Jangan Anggap Sepele! Benjolan di Organ Kewanitaan? Ini Kata Dokter & Kapan Harus Periksa

Dipublikasikan 10 Agustus 2025 oleh admin
Tak Berkategori

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sangka, benjolan di organ kewanitaan seringkali jadi sumber kecemasan bagi banyak perempuan. Rasa khawatir itu wajar, kok. Apalagi jika benjolan tersebut muncul tiba-tiba atau disertai gejala lain yang mengganggu. Namun, penting untuk diingat, tidak semua benjolan di area intim wanita itu berbahaya. Ada beberapa kondisi yang memang tidak perlu terlalu dicemaskan, tapi ada juga yang memerlukan perhatian medis serius.

Artikel ini akan membahas tuntas berbagai penyebab benjolan di organ kewanitaan, mulai dari yang umum hingga yang butuh penanganan khusus. Kita juga akan mengupas tuntas kapan waktu yang tepat untuk segera periksa ke dokter agar tidak jangan anggap sepele benjolan organ kewanitaan Anda. Yuk, simak sampai habis!

Mengapa Benjolan Bisa Muncul di Organ Kewanitaan?

Benjolan pada area kewanitaan, baik di bagian luar (vulva) maupun di dalam vagina, bisa muncul kapan saja. Terkadang, ia datang tanpa sebab yang jelas, atau bisa juga setelah aktivitas tertentu. Benjolan ini bisa membesar perlahan dan sering dialami wanita usia subur.

Selain benjolan itu sendiri, ada beberapa tanda lain yang mungkin menyertainya, seperti nyeri atau gatal pada vagina, keputihan tidak normal, perdarahan vagina di luar siklus haid, hingga rasa sakit atau tidak nyaman saat berhubungan intim. Mengenali gejala-gejala ini adalah langkah awal yang penting untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita Anda.

Jenis-Jenis Benjolan di Organ Kewanitaan: Kapan Waspada?

Meskipun memicu kekhawatiran, banyak benjolan di area intim wanita yang sebenarnya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun, ada juga beberapa kondisi yang perlu diwaspadai.

Kista Vagina dan Vulva

Kista adalah kantung berisi cairan yang bisa terbentuk di berbagai bagian organ kewanitaan. Beberapa jenis kista yang umum meliputi:

  • Kista Bartholin: Terjadi saat kelenjar Bartholin (yang berfungsi menghasilkan pelumas) tersumbat. Benjolan ini umumnya tidak sakit, tapi jika terinfeksi bisa bengkak, nyeri, dan bernanah.
  • Kista Skene: Mirip kista Bartholin, terjadi pada kelenjar Skene di sekitar uretra.
  • Kista Gartner dan Kista Müllerian: Kista ini biasanya terbentuk dari sisa-sisa saluran saat perkembangan janin.
  • Kista Inklusi: Paling sering terjadi setelah melahirkan atau cedera pada vagina.

Umumnya, kista vagina atau kista vulva tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi, jika ukurannya membesar, bisa bikin tidak nyaman saat duduk, berjalan, atau berhubungan seksual. Jika kista mulai terasa nyeri, bengkak, dan bernanah, itu tandanya sudah terinfeksi dan perlu segera ditangani dokter.

Penyakit Menular Seksual (PMS)

Beberapa penyakit menular seksual (PMS) juga bisa menyebabkan benjolan di kemaluan wanita. Ini yang paling sering ditemukan:

  • Kutil Kelamin: Disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV). Benjolan kecil berwarna merah muda atau cokelat kemerahan bisa muncul di sekitar bibir vagina, bagian dalam vagina, leher rahim, atau bahkan di sekitar anus. Kutil ini bisa gatal atau perih.
  • Herpes Genital: Disebabkan oleh virus Herpes Simplex (HSV). Ditandai dengan benjolan atau lepuhan berisi cairan bening yang terasa gatal, kesemutan, dan nyeri. Terkadang disertai demam.

Kedua kondisi ini ditularkan melalui hubungan seks yang tidak aman. Penting untuk diketahui, herpes genital belum bisa disembuhkan, namun gejalanya bisa dikontrol dengan obat antivirus. Untuk kutil kelamin, dokter bisa meresepkan salep, terapi laser, atau tindakan operasi.

