fogging pencegahan wabah demam berdarah dengue jakarta

Dipublikasikan 15 Juli 2025 oleh admin
Tak Berkategori

Yogyakarta, zekriansyah.com – Fogging Pencegahan Wabah Demam Berdarah Dengue Jakarta: Upaya Bersama Melindungi Warga

fogging pencegahan wabah demam berdarah dengue jakarta

Ilustrasi untuk artikel tentang fogging pencegahan wabah demam berdarah dengue jakarta

Musim hujan seringkali membawa kekhawatiran baru bagi warga Jakarta: peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini bisa sangat membahayakan jika tidak ditangani serius. Nah, salah satu upaya yang sering kita lihat dan dengar adalah fogging atau pengasapan. Tapi, seberapa efektifkah fogging ini dan apa saja upaya lain yang dilakukan pemerintah serta yang bisa kita lakukan sebagai warga untuk mencegah wabah demam berdarah di Jakarta? Mari kita ulas bersama.

Mengapa Fogging Masih Penting dalam Pencegahan DBD di Jakarta?

Fogging, atau pengasapan, adalah metode yang jamak digunakan untuk membunuh nyamuk dewasa yang menjadi vektor pembawa penyakit DBD. Tujuan utamanya jelas: memutus rantai penularan dan mengurangi risiko penyebaran penyakit ini di lingkungan padat penduduk seperti Jakarta. Kita sering melihat petugas menyemprotkan asap di permukiman warga, seperti yang baru-baru ini dilakukan di Kembangan Utara atau Cakung Barat.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui Dinas Kesehatan dan jajarannya, memang terus mengintensifkan kegiatan fogging, terutama saat terjadi peningkatan kasus DBD. Anggota DPRD DKI Jakarta dari Komisi E, Bapak Uwais El Qoroni, bahkan mengakui banyaknya permintaan fogging dari warga saat reses, khususnya di wilayah rawan seperti Palmerah, Tamansari, dan Kembangan. Ini menunjukkan bahwa fogging masih dianggap sebagai solusi cepat untuk mengatasi populasi nyamuk dewasa yang sudah telanjur banyak.

Kolaborasi Banyak Pihak dalam Upaya Fogging di Jakarta

Upaya fogging pencegahan wabah demam berdarah dengue di Jakarta ini tidak bisa dilakukan sendiri. Banyak pihak terlibat aktif. Dinas Kesehatan DKI Jakarta, melalui Puskesmas dan Sudinkes di berbagai wilayah seperti Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, berkolaborasi erat dengan kecamatan, kelurahan, sekolah-sekolah, bahkan Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI).

Contoh nyata kolaborasi ini terlihat dari kegiatan bakti sosial fogging serentak di lingkungan sekolah dan RW rawan DBD. Di Jakarta Selatan, misalnya, Suku Dinas Kesehatan setempat melakukan pengasapan di 20 sekolah di 10 kecamatan. Sekolah menjadi fokus karena merupakan tempat berkumpulnya anak-anak yang rentan terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti. Tidak hanya di permukiman dan sekolah, bahkan instansi seperti Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan asrama haji di Jakarta Timur juga melakukan fogging untuk memastikan lingkungan bebas nyamuk bagi pegawai dan jemaah. Perusahaan swasta seperti PT United Tractors Tbk juga turut berkontribusi dengan melakukan fogging di area sekitar operasional mereka, menjangkau ribuan warga.

Fogging Saja Tidak Cukup: Peran Aktif Masyarakat dan Strategi Lain

Meskipun fogging penting untuk membunuh nyamuk dewasa, metode ini hanyalah salah satu bagian dari strategi pencegahan DBD yang lebih luas. Para ahli kesehatan dan pemerintah selalu menekankan bahwa fogging tidak akan efektif tanpa partisipasi aktif masyarakat. Ada beberapa upaya penting lain yang harus terus digalakkan:

  1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN): Ini adalah kunci utama. PSN dilakukan dengan gerakan 3M Plus, yaitu:

    • Menguras: Membersihkan tempat penampungan air secara rutin.
    • Menutup: Menutup rapat tempat penampungan air.
    • Mendaur ulang: Memanfaatkan atau menyingkirkan barang bekas yang bisa jadi sarang nyamuk.
      Tambahan “Plus” berarti tindakan pencegahan lain seperti menaburkan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan kelambu, atau memakai obat antinyamuk.
  2. Penguatan Kader Jumantik: Kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) adalah garda terdepan di lapangan. Mereka secara rutin memeriksa dan memastikan tidak ada tempat nyamuk berkembang biak di lingkungan warga. Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta, Bapak Muhammad Thamrin, bahkan mendukung peningkatan tunjangan bagi kader Jumantik karena peran vital mereka.

  3. Sosialisasi Nyamuk Ber-Wolbachia: Dinas Kesehatan juga didorong untuk terus mensosialisasikan program nyamuk Wolbachia. Meskipun masih ada pro dan kontra di masyarakat karena kurangnya informasi, nyamuk Wolbachia berpotensi mengurangi penularan DBD secara alami.

  4. Penggunaan Obat Nyamuk Personal: Sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan obat nyamuk pribadi, seperti lotion atau semprot, juga memiliki efek besar dalam menanggulangi DBD. Ini adalah langkah pencegahan sehari-hari yang bisa dilakukan setiap individu.

Harapan dan Tantangan ke Depan

Dengan tren peningkatan kasus DBD yang tercatat, terutama saat pergantian musim, kesiapan maksimal sangat diperlukan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya menyediakan fasilitas kesehatan dan mendukung alokasi anggaran tambahan untuk program pencegahan, termasuk fogging di wilayah dengan kasus DBD tinggi.

Namun, semua upaya ini akan sia-sia tanpa kesadaran dan partisipasi aktif dari setiap individu dan keluarga. Demam berdarah adalah masalah bersama. Dengan memahami peran fogging, menerapkan PSN 3M Plus, mendukung kader Jumantik, dan terus menjaga kebersihan lingkungan, kita bisa bersama-sama menekan angka penyebaran demam berdarah di Jakarta. Mari kita jaga lingkungan kita agar tetap bersih dan sehat, demi Jakarta yang lebih aman dari ancaman DBD.