Warga Kota Bogor, khususnya di kawasan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, mungkin sudah tidak asing lagi dengan kabar longsor yang kerap menghambat aktivitas. Kini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor kembali mengingatkan Pemkot Bogor agar secepatnya menyelesaikan permasalahan yang tak kunjung usai ini. Apa saja yang menjadi fokus desakan mereka dan mengapa isu ini sangat krusial bagi warga? Mari kita bedah lebih dalam.
Ilustrasi untuk artikel tentang DPRD Kota Bogor Ingatkan Pemkot: Longsor Batutulis Butuh Penanganan Cepat dan Tepat!
Mengapa Penanganan Longsor Batutulis Begitu Mendesak?
Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor, M. Rusli Prihatevy, menegaskan bahwa kondisi longsor di Batutulis bukan sekadar masalah teknis, tapi sudah berdampak luas. Bayangkan saja, jika akses jalan terganggu, masyarakat kesulitan beraktivitas, roda ekonomi terhambat, bahkan ada potensi wilayah Bogor Selatan bisa terisolasi. Ini bukan hanya soal jalan rusak, tapi juga masalah sosial dan ekonomi yang serius yang membutuhkan penanganan cepat.
Solusi Jangka Pendek: Jembatan Bailey Jadi Harapan
Untuk mengatasi kendala ini, DPRD Kota Bogor mendorong Pemerintah Kota Bogor, khususnya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, untuk segera mengimplementasikan skenario perbaikan yang sudah ada. Salah satu solusi cepat yang diusulkan adalah pembangunan jembatan bailey.
Jembatan sementara ini, dengan estimasi anggaran sekitar Rp20 miliar berdasarkan studi kelayakan, diharapkan bisa menjadi ‘penolong’ darurat bagi warga sembari menunggu solusi permanen. Harapannya, program ini bisa segera berjalan pada tahun anggaran 2025.
Merencanakan Akses Baru: Tantangan Jangka Panjang
Tentu saja, jembatan bailey hanya solusi sementara. Jangka panjangnya, Pemkot Bogor juga perlu fokus pada pembangunan akses baru yang lebih permanen. Proyek ini diperkirakan membutuhkan anggaran lebih besar, sekitar Rp50 miliar, dan direncanakan terealisasi pada tahun 2026 atau 2027.
Namun, tantangannya adalah proyek tersebut masih menunggu kepastian dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rusli menekankan agar proses kajian dan studi kelayakan segera dirampungkan, agar tidak ada lagi penundaan yang merugikan masyarakat.
Efisiensi Anggaran di Tengah Keterbatasan APBD
Desakan DPRD Kota Bogor ini datang di tengah kondisi APBD Kota Bogor yang sedang defisit, yaitu sekitar Rp260 miliar. Meski begitu, Rusli menegaskan bahwa masalah di masyarakat, seperti longsor Batutulis, harus tetap menjadi prioritas. Ia meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melakukan efisiensi anggaran dan menyusun program yang lebih terukur. Bukan hanya mengulang program rutin, tapi fokus pada kebutuhan riil masyarakat.
Komitmen DPRD: Siap Dukung Anggaran untuk Rakyat
Sebagai wakil rakyat, DPRD Kota Bogor menyatakan komitmen penuh untuk mendukung penyelesaian masalah longsor Batutulis.
“Sudah terlalu lama masyarakat menderita. Kami DPRD Kota Bogor siap mendukung anggaran sepanjang itu untuk menyelesaikan masalah Batutulis,” tegas Rusli.
Ini menunjukkan bahwa DPRD tidak hanya mengkritik, tetapi juga siap bergotong royong dalam mencari solusi, asalkan program yang diusulkan Pemkot memang berlandaskan kebutuhan dan efisien.
Jelas sekali bahwa DPRD Kota Bogor mengingatkan Pemkot Bogor untuk bertindak cepat dan tepat dalam menyelesaikan masalah longsor Batutulis. Dengan skenario pembangunan jembatan bailey sebagai solusi cepat dan perencanaan akses baru sebagai langkah jangka panjang, diharapkan penderitaan warga segera berakhir. Keterbatasan anggaran memang menjadi tantangan, namun dengan efisiensi dan komitmen bersama antara DPRD dan Pemkot Bogor, solusi untuk longsor Batutulis pasti dapat ditemukan demi kesejahteraan masyarakat.