Yogyakarta, zekriansyah.com – Pernahkah Anda merasa bingung, ragu dengan ingatan atau perasaan sendiri setelah berinteraksi dengan seseorang? Atau bahkan merasa apa yang Anda yakini sebagai kebenaran tiba-tiba dipertanyakan dan dianggap tidak nyata? Jika ya, mungkin Anda sedang mengalami fenomena yang disebut gaslighting.
Ilustrasi: Perasaan bingung dan ragu membayang, saat kenyataan diri mulai dipertanyakan.
Seperti yang diungkapkan Hanya Aljamal, seorang guru dari Gaza yang hidupnya berubah drastis karena perang, “Saya merasa seperti digaslight, seolah semua hal ini adalah buatan belaka. Seolah tak ada yang nyata.” Perasaan seperti inilah yang sering dialami korban gaslighting. Artikel ini akan membantu Anda memahami apa itu gaslighting, mengenali tanda-tandanya, dan bagaimana cara melindungi diri agar tidak terus-menerus merasa “digaslight”.
Apa Itu Gaslighting dan Mengapa Penting untuk Tahu?
Gaslighting adalah bentuk manipulasi emosional dan psikologis di mana seseorang membuat Anda mempertanyakan keyakinan, perilaku, dan bahkan persepsi Anda tentang kenyataan. Tujuannya seringkali untuk mendapatkan kekuasaan dan kontrol atas diri Anda, dengan memutarbalikkan fakta dan membuat Anda meragukan penilaian serta intuisi Anda sendiri.
Istilah “gaslighting” sendiri berasal dari sebuah drama tahun 1938 berjudul “Gas Light” (yang kemudian diadaptasi menjadi film populer tahun 1944). Kisah ini menceritakan seorang suami yang memanipulasi istrinya agar percaya bahwa dia gila, dengan cara meredupkan lampu gas di rumah dan bersikeras bahwa istrinya hanya membayangkannya.
Mengapa penting untuk tahu? Karena gaslighting bukan sekadar kebohongan atau perbedaan pendapat biasa. Ini adalah bentuk pelecehan emosional yang halus namun merusak, dan bisa terjadi dalam berbagai jenis hubungan:
- Hubungan Romantis: Paling umum, di mana pasangan berusaha mengontrol Anda.
- Keluarga: Orang tua, saudara, atau kerabat yang memanipulasi Anda.
- Lingkungan Kerja: Antara rekan kerja atau atasan-bawahan, seringkali untuk menghindari tanggung jawab atau meragukan kredibilitas Anda.
- Kontek Sosial/Publik: Bahkan politisi atau tokoh publik bisa melakukan gaslighting dengan menyangkal fakta yang jelas.
Pada tahun 2022, gaslighting bahkan terpilih sebagai “Kata Tahun Ini” oleh penerbit kamus Merriam-Webster, menunjukkan betapa relevan dan maraknya fenomena ini dalam percakapan sehari-hari.
Ciri-ciri Kamu Sedang Mengalami Gaslighting
Dampak gaslighting seringkali tidak langsung terlihat, namun perlahan mengikis rasa percaya diri dan kewarasan Anda. Jika Anda mengalami beberapa hal di bawah ini secara konsisten, ada kemungkinan Anda sedang digaslight:
- Sering bertanya pada diri sendiri, “Apakah aku terlalu sensitif?” Anda merasa emosi Anda selalu berlebihan atau tidak beralasan.
- Merasa bingung dan bahkan “gila” dalam hubungan tersebut. Anda merasa tidak yakin dengan apa yang Anda alami atau pikirkan.
- Sering meminta maaf tanpa alasan yang jelas. Anda merasa selalu bersalah atau bertanggung jawab atas masalah yang timbul.
- Sulit memahami mengapa Anda tidak lebih bahagia. Padahal secara logis, Anda merasa seharusnya baik-baik saja.
- Sering membuat alasan untuk perilaku orang lain yang menyakiti Anda. Anda mencoba membenarkan tindakan mereka kepada diri sendiri atau orang lain.
- Merasa ada yang salah, tapi tidak bisa mengidentifikasi apa itu. Ada perasaan tidak nyaman yang terus-menerus.
- Mulai berbohong untuk menghindari konflik atau “putar balik” kenyataan. Anda merasa lebih aman menyembunyikan kebenaran demi kedamaian.
- Sulit membuat keputusan sederhana. Anda meragukan kemampuan diri sendiri dalam menilai sesuatu.
- Merasa tidak cukup baik atau selalu salah. Anda merasa harus berusaha lebih keras untuk memenuhi harapan orang lain.
- Merasa terisolasi, putus asa, atau depresi. Anda kehilangan minat pada hal-hal yang dulu disukai dan merasa sendiri.
