Belasan Halte Bus di Sleman Dicoret-coret, Anggaran Perbaikan Terbatas

Dipublikasikan 30 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Siapa sih yang tidak kesal melihat fasilitas umum, apalagi yang sering kita gunakan sehari-hari, jadi sasaran tangan jahil? Di Sleman, Yogyakarta, belasan halte bus kini kotor dengan coretan-coretan vandalisme. Kondisi ini tentu bikin tidak nyaman dan merusak pemandangan.

Belasan Halte Bus di Sleman Dicoret-coret, Anggaran Perbaikan Terbatas

Ilustrasi: Halte bus di Sleman dirusak vandalisme, fasilitas publik tercoreng di tengah keterbatasan anggaran perbaikan.

Artikel ini akan membahas detail kejadian vandalisme di halte bus Sleman, upaya pemerintah untuk memperbaikinya, serta mengapa kita semua punya peran penting dalam menjaga fasilitas publik. Yuk, simak biar kita sama-sama paham dan peduli!

Halte Bus di Sleman Jadi Korban Vandalisme

Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sleman melaporkan bahwa setidaknya 13 unit halte bus yang tersebar di berbagai wilayah Sleman menjadi sasaran aksi vandalisme. Coretan-coretan ini jelas mengurangi kenyamanan para pengguna bus yang setiap hari bergantung pada fasilitas ini.

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Dishub Sleman, Fransiskus De Sales Adriarto, menjelaskan bahwa selain coretan, beberapa halte juga mengalami kerusakan lain.

“Kalau kerusakan selain vandalisme biasanya kursi di halte harus di las di bagian tempat duduk,” kata Adriarto.

Kondisi halte yang kotor dan rusak tentu saja membuat warga enggan menggunakannya. Padahal, halte ini dibangun untuk memudahkan mobilitas masyarakat.

Upaya Perbaikan dan Tantangannya

Menanggapi kondisi ini, Dishub Sleman berencana untuk segera melakukan pengecatan ulang. Namun, anggaran yang tersedia untuk perbaikan ini cukup terbatas.

“Jajarannya hanya menyediakan anggaran Rp3,6 juta dengan rincian Rp1,6 juta untuk makan dan minum serta Rp1 juta untuk alat, cat dan tinner,” terang Adriarto.

Angka ini terbilang minim jika dibandingkan dengan luasnya kerusakan dan jumlah halte yang harus diperbaiki. Apalagi, untuk halte Trans Jogja, kewenangan perawatannya sebenarnya ada pada Dinas Perhubungan DIY, meskipun Dishub Sleman tetap berupaya membantu.

Tantangan lain dalam mengatasi vandalisme ini adalah pengawasan. Adriarto mengakui bahwa tidak semua halte memiliki Closed Circuit Television (CCTV), sehingga pengawasan menjadi kurang maksimal. Upaya edukasi kepada warga sekitar, terutama di dekat sekolah, untuk ikut menjaga kebersihan halte juga dirasa kurang efektif.

Kepala Dishub Sleman, Arip Pramana, sangat menyayangkan kejadian ini. Ia menegaskan pentingnya kebersihan halte demi kenyamanan pengguna.

“Kebersihan halte akan berdampak pada kenyamanan pengguna. Kondisi halte atau kursi yang bagus atau masih fungsional tetap menimbulkan kesan ketidaknyamanan apabila ada vandalisme baik coretan maupun berbagai jenis poster,” ujar Arip.

Vandalisme, Masalah Klasik yang Terus Berulang

Fenomena vandalisme pada fasilitas umum seperti halte bus bukan hanya terjadi di Sleman atau Yogyakarta. Ini adalah masalah yang kerap kali muncul di berbagai kota di Indonesia.

  • Di Jakarta, sebuah halte TransJakarta di Setiabudi pernah menjadi sasaran vandalisme dan bahkan pelakunya sempat mengeroyok petugas keamanan yang memergoki mereka. Halte tersebut harus diganti karena coretan sulit dibersihkan.
  • Di Banjarmasin, beberapa halte juga berulang kali dicoret-coret. Dinas Perhubungan setempat mengakui keterbatasan dalam penjagaan dan meminta kesadaran serta laporan dari masyarakat.

Para pelaku vandalisme ini seringkali beraksi di malam hari dan sulit terdeteksi. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di berbagai daerah terus berupaya menangkap tangan para pelaku dan menerapkan sanksi, yang bisa berupa pembinaan hingga Tindak Pidana Ringan (Tipiring) karena tergolong perusakan aset.

Pentingnya kesadaran masyarakat menjadi kunci. Halte bus, trotoar, jembatan, dan fasilitas umum lainnya adalah aset kita bersama yang dibangun dari uang pajak. Merusak atau mengotori fasilitas ini sama dengan merugikan diri sendiri dan orang banyak.

Mari Jaga Fasilitas Umum Bersama!

Kasus vandalisme di belasan halte bus di Sleman ini menjadi pengingat bagi kita semua. Fasilitas umum adalah milik bersama yang harus dijaga dan dirawat. Meskipun pemerintah daerah berupaya keras untuk memperbaiki dan menjaga, peran serta masyarakat sangatlah vital.

Mari kita mulai dari diri sendiri untuk tidak melakukan tindakan merusak seperti mencoret-coret. Jika melihat ada aksi vandalisme, jangan ragu untuk melapor kepada pihak berwenang atau Dinas Perhubungan setempat. Dengan begitu, fasilitas umum kita bisa tetap bersih, nyaman, dan berfungsi optimal bagi semua.