Cegah Kanker Serviks Sejak Dini dengan Vaksin HPV: Kenali Manfaat dan Jadwalnya

Dipublikasikan 1 Juli 2025 oleh admin
Kesehatan

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kanker serviks, atau kanker leher rahim, adalah momok yang menakutkan bagi banyak perempuan di Indonesia. Tahukah Anda, penyakit ini menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian tertinggi pada perempuan setelah kanker payudara? Data Globocan 2021 menunjukkan, ada sekitar 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat. Ironisnya, banyak kasus baru terdeteksi saat sudah stadium lanjut, membuat pengobatannya menjadi lebih sulit dan mahal.

Cegah Kanker Serviks Sejak Dini dengan Vaksin HPV: Kenali Manfaat dan Jadwalnya

Ilustrasi: Vaksin HPV hadir sebagai garda terdepan melindungi wanita dari ancaman kanker serviks.

Tapi jangan khawatir! Kanker serviks sebenarnya bisa dicegah. Salah satu cara paling efektif adalah dengan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dan deteksi dini. Artikel ini akan membahas tuntas mengapa vaksin HPV sangat penting, siapa saja yang perlu divaksin, serta langkah-langkah pencegahan lain yang bisa Anda lakukan. Yuk, baca sampai habis agar Anda dan orang terdekat terlindungi!

Kanker Serviks: Ancaman Nyata Bagi Perempuan Indonesia

Kanker serviks terjadi ketika sel-sel tidak normal tumbuh di leher rahim, bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Penyebab utamanya, sekitar 95-99,7 persen kasus, adalah infeksi virus HPV. Virus ini umumnya menular melalui hubungan seksual.

Sayangnya, kanker serviks sering kali tidak menunjukkan gejala di awal. Gejala baru muncul ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut, seperti:

  • Pendarahan pada vagina di luar siklus menstruasi, setelah berhubungan intim, atau setelah menopause.
  • Keputihan yang berbeda dari biasanya (berwarna atau bercampur darah, berbau tidak sedap, gatal).
  • Nyeri panggul yang tidak kunjung reda, terutama saat berhubungan intim.
  • Tubuh mudah lelah karena kekurangan sel darah merah.
  • Sering buang air kecil.

Jika sudah menyebar ke organ lain, gejalanya bisa lebih parah, seperti kehilangan nafsu makan, berat badan menurun, adanya darah pada urin atau BAB, hingga perut membesar.

“Setiap tahun, kanker serviks yang tercatat hampir 40 ribu orang dengan case fatality rate sekitar 50 persen, karena mereka datang sudah terlambat,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu.

Melihat angka kematian yang tinggi dan biaya pengobatan yang mahal, pencegahan menjadi kunci utama.

Vaksin HPV: Perisai Ampuh Melawan Kanker Serviks

Vaksin HPV adalah imunisasi yang diberikan untuk melindungi tubuh dari infeksi virus HPV, penyebab utama kanker serviks. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sangat merekomendasikan vaksin ini sebagai bagian dari program imunisasi nasional. Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memperluas cakupan imunisasi HPV secara nasional sebagai upaya serius untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim.

Siapa Saja yang Dianjurkan Mendapatkan Vaksin HPV?

Vaksin HPV paling efektif jika diberikan sebelum seseorang aktif secara seksual atau terpapar virus HPV. Berikut panduan dosis dan usia yang dianjurkan:

Kelompok Usia Dosis yang Dianjurkan Keterangan
Anak Perempuan (9-14 tahun) 1 atau 2 dosis dalam selang waktu 6-12 bulan Program pemerintah (BIAS) memberikan gratis untuk anak kelas 5-6 SD/MI (usia 11-12 tahun).
Remaja (15-20 tahun) 1 atau 2 dosis dalam selang waktu 6 bulan Dapat memperoleh vaksin di fasilitas kesehatan.
Dewasa (Diatas 21 tahun) 2 dosis dalam selang waktu 6 bulan Konsultasikan dengan dokter, manfaatnya tidak sebesar usia di bawah 26 tahun karena kemungkinan sudah terpapar HPV.
Wanita Menikah (<40 tahun) Masih efektif dan dianjurkan untuk vaksinasi Sifatnya pencegahan, bisa diberikan walaupun sudah menikah.

Penting: Vaksin HPV tidak disarankan untuk ibu hamil atau orang yang memiliki riwayat alergi serius terhadap komponen vaksin.

Jenis-jenis Vaksin HPV:

Ada beberapa jenis vaksin HPV yang tersedia, disesuaikan dengan varian virus yang dicegah:

  • Vaksin HPV Bivalen: Melindungi dari HPV tipe 16 dan 18 (penyebab sekitar 70% kasus kanker serviks).
  • Vaksin HPV Kuadrivalen: Melindungi dari HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Selain kanker serviks, juga mencegah kutil kelamin.
  • Vaksin HPV Nonavalen: Memberikan perlindungan paling lengkap, mencakup HPV tipe 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58. Mencegah 90% kasus kanker serviks, 70% kanker vulva/vagina, dan 60% kanker anus.

