Yogyakarta, zekriansyah.com – Diabetes melitus (DM), atau yang sering kita sebut “penyakit gula”, dulunya identik dengan orang dewasa atau lansia. Namun, kini ada pergeseran yang cukup mengkhawatirkan. Semakin banyak anak dan remaja yang terdiagnosis kondisi ini. Tentu saja, kabar ini membuat banyak orang tua cemas.
Ilustrasi program deteksi dini diabetes melitus pada anak dan remaja yang digelar pemerintah, sebagai upaya pencegahan komplikasi serius di masa depan.
Tapi jangan khawatir berlebihan! Pemerintah punya program keren yang bisa jadi “tameng” kita: Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program ini dirancang khusus untuk membantu deteksi dini diabetes melitus pada anak remaja melalui CKG, sehingga penanganan bisa dilakukan secepat mungkin dan komplikasi serius bisa dihindari. Yuk, kita kupas tuntas bagaimana CKG berperan penting dalam menjaga kesehatan generasi muda kita!
Fenomena Diabetes pada Generasi Muda: Bukan Sekadar Angka
Data terbaru menunjukkan lonjakan kasus diabetes pada anak dan remaja yang signifikan. Bayangkan, hingga tahun 2025, tercatat hampir 2.000 kasus anak dan remaja terdiagnosis DM tipe 1 di Indonesia. Bahkan, International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan sekitar 13.311 kasus anak dan remaja di Indonesia hidup dengan DM tipe 1. Angka ini terus bertambah, bukan hanya karena pola hidup, tapi juga karena deteksi dini yang semakin baik.
Dulu, penyakit ini mungkin asing di telinga orang tua muda. Sekarang, pengetahuan tentang gejala diabetes anak dan pentingnya deteksi dini diabetes menjadi kunci.
Mengenal Jenis Diabetes pada Anak: Tipe 1 vs. Tipe 2
Penting untuk memahami bahwa diabetes melitus pada anak umumnya berbeda dengan yang sering kita dengar pada orang dewasa.
Diabetes Melitus Tipe 1: Serangan Autoimun
Pada anak, sebagian besar kasus adalah diabetes melitus tipe 1. Ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh justru menyerang pankreas, “pabrik” insulin dalam tubuh. Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin sama sekali. Tanpa insulin, gula darah akan menumpuk dan tidak bisa disalurkan ke sel-sel tubuh sebagai energi.
- Biasanya muncul pada usia 3-10 tahun atau lebih.
- Bukan disebabkan oleh pola hidup tidak sehat atau terlalu banyak gula.
- Membutuhkan terapi insulin seumur hidup.
Diabetes Melitus Tipe 2: Gaya Hidup dan Resistensi Insulin
Meskipun lebih umum pada orang dewasa, diabetes tipe 2 juga bisa menyerang anak dan remaja. Jenis ini biasanya terkait dengan gaya hidup tidak sehat, seperti obesitas dan kurangnya aktivitas fisik. Sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin (resistensi insulin), sehingga gula darah tetap tinggi di peredaran darah.
- Terapi meliputi obat-obatan, modifikasi gaya hidup, dan kadang insulin.
- Pencegahan utamanya adalah menjaga pola hidup sehat.
Gejala Diabetes yang Wajib Diwaspadai pada Anak dan Remaja
Sayangnya, gejala diabetes seringkali dianggap “biasa” saja oleh orang tua. Padahal, mengenali tanda-tandanya sejak awal bisa menyelamatkan nyawa anak.
Berikut beberapa gejala diabetes melitus anak yang perlu Anda perhatikan:
- Sering buang air kecil (poliuria): Anak jadi sering pipis, bahkan sampai mengompol lagi padahal sudah tidak. Ginjal berusaha mengeluarkan gula berlebih lewat urine.
- Sering merasa haus yang berlebihan (polidipsia): Akibat banyak pipis, tubuh kekurangan cairan, sehingga anak terus-menerus merasa haus.
- Sering lapar (polifagia): Karena gula tidak bisa diolah jadi energi, tubuh terus merasa lapar meskipun sudah makan banyak.
- Penurunan berat badan drastis tanpa sebab jelas: Meskipun makan banyak, berat badan anak justru turun karena tubuh membakar lemak dan otot untuk energi.
- Lemas dan sulit konsentrasi: Kurangnya energi membuat anak lesu, mudah lelah, dan sulit fokus di sekolah.
- Luka sulit sembuh: Gula darah tinggi bisa menghambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan risiko infeksi.
- Perubahan warna kulit (akantosis nigrikans): Kulit di lipatan tubuh (leher, ketiak) menjadi lebih gelap dan tebal, tanda resistensi insulin.
Jika menemukan gejala-gejala ini pada anak Anda, jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter!
CKG: Hadiah Sehat dari Pemerintah untuk Masa Depan Anak
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) adalah inisiatif pemerintah yang sangat strategis. Ini bukan sekadar pemeriksaan biasa, melainkan upaya holistik untuk mencegah masalah kesehatan sejak dini. Uniknya, CKG ini bahkan bisa jadi “hadiah ulang tahun” istimewa bagi masyarakat, termasuk anak-anak dan remaja!
