Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar terbaru datang dari dunia BUMN. PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding hulu dari PT Pertamina (Persero), baru saja melakukan perombakan besar di jajaran dewan komisarisnya. Beberapa nama yang sudah tak asing lagi di telinga publik kini menduduki posisi penting, termasuk analis politik Denny Januar Ali (Denny JA) dan pengamat politik Muhammad Qodari.
Ilustrasi: Susunan baru dewan komisaris dan direksi Pertamina Hulu Energi resmi diumumkan, membawa nama-nama seperti Denny JA dan Muhammad Qodari.
Artikel ini akan membahas siapa saja tokoh-tokoh baru yang kini mengisi posisi komisaris dan direksi PHE, serta bagaimana latar belakang mereka diharapkan bisa membawa angin segar bagi ketahanan energi nasional. Jadi, simak terus untuk mengetahui detail lengkapnya!
Wajah Baru di Jajaran Komisaris PHE
Perombakan jajaran komisaris ini diumumkan setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PHE. Nama Denny JA ditunjuk sebagai Komisaris Utama sekaligus Komisaris Independen PHE. Tidak sendirian, Muhammad Qodari dan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie juga masuk dalam jajaran komisaris.
Selain nama-nama tersebut, beberapa tokoh lain yang turut diangkat sebagai komisaris adalah Iggi Haruman Achsien (Komisaris Independen), Nanang Untung, Wahyu Setyawan, Andika Pandu Puragabaya, dan Nepos MT Pakpahan.
Tak hanya di kursi komisaris, PHE juga melakukan penyegaran di jajaran direksi. Awang Lazuardi kini resmi menjabat sebagai Direktur Utama PHE, menggantikan Chalid Said Salim.
Menurut Sekretaris Perusahaan PHE, Hermansyah Y. Nasroen, penetapan jajaran baru ini sepenuhnya merupakan kewenangan pemegang saham.
“Diharapkan dengan susunan baru ini dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan profesionalitas khususnya menjaga ketahanan energi nasional,” ujar Hermansyah.
Profil Singkat Denny JA: Analis Politik Hingga Komisaris Utama
Denny Januar Ali, atau lebih dikenal sebagai Denny JA, bukanlah nama baru di kancah publik. Ia dikenal luas sebagai analis politik, konsultan politik, dan pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Lahir di Palembang pada 4 Januari 1963, Denny JA memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, dengan gelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia, serta master dan Ph.D. dari universitas di Amerika Serikat.
Kiprahnya sebagai konsultan politik sudah dimulai sejak tahun 2000. Pada tahun 2015, ia bahkan pernah masuk dalam daftar 30 orang paling berpengaruh di internet versi majalah TIME, bersanding dengan nama-nama besar seperti Barack Obama. Kini, dengan jabatan Komisaris Utama dan Komisaris Independen Pertamina Hulu Energi, Denny JA diharapkan bisa membawa perspektif baru dalam pengelolaan perusahaan energi plat merah ini.
Muhammad Qodari: Dari Pengamat Politik ke Kursi Komisaris Energi
Sama seperti Denny JA, Muhammad Qodari juga merupakan tokoh yang sering muncul di media sebagai pengamat politik. Ia adalah pendiri lembaga survei Indo Barometer (IB) dan saat ini menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia.
Lahir di Palembang pada 15 Oktober 1973, Qodari menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan melanjutkan studi magister di University of Essex, Inggris, dengan fokus pada perilaku politik. Pengalamannya di Institut Studi Arus Informasi (ISAI) dan Centre For Strategic and International Studies (CSIS) membuatnya memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan politik. Penunjukannya sebagai Komisaris PHE menambah daftar panjang pejabat atau tokoh publik yang kini berkontribusi di BUMN.
Tantangan dan Harapan Ketahanan Energi Nasional oleh Denny JA
Setelah diangkat, Denny JA langsung menyoroti isu krusial: kemandirian energi. Ia menekankan bahwa Indonesia masih sangat bergantung pada impor minyak. Data menunjukkan, produksi minyak nasional saat ini sekitar 600 ribu barel per hari, sementara kebutuhan riil mencapai 1,2 hingga 1,4 juta barel per hari. Artinya, sekitar 40 persen kebutuhan masih dipenuhi dari impor.
“Jika tak ada penemuan lahan minyak baru, tak akan ada kemandirian energi. No discovery, no sovereignty,” tegas Denny JA dalam sebuah acara perkenalan pengurus baru PHE.
Ia menambahkan bahwa tanpa kemandirian energi, bangsa ini akan rentan terhadap gejolak global. Denny JA juga mengidentifikasi tiga faktor penting untuk mencapai kemandirian energi, yaitu:
- Eksplorasi dan Teknologi: Pentingnya terus menggali potensi energi baru dan mengadopsi teknologi eksplorasi mutakhir.
- Tata Kelola dan Transparansi: Sektor energi harus bebas dari oligarki dan mafia impor, dengan prinsip check and balance yang kuat.
- Stabilitas Kebijakan Jangka Panjang: Diperlukan arah kebijakan yang konsisten lintas pemerintahan untuk membangun fondasi energi yang kokoh.
Untuk mewujudkan kemandirian energi, Denny JA menyarankan beberapa strategi komprehensif, seperti percepatan eksplorasi migas baru, pemberian insentif fiskal bagi investor, penguatan riset dan pengembangan teknologi domestik, serta diversifikasi ke energi terbarukan seperti panas bumi dan surya.
Susunan Lengkap Dewan Komisaris dan Direksi PHE Terbaru
Dengan perombakan ini, berikut adalah susunan lengkap dewan komisaris dan direksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terbaru:
Posisi | Nama Individu |
---|---|
Dewan Komisaris | |
Komisaris Utama & Komisaris Independen | Denny Januar Ali |
Komisaris Independen | Iggi Haruman Achsien |
Komisaris | Stella Christie |
Komisaris | Nanang Untung |
Komisaris | Wahyu Setyawan |
Komisaris | Muhammad Qodari |
Komisaris | Andika Pandu Puragabaya |
Komisaris | Nepos MT Pakpahan |
Dewan Direksi | |
Direktur Utama | Awang Lazuardi |
Direktur Pengembangan dan Produksi | Mery Luciawaty |
Direktur Eksplorasi | Muharram J Panguriseng |
Direktur Perencanaan Strategis, Portofolio, dan Komersial | Edy Karyanto |
Direktur Investasi dan Pengembangan Bisnis | Dannif Danusaputro |
Direktur Keuangan | Bayu Kusuma Dewanto |
Direktur Manajemen Risiko | Whisnu Bahriansyah |
Direktur SDM & Penunjang Bisnis | Ery Sulistyo Sutikno |
Kesimpulan
Perombakan jajaran komisaris dan direksi di Pertamina Hulu Energi ini menandai babak baru bagi perusahaan vital di sektor energi nasional. Dengan masuknya tokoh-tokoh berpengalaman seperti Denny JA dan Muhammad Qodari, diharapkan PHE dapat semakin profesional dan inovatif dalam menjaga ketahanan energi Indonesia. Tantangan kemandirian energi yang disampaikan Denny JA menjadi fokus utama yang harus dipecahkan bersama, demi masa depan energi yang lebih stabil dan mandiri bagi bangsa. Mari kita nantikan kiprah jajaran baru ini dalam menghadapi tantangan dan mengoptimalkan potensi energi Indonesia.