Vaksin HPV Aman dan Tidak Menyebabkan Kemandulan!

Penting untuk diketahui, Kemenkes RI telah memastikan bahwa informasi terkait vaksin HPV yang dapat menyebabkan kemandulan adalah hoax. Vaksin ini telah melewati uji klinis ketat dan terbukti aman, serta tidak memengaruhi sistem reproduksi wanita maupun pria. Efek samping yang paling umum biasanya ringan, seperti nyeri atau kemerahan di area suntikan, demam ringan, atau sakit kepala.

Deteksi Dini Kanker Serviks: Jangan Tunda Pemeriksaan!

Selain vaksinasi, deteksi dini juga merupakan pilar penting dalam pencegahan kanker serviks, terutama bagi perempuan yang sudah menikah atau aktif secara seksual. Mengapa? Karena jika sel kanker terdeteksi pada tahap awal, kemungkinan untuk sembuh sangat tinggi.

Sayangnya, cakupan skrining kanker serviks di Indonesia masih rendah, sekitar 8,29 persen dari target 70 persen. Padahal, ada beberapa metode skrining yang mudah diakses:

  1. Pemeriksaan Pap Smear: Mengambil sampel sel dari leher rahim untuk mendeteksi tanda-tanda kanker tahap awal.
  2. Tes HPV DNA: Mendeteksi keberadaan virus HPV pada leher rahim.
  3. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA): Mengoleskan asam asetat ke leher rahim; jika ada sel kanker, bercak putih akan terlihat.
  4. Biopsi: Pengambilan sampel jaringan kecil jika ada tanda mencurigakan dari skrining awal.

WHO memiliki strategi 90:70:90 untuk mengeliminasi kanker serviks, yaitu:

  • 90% pencegahan dengan vaksinasi HPV.
  • 70% pencegahan dengan skrining HPV.
  • 90% pengobatan infeksi HPV dan kanker serviks stadium awal.

Dengan melakukan skrining rutin, kita bisa menemukan lesi pra-kanker atau infeksi HPV lebih awal sehingga bisa segera diobati dan tidak berkembang menjadi kanker.

Gaya Hidup Sehat dan Edukasi: Pelengkap Pencegahan

Vaksinasi dan deteksi dini adalah langkah medis yang krusial. Namun, pencegahan kanker serviks juga harus didukung dengan gaya hidup sehat dan pemahaman yang baik tentang kesehatan diri.

  • Hindari Perilaku Seksual Berisiko: Batasi pasangan seksual dan hindari hubungan seksual pada usia terlalu muda. Virus HPV bisa menular melalui hubungan seksual yang tidak aman.
  • Tidak Merokok: Merokok dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi HPV.
  • Terapkan Pola Hidup Sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang (perbanyak buah dan sayur), rutin berolahraga, kelola stres dengan baik, dan istirahat cukup.
  • Jaga Kebersihan Vagina: Basuh dengan air bersih setelah buang air besar dan kecil, lalu keringkan. Gunakan pakaian dalam yang nyaman dan tidak ketat.

Edukasi juga memegang peran penting. Artis Prilly Latuconsina, sebagai Duta Cegah Kanker Serviks, aktif mengkampanyekan pentingnya vaksinasi HPV dan deteksi dini.

“Enggak ada ruginya kita vaksin, harganya enggak begitu mahal, beberapa rumah sakit harganya lebih murah dibanding nongkrong di mal kayaknya udah bisa buat vaksin,” ujar Prilly.

Ini menunjukkan bahwa investasi kecil untuk kesehatan bisa memberikan perlindungan jangka panjang yang tak ternilai.

Kanker serviks adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati jika terdeteksi sejak dini. Jangan tunda lagi! Lindungi diri Anda, anak perempuan Anda, dan generasi mendatang dengan vaksinasi HPV, lakukan deteksi dini secara rutin, dan jalani gaya hidup sehat. Mari bersama wujudkan Indonesia bebas kanker serviks!

FAQ

Tanya: Apa itu vaksin HPV dan mengapa penting untuk mencegah kanker serviks?
Jawab: Vaksin HPV adalah vaksin yang melindungi dari infeksi Human Papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks. Vaksinasi dapat mencegah sebagian besar kasus kanker serviks yang disebabkan oleh jenis HPV tertentu.

Tanya: Siapa saja yang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin HPV?
Jawab: Vaksin HPV direkomendasikan untuk perempuan dan laki-laki, umumnya dimulai pada usia 11-12 tahun, namun bisa juga diberikan pada usia yang lebih muda atau lebih tua. Vaksinasi sangat efektif sebelum seseorang aktif secara seksual.

Tanya: Apakah vaksin HPV aman dan apa efek sampingnya?
Jawab: Vaksin HPV telah terbukti aman dan efektif melalui berbagai penelitian. Efek samping yang umum terjadi bersifat ringan, seperti nyeri atau kemerahan di lokasi suntikan.