Isu Ijazah Jokowi: Buni Yani Sebut Bantahan Tim Hukum Bertentangan Akal Sehat

Dipublikasikan 29 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Belakangan ini, isu seputar ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali hangat diperbincangkan. Tudingan tentang dugaan pencetakan ulang ijazah ini sontak memicu beragam reaksi, terutama setelah pernyataan dari politikus senior PDIP Beathor Suryadi. Lantas, mengapa bantahan dari tim hukum Jokowi dinilai justru bertentangan dengan akal sehat? Mari kita selami lebih dalam duduk perkara ini agar Anda memahami pokok permasalahannya.

Isu Ijazah Jokowi: Buni Yani Sebut Bantahan Tim Hukum Bertentangan Akal Sehat

Ilustrasi: Perdebatan sengit soal keaslian ijazah Presiden Jokowi kembali memanas, memicu pertanyaan tentang kejanggalan bantahan tim hukum.

Beathor Suryadi Ungkap Dugaan Ijazah Jokowi Dicetak Ulang

Polemik ijazah ini bermula dari pernyataan Beathor Suryadi. Ia mengungkapkan bahwa ada dugaan pencetakan ulang ijazah Presiden Jokowi di Pasar Pramuka, Jakarta Pusat. Kejadian ini, menurut Beathor, dilakukan menjelang pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012.

Beathor juga menyebutkan bahwa rencana pencetakan ulang ijazah ini sempat didiskusikan dalam sebuah pertemuan antara tim dari Solo dan kader PDIP DKI Jakarta.

Beberapa nama yang disebut terlibat dalam pertemuan tersebut antara lain:

  • Dari Solo: David, Anggit, dan Widodo.
  • Dari Jakarta: Denny Iskandar, Indra, dan Yulianto.

Menurut Beathor, hanya Denny dan Widodo yang benar-benar mengetahui asal-usul dokumen tersebut. Ia juga menyinggung beberapa tokoh yang pernah melihat ijazah Jokowi, seperti mantan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, mantan Ketua KPU DKI Jakarta Juri Ardiantoro, dan mantan anggota DPRD Fraksi Gerindra M Syarif. Namun, Beathor menekankan bahwa tidak semua orang mampu mengenali keaslian dokumen, apalagi jika tidak ada niat untuk menyelidiki lebih lanjut.

Mengapa Bantahan Tim Hukum Jokowi Disebut Bertentangan Akal Sehat?

Pernyataan Beathor Suryadi ini segera ditanggapi oleh peneliti media dan politik, Buni Yani. Menurut Buni, bantahan apa pun yang akan disampaikan oleh Presiden Jokowi maupun tim hukumnya terkait informasi ini akan sulit dipercaya oleh publik. Alasannya, bantahan tersebut dinilai bertentangan dengan logika dan akal sehat.

“Bantahan apa pun yang akan dikemukakan pasti tidak akan dipercayai publik karena bertentangan dengan akal sehat,” tulis Buni Yani dalam unggahan di akun Facebook pribadinya.

Buni Yani bahkan mengibaratkan posisi Jokowi saat ini seperti “pesawat tempur yang terkunci,” tinggal menunggu “tombol rudal ditekan.” Ini menunjukkan bahwa menurutnya, pernyataan Beathor semakin memperjelas konstruksi dugaan pemalsuan ijazah tersebut.

Ia juga mendesak aparat penegak hukum untuk serius menindaklanjuti pengakuan Beathor ini. Buni Yani menyayangkan jika polisi justru mengalihkan perhatian dengan memproses sejumlah tokoh yang bersuara kritis, seperti Roy Suryo, Tifauzia Tyassuma, Rismon Sianipar, Rizal Fadillah, Eggi Sudjana, dan Kurnia.

Menurut Buni Yani, fakta-fakta yang kini berkembang seharusnya menjadi dasar kuat untuk pengusutan hukum lebih lanjut. Data dan pelaku yang terlibat, kata dia, masih bisa diidentifikasi dan diperiksa.

Isu Ijazah dan Deretan Tekanan Politik Lain yang Melilit Jokowi

Isu ijazah ini menambah daftar panjang tekanan yang diduga tengah dihadapi Presiden Jokowi. Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais, bahkan sempat mengungkapkan bahwa Jokowi sedang mengalami depresi berat dan nyaris tidak muncul ke publik.

Menurut Amien Rais, isu ijazah palsu adalah salah satu dari setidaknya 13 masalah yang melilit Jokowi. Selain isu ijazah, beberapa masalah lain yang disebut Amien Rais antara lain:

  • Presiden Prabowo Subianto yang belum menjenguk Jokowi.
  • Menteri-menteri yang tidak lagi berbondong-bondong sowan ke kediamannya.
  • Aparat penegak hukum yang mulai membidik kasus-kasus menyeret anak dan menantu Jokowi.
  • Proyek IKN yang mangkrak.
  • Front anti-Jokowi di media sosial yang semakin kencang.

Hingga saat ini, pihak Istana maupun Presiden Joko Widodo belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan pencetakan ulang ijazah ini.

Kesimpulan

Tudingan dugaan pencetakan ulang ijazah Presiden Jokowi oleh politikus senior PDIP Beathor Suryadi telah memicu perdebatan sengit. Peneliti media dan politik Buni Yani menyoroti bahwa bantahan dari tim hukum Jokowi akan sulit diterima publik karena dianggap bertentangan dengan akal sehat. Isu ini juga menjadi bagian dari serangkaian tekanan politik yang diungkap oleh tokoh seperti Amien Rais. Publik kini menantikan kejelasan dan pengusutan tuntas dari aparat penegak hukum agar kebenaran dapat terungkap dan kepercayaan publik terjaga.