkatan Risiko Penyakit Jantung: Asupan gula tinggi dapat memengaruhi kadar kolesterol dan trigliserida.
  • Penurunan Kualitas Kulit: Gula dapat mempercepat proses penuaan dini pada kulit.
  • Gangguan Mood dan Energi: Lonjakan dan penurunan gula darah yang cepat bisa membuat kita mudah lelah dan mood swing.
  • “Sugar Craving” dan Resistensi Insulin: Tubuh jadi terus-menerus ingin makan manis, dan sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, yang merupakan langkah awal menuju diabetes.

Kesimpulan

Gula bukanlah musuh yang harus dihindari sepenuhnya, tetapi konsumsi gula berlebihanlah yang membuatnya berbahaya. Dengan kenali jenis-jenis gula dan menerapkan tips konsumsi aman terhindar dari risiko, kita bisa tetap menikmati rasa manis dalam hidup tanpa harus mengorbankan kesehatan.

Seperti yang diingatkan oleh Dr. Puspo Edi Giriwono, “Mari kita kurangi jumlah gula yang kita konsumsi, agar kita dapat meminimalkan risiko obesitas dan penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus.” Mulailah dari langkah kecil hari ini untuk hidup yang lebih sehat dan manis secara bijak!

FAQ

Tanya: Apa perbedaan utama antara glukosa dan fruktosa?
Jawab: Glukosa adalah gula sederhana yang cepat diserap tubuh dan meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, sedangkan fruktosa adalah gula yang ditemukan pada buah-buahan.

Tanya: Mengapa penting untuk mengenali jenis-jenis gula?
Jawab: Mengenali jenis gula membantu kita memahami bagaimana gula memengaruhi tubuh dan membuat pilihan konsumsi yang lebih bijak untuk menghindari risiko penyakit.

Tanya: Apakah semua gula sederhana (monosakarida) berbahaya bagi kesehatan?
Jawab: Monosakarida seperti glukosa dan fruktosa perlu dikonsumsi dalam batas wajar karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.