Yogyakarta, zekriansyah.com – Hubungan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas. Kali ini, Iran secara resmi menuntut kompensasi atau ganti rugi besar-besaran atas kerusakan yang diakibatkan oleh serangan militer yang mereka sebut sebagai “agresi” dari Israel dan AS. Tuntutan ini diajukan di forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ilustrasi: Iran membawa tuntutan kompensasi atas serangan ke forum internasional, mencari keadilan di mata dunia.
Lantas, mengapa Iran menuntut kompensasi? Apa saja kerugian yang mereka alami? Dan bagaimana respons dunia internasional? Mari kita kupas tuntas agar Anda bisa memahami akar masalah dan dampaknya.
Iran Tegas Perjuangkan Hak Ganti Rugi
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa negaranya serius memperjuangkan haknya untuk mendapatkan kompensasi penuh. Menurutnya, tindakan agresi Israel dan AS baru-baru ini telah melanggar kedaulatan nasional, integritas teritorial Iran, serta semua peraturan dan hukum internasional.
Dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Armenia, Ararat Mirzoyan, Araghchi menyampaikan bahwa masyarakat internasional dan PBB memiliki tanggung jawab untuk meminta pertanggungjawaban AS dan Israel.
“Republik Islam Iran secara serius memperjuangkan haknya untuk mendapatkan pengakuan atas agresor tersebut dan mencari kompensasi di organisasi internasional,” tegas Araghchi.
Tak hanya itu, Iran juga telah mengirimkan surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. Dalam surat tersebut, Iran mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengakui Israel dan AS sebagai pihak yang memulai tindakan agresi dan menuntut pertanggungjawaban penuh, termasuk pembayaran kompensasi dan reparasi. Armenia sendiri telah menyatakan mengutuk agresi AS-Israel dan menyambut baik penghentian permusuhan.
Kronologi Agresi Militer 12 Hari yang Mencekam
Konflik yang menjadi dasar tuntutan kompensasi Iran ini berlangsung selama 12 hari pada Juni 2025. Berikut adalah garis waktu singkat kejadiannya:
- 13 Juni: Israel melancarkan serangan terhadap Iran. Serangan ini menargetkan pejabat tinggi militer dan ilmuwan nuklir, serta menyerang rumah-rumah dan bangunan sipil. Israel mengklaim tujuan serangan ini adalah untuk menghentikan dugaan program nuklir militer rahasia Iran, yang dibantah keras oleh Teheran.
- 22 Juni: Amerika Serikat bergabung dalam serangan. AS membombardir tiga lokasi nuklir utama Iran, yaitu Fordow, Isfahan, dan Natanz.
- 23 Juni: Militer Iran merespons agresi AS-Israel dengan kuat. Mereka menyerang area-area penting di seluruh wilayah yang diduduki Israel dan menimbulkan kerusakan berat. Iran juga menembakkan rudal ke pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar, namun menegaskan tidak berniat memperpanjang konflik.
- 24 Juni: Gencatan senjata diumumkan. Presiden AS Donald Trump menyatakan gencatan senjata telah dicapai antara Israel dan Iran, mengakhiri konflik berdarah selama hampir dua pekan.
Iran sendiri menyebut serangan Israel sebagai “teater politik yang lemah” yang gagal mencapai tujuannya. Mereka menekankan bahwa sistem pertahanan Iran tetap kuat dan mandiri.
Dampak Serangan dan Kerugian yang Ditanggung
Konflik 12 hari ini menimbulkan kerugian besar di kedua belah pihak, serta bagi AS yang terlibat.
Kerugian di Pihak Iran:
- Korban Jiwa: Lebih dari 600 warga sipil tewas, bahkan beberapa sumber menyebut angka hingga 900 orang lebih, termasuk perempuan dan anak-anak. Selain itu, ribuan lainnya terluka.
- Kerusakan Infrastruktur: Serangan menargetkan fasilitas nuklir, markas militer, pangkalan udara, serta menyebabkan kerusakan pada bangunan sipil dan rumah-rumah penduduk. Penjara Evin di Teheran juga diserang, menyebabkan sedikitnya 71 orang tewas, termasuk staf dan tahanan.
Kerugian di Pihak Israel:
- Korban Jiwa: Setidaknya 28 orang tewas akibat serangan balasan rudal Iran.
- Klaim Kompensasi: Pihak berwenang Israel telah menerima hampir 39.000 klaim kompensasi atas kerusakan material langsung yang disebabkan oleh rudal Iran. Klaim ini mencakup:
- 30.809 permintaan ganti rugi atas kerusakan bangunan.
- 3.713 untuk kerusakan kendaraan.
- 4.085 untuk kerusakan peralatan dan barang-barang lainnya.
- Sebagian besar klaim datang dari Tel Aviv dan Ashkelon.
Kerugian di Pihak Amerika Serikat:
- Biaya Militer: AS menghabiskan lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp16 triliun) untuk mempertahankan Israel dari serangan rudal Iran. Biaya ini terutama disebabkan oleh penggunaan pencegat rudal THAAD yang canggih.
- Penipisan Stok Senjata: Operasi ini menguras sekitar 15-20% persediaan pencegat rudal THAAD global AS dalam waktu kurang dari dua minggu. Tingkat penggunaan ini dianggap tidak berkelanjutan untuk konflik yang berkepanjangan. Selain itu, kinerja THAAD juga dipertanyakan karena beberapa rudal Iran berhasil menembus pertahanan.
Peran PBB dan Harapan Iran untuk Keadilan
Iran berharap PBB dan masyarakat internasional dapat mengambil tindakan nyata. Mereka mendesak agar Dewan Keamanan PBB tidak hanya mengakui AS dan Israel sebagai agresor, tetapi juga meminta pertanggungjawaban penuh dari para pemimpin politik dan militer yang memerintahkan agresi tersebut.
Harapan utama Iran adalah agar Dewan Keamanan PBB dapat mencegah terulangnya kejahatan serupa di masa depan, demi menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Tuntutan kompensasi ini bukan hanya soal ganti rugi materi, tetapi juga upaya Iran untuk menegakkan keadilan dan kedaulatannya di mata dunia.
Konflik ini menunjukkan betapa rumitnya hubungan antarnegara dan pentingnya peran lembaga internasional dalam menyelesaikan sengketa. Dengan tuntutan kompensasi ini, Iran mengirimkan pesan tegas bahwa mereka tidak akan tinggal diam atas agresi yang mereka alami.
FAQ
Tanya: Mengapa Iran menuntut kompensasi dari Israel dan AS?
Jawab: Iran menuntut kompensasi karena menganggap serangan militer Israel dan AS sebagai agresi yang melanggar kedaulatan nasional, integritas teritorial, serta hukum internasional.
Tanya: Di forum internasional mana saja Iran mengajukan tuntutan kompensasi?
Jawab: Iran mengajukan tuntutan kompensasi di forum internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Tanya: Siapa yang diminta Iran untuk bertanggung jawab atas kerugian yang dialami?
Jawab: Iran meminta masyarakat internasional dan PBB untuk meminta pertanggungjawaban Amerika Serikat (AS) dan Israel atas tindakan agresi tersebut.