Yogyakarta, zekriansyah.com – Dunia olahraga Indonesia diselimuti kabar duka mendalam. Mayjen (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila, sosok yang dikenal luas sebagai eks manajer Timnas Indonesia dan tokoh sentral di balik kesuksesan sepak bola nasional, telah berpulang. Beliau meninggal dunia pada Senin, 18 Agustus 2025, pukul 08.59 WIB, di Rumah Sakit Bunda, Menteng, Jakarta, pada usia 83 tahun. Kepergian beliau meninggalkan warisan tak ternilai bagi perkembangan olahraga di Tanah Air.
Duka mendalam menyelimuti dunia sepak bola Indonesia atas berpulangnya Mayjen (Purn.) IGK Manila, manajer legendaris yang membawa Timnas meraih emas SEA Games 1991.
Artikel ini akan mengajak Anda menyelami jejak langkah dan kontribusi besar almarhum IGK Manila, mulai dari perannya dalam membawa Timnas Indonesia meraih medali emas yang bersejarah, hingga dedikasinya di berbagai klub dan cabang olahraga lainnya. Mari bersama mengenang jasa-jasa beliau.
Mengenang Sosok Inspiratif: Perjalanan IGK Manila di Dunia Olahraga Nasional
IGK Manila bukan sekadar nama, ia adalah figur yang mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan olahraga Indonesia. Rekam jejaknya yang cemerlang menjadi bukti nyata komitmen dan kepemimpinannya.
Manajer Emas SEA Games 1991: Puncak Kejayaan Timnas
Salah satu momen paling bersejarah dalam karier IGK Manila adalah ketika ia menjabat sebagai manajer Timnas Indonesia pada SEA Games 1991 di Manila, Filipina. Di bawah kepemimpinannya, Tim Garuda tampil memukau, bahkan dengan mayoritas pemain muda. Mereka berhasil menundukkan tim-tim kuat seperti Malaysia, Vietnam, dan tuan rumah Filipina di babak penyisihan.
Puncaknya, Indonesia berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan Thailand di final melalui adu penalti 4-3, setelah sebelumnya bermain imbang 0-0. Kemenangan ini adalah medali emas sepak bola pertama bagi Indonesia di ajang SEA Games setelah puluhan tahun. Prestasi ini tak lepas dari gemblengan disiplin dan rasa nasionalisme yang ditanamkan IGK Manila kepada para pemain.
Peran Vital di Klub-klub Besar: Persija dan Bandung Raya
Dedikasi IGK Manila tidak hanya terbatas pada level tim nasional. Beliau juga memberikan kontribusi signifikan di kancah sepak bola klub. Tercatat, almarhum pernah menjabat sebagai manajer Persija Jakarta dan berhasil membawa tim berjuluk Macan Kemayoran itu meraih gelar Liga Indonesia pada tahun 2001.
Tak hanya itu, IGK Manila juga memiliki andil dalam keberhasilan Bandung Raya meraih gelar Liga Indonesia pada tahun 1996. Jejaknya di dunia sepak bola klub membuktikan kemampuannya dalam membangun tim yang solid dan berprestasi.
Bukan Hanya Sepak Bola: Bapak Wushu Indonesia
Meskipun namanya sangat lekat dengan sepak bola, kontribusi IGK Manila jauh melampaui lapangan hijau. Beliau juga dikenal sebagai “Bapak Wushu Indonesia”. Pada tahun 1992, beliau menjabat sebagai Ketua Umum PB Wushu dan berperan besar dalam mengembangkan olahraga beladiri ini di Tanah Air.
Berkat upayanya, wushu Indonesia berhasil tampil di SEA Games 1993, meskipun saat itu hanya menghasilkan dua medali perunggu. Namun, fondasi yang diletakkan IGK Manila telah membuka jalan bagi perkembangan wushu menjadi salah satu cabang olahraga andalan Indonesia dengan melahirkan atlet-atlet berprestasi seperti Lindswell Kwok dan Edgar Xavier Marvelo.
Ucapan Duka Mengalir dari Berbagai Penjuru
Kabar meninggalnya eks manajer Timnas Indonesia IGK Manila ini sontak membawa duka bagi banyak pihak, mulai dari tokoh olahraga, politisi, hingga mantan pemain yang pernah merasakan sentuhannya.
Kehilangan Sosok Mentor dan Sahabat
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjadi salah satu figur yang sangat terpukul dengan kepergian almarhum. Melalui akun media sosialnya, Erick mengenang IGK Manila bukan hanya sebagai sosok penting dalam perjalanan sepak bola Indonesia, tetapi juga sebagai sahabat dan mentor yang berharga.
“Saya kehilangan sahabat sekaligus mentor yang loyal dan pekerja keras. Kami pernah bekerja sama saat di Persija dan membawa juara tahun 2001,” tulis Erick Thohir. “Beliau juga pernah berjasa saat menjadi Manajer Timnas Indonesia ketika juara SEA Games tahun 1991. Terima kasih untuk seluruh kontribusi yang telah diberikan kepada sepak bola Indonesia, Pak Jenderal IGK Manila.”
Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Hermawi Taslim, juga menyampaikan duka cita mendalam. IGK Manila diketahui menjabat sebagai Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Nasdem dan merupakan sahabat dekat Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Mantan penjaga gawang Timnas Indonesia, Hermansyah, juga mengungkapkan rasa kehilangannya. Ia merasa mendapatkan bimbingan langsung dari almarhum dalam menanamkan disiplin dan rasa nasionalisme.
Prosesi Penghormatan Terakhir bagi Almarhum
Jenazah I Gusti Kompyang Manila akan disemayamkan dan menjalani prosesi penghormatan terakhir. Menurut informasi dari Sekjen Nasdem Hermawi Taslim dan Ketua Panpel Persija Ferry Indra Sjarief, jenazah almarhum diberangkatkan dari Rumah Sakit Bunda Jakarta menuju Rumah Sakit Gatot Soebroto untuk dimandikan.
Setelah itu, jenazah akan dibawa menuju Aula ABN, Jakarta Selatan, dan diperkirakan tiba pada pukul 14.00 WIB. Di sana, keluarga, sahabat, dan handai taulan dapat memberikan penghormatan terakhir.
Prosesi kremasi dijadwalkan pada Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 11.00 WIB. Jenazah akan diberangkatkan dari ABN menuju RS Gatot Soebroto untuk prosesi kremasi, yang sebelumnya akan dilaksanakan upacara kebesaran di ABN sebagai penghormatan atas jasa dan pengabdian almarhum kepada bangsa dan negara.
IGK Manila telah menyelesaikan tugasnya di dunia ini dengan gemilang. Jasanya akan selalu dikenang sebagai pahlawan olahraga yang membawa inspirasi bagi banyak generasi. Selamat jalan, Jenderal. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.