CKG Sekolah: Menjangkau Generasi Penerus
Salah satu segmen penting dari CKG adalah CKG Sekolah, yang menargetkan anak usia 7-17 tahun. Program ini akan dilaksanakan setiap tahun ajaran baru, bekerja sama dengan sekolah dan fasilitas kesehatan setempat. Ini adalah langkah maju untuk membawa deteksi dini diabetes langsung ke lingkungan anak menghabiskan sebagian besar waktunya.
Bagaimana CKG Mendeteksi Diabetes pada Anak dan Remaja?
Program CKG tidak hanya sekadar mengukur berat dan tinggi badan. Bagian krusialnya adalah tes Gula Darah Acak (GDA). Pemeriksaan ini sangat sederhana, namun dampaknya luar biasa untuk deteksi diabetes melitus anak remaja melalui CKG.
- Jika hasil GDA menunjukkan lebih dari 200 mg/dl, anak akan segera diberikan surat pengantar ke puskesmas.
- Dari puskesmas, akan ada pemeriksaan lebih lengkap dan rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan terapi lanjutan di bawah pengawasan dokter anak.
Ini adalah jalur cepat untuk memastikan anak mendapatkan penanganan diabetes anak yang tepat sebelum terjadi komplikasi fatal seperti Ketoasidosis Diabetikum (KAD), kondisi darurat yang mengancam nyawa.
Pentingnya Deteksi Dini: Mencegah Komplikasi dan Meningkatkan Kualitas Hidup
Deteksi dini adalah kunci utama. Semakin cepat diabetes melitus pada anak terdiagnosis, semakin cepat intervensi bisa dilakukan. Ini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memberikan kesempatan bagi anak untuk tumbuh kembang dengan baik, berprestasi, dan memiliki kualitas hidup yang optimal.
Kunci Keberhasilan Penanganan Diabetes Tipe 1 pada Anak:
- Pengaturan Nutrisi 3J: Jenis, jadwal, dan jumlah makanan yang terencana khusus.
- Aktivitas Fisik: Rutin bergerak untuk menjaga kesehatan tubuh.
- Kontrol Tumbuh Kembang: Pemantauan rutin untuk memastikan perkembangan anak sesuai usia.
- Edukasi Orang Tua: Meliputi praktik suntikan insulin, monitoring gula darah mandiri, dan pelaporan berkala.
Anak dengan diabetes tidak terhalang untuk berkarya dan berprestasi. Dengan dukungan dan penanganan yang tepat, mereka bisa menjalani kehidupan normal layaknya anak-anak lain.
Cara Memanfaatkan Program CKG untuk Anak dan Remaja Anda
Pemerintah telah mempermudah akses ke program CKG. Anda bisa mendaftar melalui beberapa cara:
- Aplikasi SATUSEHAT Mobile: Unduh aplikasinya, buat akun, pilih menu “Periksa Kesehatan Gratis”, lalu buat tiket dan pilih jadwal.
- WhatsApp Kemenkes RI: Simpan nomor 0811 10500567, kirim “Halo”, lalu ikuti petunjuk untuk pendaftaran CKG.
- Datang Langsung ke Puskesmas: Bawa KTP/Kartu Identitas Anak/KK, lalu scan barcode pendaftaran dan ikuti alur di puskesmas.
Program cek kesehatan gratis ini tersedia untuk semua usia, setiap tahun, tepat saat ulang tahun hingga 30 hari setelahnya. Ini adalah kesempatan emas untuk memastikan kesehatan anak dan kesehatan remaja tetap terjaga.
Kesimpulan
Deteksi diabetes melitus anak remaja melalui CKG adalah langkah proaktif yang sangat penting. Dengan meningkatnya kasus diabetes pada usia muda, program Cek Kesehatan Gratis ini menjadi harapan besar bagi orang tua dan keluarga. Mengenali gejala, memanfaatkan fasilitas CKG, dan melakukan penanganan dini adalah investasi terbaik untuk masa depan generasi penerus bangsa. Mari bersama-sama wujudkan Indonesia yang lebih sehat, dimulai dari anak-anak kita!
FAQ
Tanya: Apa itu Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan bagaimana cara kerjanya dalam mendeteksi diabetes pada anak dan remaja?
Jawab: Cek Kesehatan Gratis (CKG) adalah program pemerintah yang bertujuan untuk mendeteksi dini diabetes melitus pada anak dan remaja melalui pemeriksaan kesehatan rutin.
Tanya: Mengapa diabetes pada anak dan remaja menjadi masalah yang semakin mengkhawatirkan saat ini?
Jawab: Peningkatan kasus diabetes pada anak dan remaja disebabkan oleh kombinasi faktor pola hidup dan deteksi dini yang semakin baik.
Tanya: Apa saja gejala umum diabetes pada anak yang perlu diwaspadai orang tua?
Jawab: Gejala umum diabetes pada anak meliputi sering haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, dan kelelahan.