Pertumbuhan Kulit Non-Kanker Lainnya

Ada juga benjolan yang bukan kista atau PMS, dan umumnya tidak berbahaya:

  • Vaginal Skin Tag (Polip Vagina): Daging tumbuh berwarna menyerupai kulit atau lebih gelap, ukurannya kecil. Bisa disebabkan oleh kehamilan, kegemukan, atau faktor keturunan.
  • Fordyce Spots: Bintik-bintik kecil berwarna putih kekuningan yang umumnya muncul di bagian dalam vulva. Tidak berbahaya dan tidak menimbulkan rasa sakit.
  • Folikulitis Vulva: Peradangan pada akar rambut kemaluan, sering terjadi akibat kebiasaan mencukur rambut.
  • Lichen Sclerosus: Kondisi kulit yang menyebabkan bercak putih tipis di area genital, bisa gatal dan menimbulkan ketidaknyamanan.

Varises Vagina

Seperti halnya varises di kaki, varises vagina adalah pembuluh darah yang membengkak di sekitar vulva. Kondisi ini sering muncul selama kehamilan karena peningkatan volume darah dan hormon. Umumnya, varises vagina tidak menimbulkan gejala serius dan akan hilang sendiri sekitar sebulan setelah melahirkan. Namun, kadang bisa menyebabkan nyeri, bengkak, atau gatal.

Rambut Tumbuh ke Dalam (Ingrown Hair)

Pernah mencukur bulu kemaluan lalu muncul benjolan kecil yang nyeri dan gatal? Itu bisa jadi rambut yang tumbuh ke dalam kulit. Pastikan alat cukur bersih dan lakukan eksfoliasi setelahnya untuk mencegah kondisi ini.

Tumor dan Kanker

Ini adalah penyebab yang paling serius dan wajib diwaspadai. Benjolan di organ kewanitaan bisa menjadi tanda tumor jinak atau bahkan kanker.

  • Tumor Jinak: Seperti lipoma atau fibroma, biasanya tidak menimbulkan nyeri.
  • Kanker Vulva atau Kanker Vagina: Meskipun jarang terjadi, benjolan di area ini bisa jadi pertanda kanker. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi:
    • Rasa gatal di sekitar vagina yang tak kunjung membaik.
    • Rasa nyeri atau terbakar setiap kali buang air kecil.
    • Keputihan yang tidak normal atau berbau menyengat.
    • Perdarahan vagina di luar waktu haid atau setelah berhubungan seksual.
    • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
    • Pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha.
    • Kulit kelamin berubah warna atau menebal, atau muncul luka yang tidak sembuh dalam beberapa minggu.

Kanker vulva lebih sering terjadi pada wanita lansia, perokok, dan penderita infeksi virus HPV di sekitar organ intim. Untuk memastikan apakah benjolan di kemaluan wanita ini berbahaya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti biopsi.

Kapan Harus Segera Periksa ke Dokter? Jangan Anggap Sepele!

Melihat banyaknya kemungkinan penyebab benjolan, kapan sih kita harus benar-benar jangan anggap sepele benjolan organ kewanitaan dokter? Segera buat janji dengan dokter spesialis kandungan (obgyn) jika Anda mengalami salah satu kondisi berikut:

  • Benjolan tidak kunjung hilang dalam beberapa minggu atau justru semakin membesar.
  • Benjolan terasa nyeri, bengkak, merah, atau mengeluarkan nanah/cairan yang tidak biasa.
  • Disertai rasa gatal hebat atau sensasi terbakar yang tidak mereda.
  • Muncul perdarahan di luar siklus haid atau setelah berhubungan intim.
  • Ada keputihan yang berbau tidak sedap atau berubah warna (kuning, hijau, abu-abu).
  • Anda merasakan nyeri saat berhubungan seksual atau saat buang air kecil/besar.
  • Disertai gejala sistemik lain seperti demam atau penurunan berat badan tanpa sebab.
  • Benjolan terasa keras, tidak bergerak, atau memiliki tepi tidak beraturan.

Deteksi dini adalah kunci. Semakin cepat penyebab benjolan diketahui, semakin cepat pula penanganan yang tepat bisa diberikan, sehingga peluang kesembuhan atau pengelolaan kondisi akan jauh lebih baik.

Jangan Ragu Konsultasi ke Dokter untuk Kesehatan Reproduksi Anda

Benjolan di organ kewanitaan memang bisa jadi hal yang bikin deg-degan. Namun, seperti yang sudah kita bahas, tidak semua benjolan itu berbahaya. Kuncinya adalah tidak jangan anggap sepele benjolan organ kewanitaan Anda. Perhatikan setiap perubahan pada tubuh Anda, terutama di area intim.

Jika Anda menemukan benjolan di vagina atau area kemaluan yang mencurigakan, atau jika disertai gejala lain yang mengganggu, jangan menunda. Segera konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan. Mereka adalah ahli yang tepat untuk mendiagnosis penyebabnya dan memberikan penanganan terbaik demi kesehatan reproduksi wanita Anda. Ingat, lebih baik mencegah dan mendeteksi lebih awal daripada terlambat!