Yogyakarta, zekriansyah.com – Pertandingan perdana Super League 2025/2026 menyajikan drama yang tak terlupakan saat Bali United menjamu Persik Kediri di kandang. Duel sengit antara Serdadu Tridatu dan Macan Putih ini berakhir dengan hasil seri 1-1, di mana gol penyelamat tercipta di menit-menit akhir. Momen menegangkan ini tentu membuat para pendukung di Stadion Kapten I Wayan Dipta menahan napas hingga peluit panjang dibunyikan.
Penasaran bagaimana Bali United bisa menahan imbang Persik dalam laga pembuka musim ini? Mari kita ulas selengkapnya jalannya pertandingan penuh perjuangan ini!
Dominasi di Babak Pertama, Gol Dianulir VAR
Sejak peluit kick-off dibunyikan pada Minggu sore (10/8/2025) di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Serdadu Tridatu langsung tancap gas. Tim tuan rumah tampil agresif, menguasai bola, dan menciptakan banyak peluang berbahaya. Pemain seperti Irfan Jaya dan Mirza Mustafic berkali-kali mengancam gawang Persik Kediri yang dijaga apik oleh kiper Leonardo Navacchio.
Puncak drama di babak pertama terjadi pada menit ke-30. Joao Ferrari sempat membuat publik Gianyar bersorak gembira setelah berhasil menyarangkan bola ke gawang Persik memanfaatkan kemelut dari tendangan sudut Thijmen Goppel. Namun, euforia itu tak berlangsung lama. Setelah tinjauan VAR (Video Assistant Referee), wasit menganulir gol tersebut karena posisi Ferrari yang sudah lebih dulu offside. Skor kacamata 0-0 pun bertahan hingga jeda turun minum.
Ketertinggalan dan Gol Penyelamat Dramatis di Menit Akhir
Memasuki babak kedua, intensitas serangan Bali United tidak mengendur. Boris Kopitovic dan rekan-rekannya terus berusaha membongkar pertahanan Macan Putih. Namun, justru Persik Kediri yang berhasil mencuri keunggulan.
Di menit ke-78, Telmo Castanheira sukses memanfaatkan umpan sepak pojok ciamik dari Ezra Walian dengan sundulan terukurnya. Gawang Mike Hauptmeijer pun bobol, mengubah skor menjadi 0-1 untuk keunggulan tim tamu.
Tertinggal di kandang sendiri, Serdadu Tridatu tak menyerah. Pelatih Johnny Jansen melakukan sejumlah pergantian, termasuk memasukkan penyerang muda Jens Raven yang menjalani debutnya. Perjuangan keras akhirnya membuahkan hasil di detik-detik akhir pertandingan.
Tepat di menit ke-90+6, Boris Kopitovic muncul sebagai pahlawan. Sundulan kerasnya menyambut umpan silang akurat dari Thijmen Goppel berhasil menembus jala gawang Persik, sekaligus menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Gol dramatis ini menyelamatkan Bali United dari kekalahan di laga pembuka musim.
Reaksi Pelatih dan Pemain: Rasa Campur Aduk
Hasil seri ini tentu meninggalkan rasa campur aduk bagi kedua kubu. Pelatih Bali United, Johnny Jansen, mengungkapkan kekecewaannya karena timnya seharusnya bisa meraih tiga poin penuh.
“Kami punya cukup banyak peluang, tapi Persik membuat segalanya sulit. Saya bangga pemain tidak menyerah dan terus berjuang sampai akhir,” ujar Coach Johnny.
Di sisi lain, pelatih Persik Kediri, Ong Kim Swee, mengakui bahwa mendapatkan satu poin di kandang Bali United adalah hasil positif. Namun, ia juga tak menampik rasa kecewa karena “kehilangan dua poin di akhir pertandingan tentu mengecewakan.”
Sementara itu, Boris Kopitovic, pencetak gol penyelamat Serdadu Tridatu, meski senang bisa mencetak gol, mengakui bahwa hasil imbang ini tidak sesuai target tim.
Apa Arti Hasil Seri Ini untuk Kedua Tim?
Dengan hasil Bali United vs Persik yang berakhir seri 1-1 ini, kedua tim harus puas berbagi satu poin. Serdadu Tridatu kini menempati peringkat keenam klasemen sementara Super League 2025/2026, sedangkan Persik Kediri berada di urutan kesembilan.
Ini baru awal perjalanan panjang musim ini. Pekan depan, Bali United akan menghadapi tantangan tandang berat melawan Malut United, sementara Persik Kediri akan menjamu Madura United di kandang mereka. Kedua tim tentu akan mengevaluasi performa dan berbenah demi hasil yang lebih baik di pertandingan selanjutnya.
Kesimpulan
Pertandingan antara Bali United dan Persik Kediri di pekan perdana Super League 2025/2026 memang menyajikan tontonan yang mendebarkan. Hasil seri 1-1 ini menunjukkan bahwa dalam sepak bola, semangat juang hingga peluit akhir sangatlah krusial. Bagi Serdadu Tridatu, ini adalah pengingat penting untuk terus mengasah efektivitas serangan, sementara bagi Macan Putih, ini adalah modal berharga meski ada sedikit penyesalan. Mari kita nantikan kiprah kedua tim di sisa musim ini!