- Kehilangan jati diri. Anda tidak lagi mengenali siapa diri Anda, nilai-nilai, atau keinginan Anda.
Penting untuk diingat, perasaan-perasaan ini muncul karena perilaku orang lain yang memanipulasi, bukan karena masalah internal Anda sendiri.
Bentuk-bentuk Gaslighting dalam Keseharian
Gaslighting bisa muncul dalam berbagai bentuk, baik melalui perkataan maupun tindakan. Berikut beberapa contoh yang sering terjadi:
1. Melalui Ucapan Langsung
Pelaku gaslighting sering menggunakan frasa-frasa tertentu untuk meragukan persepsi Anda:
- “Kamu terlalu sensitif/dramatis.”
- “Kamu cuma membayangkan saja.”
- “Aku tidak pernah mengatakan itu!”
- “Kenapa sih kamu selalu mempermasalahkan hal kecil?”
- “Itu cuma bercanda! Kamu serius banget.”
- “Kamu gila.”
- “Kamu punya ingatan selektif.”
- “Yang kamu katakan tidak masuk akal, kamu dengar tidak suaramu sendiri?”
2. Dalam Situasi Konkret
-
Dalam Hubungan Asmara:
Anda memiliki bukti kuat pasangan berselingkuh. Saat Anda bertanya, dia tidak hanya menyangkal, tapi juga memutarbalikkan cerita:“Beraninya kamu menuduhku selingkuh! Aku kerja seharian dan pulang untuk menghabiskan waktu denganmu, tapi kamu tidak pernah ada. Kamu bilang kamu kerja, tapi siapa yang tahu kamu di mana? Mungkin kamu yang selingkuh. Dan kalaupun aku selingkuh, kamu tidak bisa menyalahkanku, karena kamu selalu terlalu lelah untuk berhubungan intim.”
Ini bukan sekadar kebohongan, tapi upaya membuat Anda merasa bersalah dan meragukan bukti yang Anda miliki. -
Dalam Keluarga:
Anda tinggal bersama ibu. Suatu hari, ibu bersikeras Anda berjanji pulang lebih awal untuk mengantarnya ke apotek, padahal Anda ingat jelas tidak pernah ada percakapan itu. Saat Anda menyangkal, ibu menggelengkan kepala tidak percaya dan kemudian Anda mendengar ibu menelepon seseorang, mengatakan:“Saya tidak yakin dengan kondisi pikirannya (Anda). Dia bahkan tidak ingat percakapan tadi pagi!”
Situasi serupa terjadi berulang kali hingga Anda mulai bertanya-tanya apakah Anda benar-benar pelupa. -
Di Tempat Kerja:
Anda baru saja dipromosikan. Tiba-tiba, dokumen penting hilang dari meja Anda atau pesan telepon tidak sampai. Saat Anda bertanya pada asisten manajer yang juga menginginkan promosi itu, dia bereaksi marah:“Apa kamu menuduhku mengambil barang-barangmu? Ingat, tugasku adalah membantumu. Kenapa aku melakukan itu?”
Beberapa minggu kemudian, saat file lain hilang, dia berkata:
“Kamu tahu, kamu terlihat sangat stres belakangan ini. Promosi ini adalah perubahan besar. Tidak semua orang bisa menangani tanggung jawabnya.”
Ini membuat Anda meragukan kemampuan dan kewarasan Anda sendiri. -
Saat Mencari Bantuan Medis:
Anda merasakan gejala perut yang mengkhawatirkan selama berbulan-bulan disertai suasana hati yang buruk dan kelelahan. Dokter Anda skeptis dan menyarankan:“Saya lihat Anda punya pekerjaan yang sangat stres. Mungkin Anda hanya stres. Coba minum teh kamomil.”
Anda mencoba menjelaskan bahwa suasana hati yang buruk mungkin terkait dengan nyeri kronis, ketidaknyamanan, dan kurang energi.
“Kamu terlalu muda untuk merasa seperti ini. Sepertinya tidak ada yang serius. Coba saja santai.”
Meskipun terasa tidak benar, Anda akhirnya meragukan diri sendiri karena dokter mengatakan gejala Anda tidak perlu dikhawatirkan.
Mengapa Seseorang Melakukan Gaslighting?
Pelaku gaslighting seringkali tidak secara sadar berniat jahat, namun mereka melakukannya untuk memenuhi kebutuhan psikologis tertentu. Menurut Dr. Robin Stern, salah satu alasan utamanya adalah kebutuhan untuk merasa benar dan memiliki kendali. Ketika identitas atau kekuasaan mereka terancam, mereka perlu Anda mempercayai versi cerita mereka untuk mempertahankan kendali.
