Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar kurang menyenangkan datang dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Daerah di ujung timur Pulau Madura ini sedang menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Sejak awal tahun hingga pekan pertama Agustus 2025, tercatat sudah ada 1.534 kasus campak, bahkan enam anak dilaporkan meninggal dunia. Tentu saja, situasi ini memicu kekhawatiran banyak pihak, termasuk anggota Komisi E DPRD Jawa Timur, Indriani Yulia Mariska. Ia tak hanya memberikan dukungan penuh, tetapi juga menyuarakan harapannya agar Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim segera turun tangan membantu mengatasi masalah serius ini.
DPRD Jatim Dukung Imunisasi Massal, Harap Dinkes Segera Turun Tangan Atasi KLB Campak di Sumenep yang Tewaskan Enam Orang.
Artikel ini akan mengajak Anda memahami betapa pentingnya langkah imunisasi massal, mengapa dukungan dari berbagai pihak sangat krusial, dan bagaimana kita semua bisa berkontribusi menjaga kesehatan anak-anak kita.
KLB Campak Mengancam, Sumenep Bergerak Cepat
Angka kasus campak di Sumenep memang cukup mengkhawatirkan, terutama karena mayoritas korbannya adalah anak-anak di bawah usia lima tahun. Kondisi ini menunjukkan betapa rentannya kelompok usia tersebut terhadap penyakit ini jika tidak memiliki kekebalan yang cukup.
Merespons situasi darurat ini, Dinas Kesehatan P2KB Sumenep telah mengambil langkah cepat dan sigap. Mereka tidak hanya melakukan kajian epidemiologi untuk memahami pola penyebaran, tetapi juga mengeluarkan surat edaran ke desa-desa untuk penanganan isolasi penderita. Yang paling utama, Dinkes Sumenep langsung menggelar imunisasi massal. Program ini melibatkan seluruh puskesmas dan didukung oleh lintas sektor, termasuk pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi ulang massal untuk anak usia 9 bulan hingga 59 bulan di seluruh wilayah.
Indriani Yulia Mariska: Imunisasi Kunci Pencegahan
Melihat kegigihan Dinkes Sumenep, Indriani Yulia Mariska, yang juga merupakan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur, menyatakan dukungannya yang kuat. Ia sangat mengapresiasi upaya imunisasi massal ini sebagai benteng pencegahan agar tidak ada lagi korban berjatuhan.
“Saya dukung penuh keputusan Dinkes Sumenep melakukan imunisasi massal guna pencegahan campak agar korban campak tidak bertambah. Bahkan semoga rantai penyebaran campak di lingkungan masyarakat juga terhenti,” kata Indriani di Surabaya, Rabu (20/8/2025).
Menurut Indriani, langkah ini adalah kunci untuk menghentikan laju penyebaran penyakit yang mudah menular ini.
Seruan untuk Dinkes Jatim dan Peran Lintas Sektor
Selain mendukung langkah-langkah di Sumenep, Indriani juga memberikan “warning” atau seruan tegas kepada Dinkes Jatim. Ia berharap pemerintah provinsi, melalui dinas kesehatannya, tidak tinggal diam dan segera ikut serta dalam penanggulangan KLB campak ini.
“Ini warning agar semua elemen turun tangan, termasuk Dinkes Jatim,” tegasnya.
Indriani juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat Sumenep. Bukan hanya mengandalkan pemerintah, kita semua punya tanggung jawab untuk menjaga kesehatan lingkungan dan diri sendiri. Ia mengingatkan untuk:
- Menjaga kebersihan lingkungan.
- Makan makanan sehat dan bergizi.
- Menerapkan pola hidup sehat yang dimulai dari diri sendiri.
Seruan kolaborasi ini sejalan dengan pandangan Dinkes Jatim yang kerap menekankan pentingnya dukungan lintas sektor dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Berbagai pihak seperti Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Muslimat, Fatayat, bahkan media massa dan dunia usaha, diharapkan bisa bahu-membuahu untuk menyadarkan masyarakat akan hak anak untuk sehat melalui imunisasi.
Imunisasi: Perlindungan Jangka Panjang untuk Anak-Anak
Pemberian imunisasi adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan anak-anak kita. Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Nyoman Anita Damayanti dari Geliat Airlangga, imunisasi mengurangi biaya dan tenaga yang harus dikeluarkan untuk menjaga kesehatan anak, serta mampu mencegah banyak penyakit berbahaya.
Di Jawa Timur sendiri, komitmen terhadap imunisasi anak sangat tinggi. Contohnya, Pemerintah Kota Surabaya juga gencar melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) secara serentak. Program ini menyasar siswa SD/MI dan SMP, memberikan imunisasi Measles-Rubella (MR) untuk mencegah campak dan rubella, Difteri-Tetanus (DT), Tetanus-Difteri (Td), bahkan Human Papillomavirus (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim pada anak perempuan. Yang membanggakan, imunisasi HPV kini difasilitasi gratis oleh pemerintah pusat.
Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina, menegaskan bahwa program ini tidak dipungut biaya, memastikan semua anak mendapatkan perlindungan kesehatan. Ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah berupaya keras melindungi generasi penerus bangsa dari berbagai ancaman penyakit.
Mari Bersama Jaga Kesehatan Anak Bangsa
Situasi KLB campak di Sumenep ini adalah pengingat bagi kita semua betapa krusialnya imunisasi massal dan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, dan seluruh elemen lintas sektor. Dukungan aktif dari anggota dewan seperti Indriani Yulia Mariska, dan harapan agar Dinkes Jatim segera turun tangan, menunjukkan keseriusan dalam menjaga kesehatan anak-anak Jawa Timur.
Dengan menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup sehat, dan yang terpenting, memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi rutin lengkap, kita tidak hanya melindungi mereka dari penyakit seperti campak, tetapi juga membangun generasi yang lebih kuat dan sehat untuk masa depan Indonesia. Mari bersama-sama kita wujudkan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak kita.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai lansia bukan sekadar, kunjungi: lansia bukan sekadar.