Yogyakarta, zekriansyah.com – Miliarder nyentrik sekaligus bos Tesla dan SpaceX, Elon Musk, kembali bikin heboh. Setelah aktif di dunia teknologi dan keuangan, kini ia terjun langsung ke panggung politik Amerika Serikat (AS) dengan mengumumkan pendirian partai politik baru bernama “America Party”. Kabar ini sontak menarik perhatian dunia, mengingat sepak terjang Musk yang selalu penuh kejutan.
Ilustrasi: Elon Musk siap menggebrak panggung politik Amerika Serikat dengan pendirian America Party.
Artikel ini akan mengupas tuntas alasan di balik keputusan Musk mendirikan partai ini, bagaimana hubungannya dengan Donald Trump bisa memburuk, serta target dan tantangan yang akan dihadapi “America Party”. Dengan membaca ini, Anda akan lebih memahami dinamika politik AS yang semakin seru dan peran baru seorang Elon Musk di dalamnya.
Elon Musk Dirikan “America Party”: Apa Motifnya?
Pengumuman pendirian “America Party” disampaikan Elon Musk melalui platform media sosial X miliknya pada 5 Juli 2025. Keputusan ini muncul setelah ia menggelar jajak pendapat (polling) di X sehari sebelumnya, menanyakan kepada jutaan pengikutnya apakah mereka mendukung pembentukan partai politik baru. Hasilnya? Mayoritas, dengan perbandingan 2 banding 1, menginginkan adanya partai baru.
“Dengan faktor 2 banding 1, Anda menginginkan partai politik baru dan Anda akan mendapatkannya! Jika menyangkut pemborosan dan korupsi yang membuat negara kita bangkrut, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi. Saat ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan Anda.”
— Elon Musk di X
Musk terang-terangan mengkritik sistem politik AS yang didominasi oleh dua partai besar, Republik dan Demokrat. Ia menyebutnya sebagai “sistem satu partai” atau “unipartai” karena dianggap sama-sama boros dan korup, sehingga tidak lagi mewakili keinginan sejati rakyat. Inilah yang menjadi pemicu utamanya untuk menghadirkan alternatif.
Dari Sekutu Jadi Seteru: Drama Elon Musk dan Donald Trump
Hubungan antara Elon Musk dan Donald Trump sebelumnya dikenal sangat erat. Pada Pemilu 2024, Musk bahkan menjadi salah satu donor terbesar kampanye Trump, menyumbang lebih dari US$280 juta. Setelah Trump menjabat, Musk sempat dipercaya memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) untuk memangkas anggaran negara.
Namun, kedekatan itu retak dalam beberapa pekan terakhir. Puncaknya adalah pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) pajak dan belanja yang dinamakan “Big Beautiful Bill Act” oleh Kongres AS pada 3 Juli 2025. RUU ini, yang menjadi andalan Trump, dikritik keras oleh Musk.
Musk menilai RUU tersebut akan menaikkan utang nasional hingga rekor lima triliun dolar AS, yang menurutnya “sangat menjijikkan” dan akan membuat negara bangkrut. Ia bahkan menyebut RUU ini sebagai “Porky Pig Party” (partai babi boros).
Perseteruan ini memanas hingga keduanya saling sindir di media sosial. Trump bahkan mengancam akan mencabut subsidi federal untuk perusahaan-perusahaan Musk seperti Tesla dan SpaceX.
“Tanpa subsidi, Elon mungkin harus menutup toko dan kembali ke Afrika Selatan.”
— Donald Trump di Truth Social
Ancaman ini menunjukkan betapa seriusnya keretakan hubungan antara dua tokoh besar tersebut.
Target dan Strategi “America Party”
Meski belum terdaftar resmi di Komisi Pemilihan Federal AS, Elon Musk sudah membeberkan target awal “America Party”. Partainya tidak berambisi untuk mendominasi seluruh parlemen, melainkan fokus pada pengaruh strategis.
- Target Kursi:
- 2-3 kursi di Senat
- 8-10 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
- Tujuan: Dengan jumlah kursi yang “tipis” ini, Musk yakin “America Party” akan cukup untuk menjadi “suara penentu” dalam undang-undang kontroversial. Ini memastikan bahwa legislasi benar-benar melayani keinginan rakyat.
- Fokus Kebijakan:
- Pengurangan utang nasional
- Penyederhanaan birokrasi
- Kebijakan pro-pertumbuhan
- Investasi pada teknologi mutakhir (kendaraan listrik, AI, kedirgantaraan)
Musk bahkan mengibaratkan strateginya dengan taktik militer kuno, seperti yang digunakan Epaminondas untuk mengalahkan Sparta, yaitu dengan mengonsentrasikan kekuatan di titik paling strategis di medan perang. Ini menunjukkan ambisinya untuk mengguncang sistem yang ada dari dalam.
Tantangan Berat di Depan Mata
Meski Elon Musk dikenal sebagai pribadi yang ambisius dan mampu mewujudkan hal-hal yang dianggap mustahil, “America Party” dihadapkan pada sejumlah tantangan besar:
- Status Pendaftaran Resmi: Hingga saat ini, “America Party” belum terdaftar secara formal di Komisi Pemilihan Federal AS. Proses pendaftaran partai politik di AS sangat kompleks dan berbeda di setiap negara bagian.
- Aturan Negara Bagian yang Rumit: Setiap negara bagian memiliki aturan hukum yang berbeda untuk mengenali partai politik baru agar bisa muncul di surat suara. Ini bisa memakan waktu dan sumber daya yang sangat besar.
- Pendanaan: Meskipun Musk adalah salah satu orang terkaya di dunia, mendanai partai politik nasional membutuhkan ribuan donatur. Undang-undang AS membatasi sumbangan individu, sehingga satu orang kaya saja tidak bisa mendanai seluruh partai seperti mendirikan bisnis.
- Loyalitas Pemilih: Sistem dua partai di AS sudah mengakar kuat. Sangat sulit untuk menarik pemilih dari Partai Republik dan Demokrat yang memiliki loyalitas tinggi, terutama pendukung garis keras seperti loyalis Trump.
- Ancaman Balik dari Trump: Ancaman pencabutan subsidi federal untuk perusahaan-perusahaan Musk bisa menjadi ganjalan serius, mengingat banyak proyeknya bergantung pada kontrak pemerintah.
Untuk informasi lebih mendalam, Anda bisa merujuk ke artikel berikut: Elon Musk Bentuk Partai Politik Baru ‘America Party’: Tantang Sistem Dua Partai AS.
Para analis politik pun menilai bahwa partai ketiga secara historis selalu kesulitan bersaing dalam sistem dua partai di AS.
Kesimpulan
Keputusan Elon Musk untuk mendirikan “America Party” adalah langkah berani yang menunjukkan frustrasinya terhadap kondisi politik AS saat ini. Ia ingin menawarkan alternatif bagi rakyat yang merasa tidak terwakili oleh dominasi Partai Republik dan Demokrat.
Meskipun kekayaan dan pengaruhnya sangat besar, jalan “America Party” tidak akan mudah. Berbagai tantangan, mulai dari regulasi yang rumit hingga loyalitas pemilih yang kuat, akan menjadi ujian berat. Namun, sepak terjang Musk yang selalu penuh kejutan membuat banyak pihak menanti bagaimana “America Party” ini akan berkembang dan apakah benar-benar mampu mengubah lanskap politik Amerika Serikat. Kita tunggu saja gebrakan selanjutnya!