Catatan Penting DPRD Kota Bandung Soal Rute Bandara Husein: Dorong Ekonomi & Mobilitas Warga

Dipublikasikan 3 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Bandung kini kembali punya geliat penerbangan komersial dari Bandara Husein Sastranegara. Maskapai Susi Air sudah mulai melayani rute Bandung-Yogyakarta. Kabar baik ini disambut antusias oleh berbagai pihak, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung. Namun, dibalik dukungan tersebut, ada beberapa “catatan penting” yang disampaikan wakil rakyat agar pembukaan kembali Bandara Husein bisa maksimal dan memberikan manfaat besar bagi kota.

Catatan Penting DPRD Kota Bandung Soal Rute Bandara Husein: Dorong Ekonomi & Mobilitas Warga

Ilustrasi: Pesawat lepas landas melambangkan harapan peningkatan ekonomi dan mobilitas warga Bandung dengan rute Bandara Husein yang diusulkan DPRD.

Artikel ini akan membahas tuntas pandangan DPRD Kota Bandung mengenai reaktivasi Bandara Husein Sastranegara, mulai dari harapan ekonomi hingga tantangan yang harus dihadapi. Dengan membaca ini, Anda akan memahami lebih jauh bagaimana masa depan penerbangan dari Bandung bisa berdampak pada perekonomian dan kemudahan mobilitas kita semua.

Dukungan Penuh untuk Bandara Husein Hidup Lagi

Kembalinya penerbangan komersial di Bandara Husein Sastranegara, meskipun baru satu rute, menjadi angin segar. Anggota dan Ketua DPRD Kota Bandung kompak menyuarakan dukungan.

“Saya sangat mendukung kembali dibukanya Bandara Husein. Contohnya akan semakin banyak wisatawan dari Malaysia dan Singapura datang berbelanja ke Pasar Baru dan menginap di Kota Bandung,” ujar Anggota DPRD Kota Bandung, Uung Tanuwidjaja.

Menurut Uung, pembukaan kembali Bandara Husein sangat penting untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung. Jika bisa mendatangkan 2 juta wisatawan per tahun, ekonomi Bandung diyakini akan jauh meningkat.

Senada, Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, juga menyambut baik wacana ini. Wacana untuk mengaktifkan kembali Bandara Husein sebagai bandara komersial memang sempat disampaikan oleh Wali Kota Bandung terpilih, Muhammad Farhan.

“Kami dari DPRD mendukung apa yang diwacanakan oleh wali kota terpilih untuk mencoba kembali melakukan pendekatan ke pemerintah pusat supaya mengaktivasi kembali Bandara Husein,” kata Asep.

Dampak positif terhadap perputaran ekonomi Kota Bandung menjadi alasan utama dukungan ini, mengingat kunjungan wisatawan sempat menurun drastis ketika penerbangan banyak dialihkan ke Bandara Kertajati. Anggota DPRD dari Fraksi PKB, Soni Daniswara, juga menambahkan bahwa banyak warga Bandung mengeluhkan sulitnya akses transportasi udara setelah Bandara Husein berhenti melayani penerbangan komersial.

“Bandung bukan lagi kota kecil. Sekarang sudah jadi kota urban, dihuni oleh warga dari berbagai daerah, bahkan luar pulau. Mereka tentu butuh akses mudah untuk pulang pergi ke kampung halaman atau perjalanan bisnis. Maka, transportasi udara adalah keharusan, bukan sekadar pilihan,” tegas Soni.

Evaluasi dan Catatan Krusial dari DPRD Kota Bandung

Meskipun dukungan mengalir deras, DPRD Kota Bandung juga tak luput memberikan catatan penting agar reaktivasi Bandara Husein berjalan optimal.

  • Kajian Mendalam: Ketua DPRD Asep Mulyadi mendorong Pemkot Bandung untuk melakukan kajian mendalam terkait rencana aktivasi Bandara Husein. Hal ini penting agar semua aspek, mulai dari dampak lingkungan, lalu lintas, hingga kelayakan operasional, bisa dipertimbangkan matang-matang.
  • Pembenahan Fasilitas Penunjang: Soni Daniswara menekankan bahwa pembukaan kembali Bandara Husein tidak bisa dilakukan secara asal-asalan. Fasilitas penunjang harus dibenahi.
    • Runway (landasan pacu) harus diperpanjang.
    • Ruang tunggu harus lebih representatif.
    • Tujuannya agar bandara layak dan nyaman digunakan, tidak membuat kecewa pengguna.

Catatan ini menjadi krusial, apalagi jika dibandingkan dengan kondisi Bandara Kertajati yang per 2 Juni 2025 sudah tidak lagi melayani penerbangan domestik. Penghentian layanan ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti keterbatasan armada maskapai dan rendahnya tingkat okupansi penumpang.

Ketua DPRD Jawa Barat, Buky Wibawa Karya Goena (Wikagoe), bahkan sempat menilai bahwa reaktivasi Bandara Husein Sastranegara sebagai alternatif penerbangan domestik tidak akan efektif. Alasannya karena keterbatasan panjang landasan dan potensi kemacetan lalu lintas di kawasan Padjadjaran yang sudah padat.

Potensi Ekonomi dan Mobilitas Warga: Harapan Besar untuk Bandung

Meski ada tantangan, potensi positif dari reaktivasi Bandara Husein sangat besar. Anggota DPRD Soni Daniswara melihat ini sebagai momentum kebangkitan ekonomi Kota Bandung.

“Ini bisa jadi momentum untuk membangkitkan ekonomi kota. Bisa membuka lapangan pekerjaan kembali, mengurangi angka pengangguran, dan menambah pemasukan bagi Pemkot Bandung,” jelasnya.

Dengan adanya Bandara Husein yang aktif, diharapkan mobilitas warga, baik untuk keperluan bisnis maupun pribadi, akan jauh lebih mudah. Ini juga akan menarik lebih banyak wisatawan dan investor untuk datang ke Bandung, yang pada akhirnya akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan menciptakan lapangan kerja baru.

Kesimpulan

DPRD Kota Bandung memberikan dukungan penuh terhadap reaktivasi Bandara Husein Sastranegara, khususnya untuk rute penerbangan komersial seperti Bandung-Yogyakarta yang kini dilayani Susi Air. Harapan besar tertumpu pada peningkatan ekonomi daerah, penambahan PAD, dan kemudahan mobilitas bagi warga.

Namun, dukungan ini juga dibarengi dengan catatan penting. Pemkot Bandung didorong untuk melakukan kajian komprehensif dan membenahi fasilitas penunjang bandara agar sesuai standar dan tidak mengecewakan pengguna. Dengan sinergi yang baik antara pemerintah daerah, pusat, dan pihak terkait, Bandara Husein Sastranegara diharapkan bisa kembali berjaya dan menjadi gerbang utama yang membawa dampak positif bagi Kota Bandung dan sekitarnya.