Emas Kini Bisa Dibuat Ilmuwan di Laboratorium, Tapi Masalahnya… Tak Semudah Membalik Telapak Tangan!

Dipublikasikan 6 Agustus 2025 oleh admin
Pendidikan Dan Pengetahuan Umum

Yogyakarta, zekriansyah.com – Sejak zaman dahulu kala, impian para alkemis untuk mengubah logam biasa menjadi emas selalu menjadi daya tarik yang tak lekang oleh waktu. Bayangkan saja, jika kita bisa menciptakan logam mulia ini sesuka hati, betapa kayanya dunia ini! Kini, di era sains modern, pertanyaan itu kembali mengemuka: apakah emas kini dibuat ilmuwan lab? Jawabannya mengejutkan: secara teori, ya, mungkin saja! Namun, ada ‘tapi’ besar yang membuatnya jauh dari kenyataan ekonomis.

Emas Kini Bisa Dibuat Ilmuwan di Laboratorium, Tapi Masalahnya... Tak Semudah Membalik Telapak Tangan!

Ilmuwan Berhasil Ciptakan Emas di Laboratorium Melalui Transmutasi Nuklir, Namun Kendala Biaya dan Energi Buat Produksi Massal Belum Layak.

Artikel ini akan membawa Anda menyelami rahasia di balik kemungkinan penciptaan emas di laboratorium dan mengapa meskipun secara ilmiah bisa, prosesnya memiliki masalahnya cuma satu: sangat tidak praktis. Mari kita ungkap misteri ini bersama!

Menguak Rahasia Alkimia Modern: Bisakah Emas Benar-benar Dibuat?

Di dunia fisika modern, konsep mengubah satu unsur menjadi unsur lain bukanlah hal yang mustahil. Proses ini dikenal sebagai transmutasi nuklir. Secara sederhana, transmutasi adalah perubahan inti atom dari satu unsur kimia menjadi unsur kimia lain. Ini bisa terjadi secara alami (seperti peluruhan radioaktif) atau buatan di laboratorium.

Untuk menciptakan emas (nomor atom 79), para ilmuwan perlu mengubah inti atom dari unsur yang memiliki nomor atom berdekatan, misalnya merkuri (nomor atom 80) atau platina (nomor atom 78). Ide dasarnya adalah menambah atau mengurangi satu proton dari inti atom tersebut. Tentu saja, ini bukan seperti sihir yang mengubah besi menjadi emas di dongeng. Ini adalah proses fisika nuklir yang sangat kompleks dan membutuhkan teknologi canggih.

Bukan Sihir, Tapi Fisika Nuklir yang Mahal!

Meski secara ilmiah emas kini dibuat ilmuwan lab itu mungkin, ada berbagai masalahnya cuma yang membuat metode ini tidak realistis untuk produksi massal. Tantangan-tantangan ini adalah alasan mengapa kita masih bergantung pada tambang emas alami.

Biaya Fantastis dan Energi Luar Biasa

Proses transmutasi nuklir membutuhkan energi yang sangat besar. Untuk mengubah atom satu unsur menjadi emas, ilmuwan memerlukan peralatan mahal seperti akselerator partikel atau reaktor nuklir. Bayangkan saja, energi yang dibutuhkan untuk memodifikasi inti atom sangatlah kolosal, jauh melebihi nilai emas yang mungkin dihasilkan. Ini seperti membakar uang jutaan rupiah hanya untuk mendapatkan sebutir beras emas.

Hasil yang Minim dan Tidak Ekonomis

Bahkan dengan investasi besar dalam energi dan peralatan, jumlah emas buatan yang bisa dihasilkan di laboratorium sangat-sangat sedikit, hanya pada skala atomik atau mikrogram. Ini tidak sebanding dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan. Masalahnya cuma bukan pada “bisakah”, tapi pada “berapa banyak dan berapa biayanya”. Jika dibandingkan dengan menambang emas dari perut bumi, proses lab ini jauh dari kata ekonomis.

Radioaktivitas dan Bahaya

Beberapa metode transmutasi nuklir juga dapat menghasilkan isotop yang bersifat radioaktif. Artinya, emas yang dihasilkan mungkin tidak stabil atau bahkan berbahaya. Hal ini menambah kompleksitas dan risiko keamanan, serta membutuhkan penanganan limbah radioaktif yang sangat ketat dan mahal.

Kenapa Emas Alami Tetap Berharga?

Kelangkaan dan keindahan alami adalah dua faktor utama yang menjadikan logam mulia seperti emas tetap sangat berharga. Emas terbentuk di kedalaman mantel bumi melalui proses geologi yang kompleks, di mana sulfur berperan penting dalam membantu logam ini naik ke permukaan bersama magma di zona vulkanik aktif. Bayangkan, proses ini memakan waktu jutaan tahun!

Di Indonesia, kita bisa melihat salah satu simbol kebanggaan negara, Monumen Nasional (Monas), yang puncaknya dilapisi emas murni. Emas yang digunakan di Monas ini adalah emas alami, yang didapatkan dari hasil tambang, bukan hasil buatan lab. Inilah yang membuat nilai emas alami tak tergantikan, baik untuk perhiasan, investasi, maupun cadangan devisa suatu negara.

Kesimpulan

Jadi, apakah emas kini dibuat ilmuwan lab? Secara teoretis, fisika nuklir memungkinkan transmutasi nuklir untuk mengubah unsur lain menjadi emas. Namun, masalahnya cuma pada satu hal fundamental: biaya yang luar biasa tinggi, kebutuhan energi yang masif, hasil yang sangat sedikit, dan potensi risiko radioaktif membuat proses ini sama sekali tidak layak secara praktis maupun ekonomis.

Nilai sejati emas tetap terletak pada kelangkaan alaminya, keindahan yang tak lekang oleh waktu, dan proses geologis miliaran tahun yang membentuknya di perut bumi. Ilmu pengetahuan terus berinovasi, tapi untuk urusan logam mulia ini, alam masih menjadi “produsen” terbaik dan paling efisien.

FAQ

Tanya: Apakah emas benar-benar bisa dibuat di laboratorium?
Jawab: Ya, secara teori emas bisa dibuat melalui proses transmutasi nuklir dengan mengubah unsur lain seperti merkuri atau platina.

Tanya: Mengapa emas buatan laboratorium tidak praktis untuk dibuat secara massal?
Jawab: Prosesnya sangat mahal, membutuhkan energi yang luar biasa besar, dan menghasilkan jumlah emas yang sangat sedikit, menjadikannya tidak ekonomis.

Tanya: Bagaimana cara kerja transmutasi nuklir untuk membuat emas?
Jawab: Transmutasi nuklir melibatkan perubahan inti atom, seperti menambah atau mengurangi proton pada atom unsur lain untuk menjadikannya emas.

Emas Kini Bisa Dibuat Ilmuwan di Laboratorium, Tapi Masalahnya… Tak Semudah Membalik Telapak Tangan! - zekriansyah.com