Gaslighting juga bisa terjadi ketika seseorang percaya bahwa narasinya lebih valid daripada orang lain, namun mereka tidak memiliki argumen yang kuat. Dengan merendahkan pendapat orang lain, mereka mendapatkan rasa superioritas.
Yang membuat gaslighting sangat efektif adalah karena Anda cenderung mempercayai dan menghormati orang yang melakukannya, entah itu pasangan, orang tua, teman, atau atasan. Gaslighting juga tidak selalu jelas atau ekstrem; seringkali terselubung sebagai upaya untuk “peduli” atau “membantu” Anda.
Cara Menghadapi Gaslighting dan Melindungi Diri
Mengenali gaslighting adalah langkah pertama yang paling penting. Setelah itu, ada beberapa langkah praktis yang bisa Anda lakukan untuk melindungi diri dan memulihkan kesehatan mental Anda:
-
Validasi Diri Sendiri:
Percayai perasaan, ingatan, dan intuisi Anda. Meskipun orang lain mencoba memutarbalikkan kenyataan, Anda tahu apa yang benar. Ingatlah bahwa emosi Anda valid dan Anda berhak merasakannya. -
Cari Perspektif Luar:
Bicaralah dengan teman atau anggota keluarga yang Anda percaya. Mereka yang tidak terlibat langsung dalam situasi tersebut bisa memberikan sudut pandang objektif, membantu Anda mendapatkan kejelasan, dan memberikan dukungan emosional. -
Buat Catatan:
Mencatat interaksi penting segera setelah terjadi dapat menjadi bukti yang tidak bisa Anda ragukan. Simpan tangkapan layar percakapan, email, catat tanggal dan waktu, atau ringkas percakapan dengan kutipan langsung. Ini membantu Anda memeriksa kembali kebenaran saat ingatan Anda dipertanyakan. -
Ambil Jarak dari Situasi:
Saat Anda merasa digaslight, cobalah untuk tidak langsung bereaksi. Beri diri Anda ruang fisik atau mental. Anda bisa mengusulkan untuk melanjutkan pembicaraan nanti, berjalan-jalan sebentar, atau melakukan latihan pernapasan untuk menenangkan diri. -
Tegaskan Batasan dengan Tenang:
Tunjukkan bahwa perilaku mereka tidak memengaruhi Anda. Dengan tenang dan tegas sampaikan kebenaran. Anda bisa mengatakan:- “Saya tahu pandangan Anda berbeda, tapi ini adalah pengalaman saya.”
- “Saya merasa tidak didengarkan, dan saya butuh waktu.”
- “Ucapan yang merendahkan menyakitkan bagi saya. Sulit bagi saya mendengarkan Anda bicara seperti itu.”
- “Saya sudah mendengar sudut pandang Anda berkali-kali sekarang, dan saya tetap tidak setuju.”
-
Prioritaskan Perawatan Diri (Self-Care):
Gaslighting bisa menguras energi dan kepercayaan diri. Dedikasikan waktu untuk kegiatan yang Anda nikmati, istirahat yang cukup, dan menjaga kesehatan fisik serta mental. Perawatan diri akan membuat Anda merasa lebih kuat dan mampu menghadapi tantangan. -
Libatkan Orang Lain (Jika Aman):
Jika gaslighting terjadi di tempat kerja atau situasi sosial, hindari bertemu dengan pelaku sendirian jika memungkinkan. Kehadiran pihak ketiga yang netral bisa membuat pelaku lebih sulit memanipulasi. -
Cari Bantuan Profesional:
Jika gaslighting sudah serius dan berdampak pada kesehatan mental Anda, jangan ragu mencari dukungan profesional. Terapis atau psikolog dapat membantu Anda memproses pengalaman, membangun kembali harga diri, dan mempelajari cara yang sehat untuk berinteraksi. Organisasi atau hotline bantuan kekerasan emosional juga bisa memberikan panduan dan sumber daya.
Kesimpulan
Gaslighting adalah bentuk manipulasi emosional yang bisa membuat Anda merasa bingung, meragukan diri sendiri, dan kehilangan jati diri. Namun, Anda tidak sendirian. Mengenali tanda-tandanya adalah langkah awal yang krusial untuk melindungi diri Anda.
Ingatlah, perasaan dan ingatan Anda adalah valid. Anda berhak atas hubungan yang sehat, di mana Anda merasa dihormati dan dipercaya. Jika Anda merasa mengalami gaslighting, jangan ragu untuk mencari dukungan dan melindungi diri. Percayai diri Anda, karena itu adalah langkah pertama menuju pemulihan dan kembali menjadi diri Anda yang sebenarnya.