Dinkes Sampang Ajak Warga **Waspada DBD Musim** Pancaroba: Kenali Gejala dan Lakukan 3M Plus!

Dipublikasikan 10 Agustus 2025 oleh admin
Tak Berkategori

Yogyakarta, zekriansyah.com – Musim pancaroba, saat cuaca sering berubah tak menentu dari panas ke hujan, memang punya daya tarik tersendiri. Namun, di balik pesonanya, ada satu ancaman kesehatan yang seringkali mengintai: Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Kabupaten Sampang, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat tak henti-hentinya mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan DBD, terutama di periode rentan ini. Artikel ini akan mengajak Anda memahami mengapa Dinkes Sampang imbau warga waspada DBD musim sekarang, gejala apa yang harus diwaspadai, dan langkah sederhana tapi ampuh yang bisa kita lakukan bersama. Mari kita jaga kesehatan diri dan keluarga dari serangan nyamuk Aedes aegypti!

Ancaman DBD di Sampang: Data dan Kelompok Rentan

Penyakit DBD bukan lagi barang baru bagi kita, dan di Sampang, kasusnya masih menjadi perhatian serius. Menurut data dari Dinkes Sampang, sepanjang Januari hingga Mei 2025 saja, sudah tercatat sebanyak 366 kasus DBD. Angka ini menunjukkan bahwa ancaman wabah ini nyata dan perlu tindakan cepat.

Yang lebih memprihatinkan, kelompok balita menjadi yang paling rentan terpapar. Anak-anak kecil kita seringkali menjadi korban karena sistem imun mereka yang belum sekuat orang dewasa, dan mereka aktif bermain di area yang mungkin menjadi sarang nyamuk.

Samsul Hidayat, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang, menegaskan pentingnya kewaspadaan ini. “Kami mengajak masyarakat untuk tidak lengah dan rutin menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” ujarnya.

Kunci Utama Pencegahan: Gerakan 3M Plus dan PHBS

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menangkal DBD? Jawabannya ada pada gerakan sederhana namun sangat efektif: 3M Plus. Ini bukan sekadar slogan, tapi panduan praktis untuk melindungi keluarga dari gigitan nyamuk pembawa virus dengue.

  • Menguras: Rutin menguras tempat penampungan air seperti bak mandi, vas bunga, tempat minum hewan peliharaan, atau tatakan dispenser. Lakukan minimal seminggu sekali.
  • Menutup: Pastikan semua wadah penampungan air tertutup rapat, agar nyamuk tidak bisa masuk untuk bertelur.
  • Mengubur/Mendaur Ulang: Singkirkan atau daur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, seperti kaleng, botol, atau ban bekas.

Selain 3M, ada juga “Plus” yang bisa kita terapkan:

  • Menggunakan obat nyamuk atau losion anti nyamuk.
  • Memasang kelambu saat tidur.
  • Memelihara ikan pemakan jentik di kolam penampungan air.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai atau lavender.
  • Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar, karena bisa menjadi tempat nyamuk bersembunyi.

Kepala Dinkes KB Kabupaten Sampang, dr. Abdulloh Najich, juga menekankan bahwa pencegahan terbaik adalah dengan rutin membersihkan lingkungan. “Masyarakat juga diimbau melalui surat yang dikeluarkan oleh Setdakab Sampang untuk selalu membersihkan lingkungannya serta menerapkan 3M,” jelasnya. Ini adalah langkah paling jitu untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk.

Fogging Bukan Solusi Utama, Ini Alasannya!

Seringkali, saat ada kasus DBD, masyarakat langsung meminta dilakukan fogging (pengasapan). Padahal, dr. Abdulloh Najich menjelaskan bahwa fogging tidak efektif sebagai langkah pencegahan utama.

“Fogging itu dilakukan jika sudah ada yang positif DBD,” imbuhnya. Artinya, fogging hanyalah tindakan responsif untuk membunuh nyamuk dewasa yang sudah terlanjur membawa virus. Ini tidak membunuh jentik nyamuk yang akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa baru.

Justru yang paling penting adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara berkelanjutan melalui 3M Plus. Jika fogging dilakukan, ada prosedur standar (SOP) yang harus diikuti, termasuk penyelidikan epidemiologi (PE) oleh Puskesmas dan pemberian ABATE untuk membunuh jentik. Jadi, jangan salah kaprah ya, kebersihan lingkungan adalah benteng pertahanan pertama kita!

Sinergi Lintas Sektor dan Peran Aktif Masyarakat

Pemerintah daerah Sampang, melalui Dinkes KB, tidak tinggal diam. Berbagai upaya telah dilakukan, termasuk koordinasi lintas sektor. Rapat koordinasi melibatkan Puskesmas, rumah sakit, Kodim 0828 Sampang, Polres Sampang, hingga 22 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lainnya. Tujuannya jelas: memastikan kesiapan tenaga medis, ketersediaan obat-obatan, dan yang terpenting, mengedukasi masyarakat secara langsung.

Penjabat (Pj) Bupati Sampang bersama Dinkes KB juga mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam program Jumantik (Juru Pemantau Jentik), baik di lingkungan rumah tangga maupun sekolah. Ini adalah bukti bahwa perang melawan DBD butuh kerja sama semua pihak.

dr. Bhakti Setyo, Plt Direktur RSUD dr. Muhammad Zyn, juga menguatkan bahwa sebagian besar pasien DBD yang dirawat adalah anak-anak. Ini semakin menegaskan pentingnya peran aktif orang tua dan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Kenali Gejala DBD dan Segera Bertindak!

Meskipun pencegahan adalah yang utama, kita juga harus tahu apa yang harus dilakukan jika ada anggota keluarga yang menunjukkan gejala DBD. Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami:

  • Demam tinggi mendadak.
  • Nyeri sendi atau nyeri otot yang parah.
  • Muncul bintik-bintik merah di kulit.

Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Jangan tunda, karena setiap menit berharga dalam kasus DBD.

Bersama Kita Bisa Lindungi Sampang dari DBD!

Ancaman Demam Berdarah Dengue memang nyata, terutama di musim pancaroba. Namun, dengan kesadaran dan tindakan nyata dari setiap individu, kita bisa melindungi diri dan lingkungan kita. Imbauan Dinkes Sampang imbau warga waspada DBD musim ini adalah pengingat bagi kita semua untuk tidak lengah. Mari kita jadikan gerakan 3M Plus dan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai bagian tak terpisahkan dari keseharian kita. Ingat, langkah sederhana yang dilakukan bersama-sama akan membawa dampak yang sangat besar bagi kesehatan masyarakat Kabupaten Sampang.