Yogyakarta – zekriansyah.com
Ilustrasi AI ini menggambarkan kemeriahan kirab budaya yang dilepas Camat Manggar, bagian dari Apresiasi Desa Budaya 2.
Belitung Timur, Kompas.com – Puncak acara Apresiasi Desa Budaya 2024 di Desa Lalang, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur, menjadi sorotan utama. Acara yang digelar pada Selasa, 17 Desember 2024, ini tak hanya meriah dengan berbagai tradisi, tapi juga menjadi ajang penghargaan bagi lima desa di Indonesia yang berdedikasi memajukan kebudayaan.
Momen istimewa ini semakin bermakna dengan dilepasnya kirab budaya oleh Camat Manggar, yang menandakan dimulainya parade kebudayaan yang penuh semangat dan pesan mendalam. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang kemeriahan acara, peran desa budaya, dan daftar desa yang berhasil meraih apresiasi tertinggi.
Apresiasi Desa Budaya: Ajang Tahunan Membangun Bangsa
Apresiasi Desa Budaya adalah program penghargaan tahunan yang diinisiasi oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK) Kementerian Kebudayaan sejak tahun 2021. Tujuan utamanya jelas: memberikan pengakuan kepada desa-desa yang luar biasa dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi budaya mereka.
Program ini bukan sekadar seremoni, tapi juga puncak dari perjalanan Pemajuan Kebudayaan Desa (PKD). Harapannya, desa-desa bisa terus aktif melestarikan tradisi, memberdayakan ekonomi berbasis budaya, dan mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus.
Camat Manggar Pimpin Kirab Budaya Penuh Makna
Salah satu daya tarik utama Apresiasi Desa Budaya 2024 adalah Parade Budaya Desa yang diikuti oleh ribuan peserta, tepatnya 1.400 orang. Kirab budaya ini secara simbolis dilepas oleh Camat Manggar, Wira.
“Di dalam pernikahan adat Melayu Belitong banyak sekali prosesi adat yang memiliki makna mendalam berbentuk pesan dalam kehidupan untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Melalui parade budaya ini menggambarkan kegembiraan dan harapan melalui pujian kepada Nabi Muhammad SAW,” ungkap Wira, menjelaskan makna di balik parade tersebut.
Parade ini menunjukkan kekayaan budaya lokal Belitung Timur, khususnya adat Melayu Belitong, yang sarat dengan filosofi hidup. Desa Lalang sendiri, sebagai tuan rumah, juga aktif mengadakan berbagai kegiatan budaya seperti Festival Nepak Belulang, lomba Ngayun, tradisi Berebut Lawang, hingga malam gelar budaya desa yang menampilkan tari dan musik tradisional.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon: Desa Adalah Jantung Budaya Indonesia
Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, Penjabat Gubernur Bangka Belitung Sugito, Bupati Belitung Timur, serta berbagai pejabat daerah lainnya. Dalam sambutannya, Menteri Fadli Zon menegaskan betapa strategisnya peran desa budaya.
“Desa-desa budaya adalah jantung budaya Indonesia, cermin keanekaragaman yang menjadi kekuatan pemersatu serta membentuk identitas bangsa,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa desa budaya adalah tempat di mana tradisi, adat istiadat, seni, ekspresi budaya, dan kearifan lokal terus hidup dan berkembang. Menurutnya, desa-desa yang mendapat apresiasi adalah contoh nyata ketangguhan budaya, mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan akar sejarah dan nilai-nilai luhur.
Menteri Fadli Zon berharap penghargaan ini dapat menjadi pemantik semangat bagi desa-desa lain di seluruh Indonesia untuk terus berkarya, berinovasi, dan memastikan desa budaya tetap menjadi penjaga masa lalu, pedoman masa kini, dan penyambung generasi masa depan.
Kriteria Penilaian: Apa Saja yang Dinilai?
Proses seleksi desa penerima penghargaan Apresiasi Desa Budaya 2024 sangat ketat, melibatkan dewan juri dari akademisi, budayawan, praktisi, dan pemangku kebijakan. Beberapa kriteria utama yang menjadi fokus penilaian meliputi:
- Komitmen Desa: Sejauh mana desa mengintegrasikan kebijakan budaya ke dalam regulasi desa mereka.
- Keterlibatan Masyarakat: Keaktifan seluruh elemen masyarakat, termasuk perempuan, anak-anak, generasi muda, dan penyandang disabilitas, dalam kegiatan budaya.
- Kerja Sama Antardesa: Upaya kolaborasi antara desa-desa untuk memajukan kebudayaan.
- Optimalisasi Aset Desa: Pemanfaatan aset desa untuk kegiatan budaya dan pengembangan ekonomi berbasis budaya.
- Inovasi Produk Budaya: Kemampuan desa menciptakan produk budaya lokal yang unik dan mencerminkan keberagaman.
Lima Desa Berprestasi Terima Penghargaan: Ini Daftarnya!
Tahun ini, lima desa terpilih dari berbagai penjuru Indonesia berhasil meraih penghargaan bergengsi Apresiasi Desa Budaya 2024. Mereka dinilai konsisten dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi budaya untuk pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
Berikut daftar desa penerima penghargaan beserta inovasi budaya mereka:
No. | Nama Desa & Lokasi | Inovasi & Dedikasi Budaya Unggulan |
---|---|---|
1. | Desa Air Hitam Laut, Tanjung Jabung Timur, Jambi | Pelestarian tradisi Mujuk Selang (atau Mandi Shafar), praktik gotong royong masyarakat pesisir dalam menjaga keseimbangan ekologi laut. Diperkuat regulasi desa dan melibatkan aktif generasi muda serta perempuan. |
2. | Desa Dasun, Rembang, Jawa Tengah | Inovasi seni rupa berbasis garam yang memadukan tradisi budaya bahari dengan seni kontemporer. Kolaborasi seniman lokal dan masyarakat berhasil menjadikan seni sebagai penggerak ekonomi kreatif. |
3. | Desa Krikilan, Sragen, Jawa Tengah | Pengelolaan destinasi wisata budaya berbasis kearifan lokal dengan memanfaatkan Situs Sangiran (warisan dunia UNESCO). Mengintegrasikan edukasi sejarah, seni pertunjukan tradisional, dan ekonomi kreatif secara inklusif. |
4. | Desa Kebondalem Kidul, Klaten, Jawa Tengah | Model desa wisata budaya yang berfokus pada pelestarian seni tradisional seperti wayang kulit dan karawitan. Komitmen mengintegrasikan kebijakan budaya ke regulasi desa dan dukungan masyarakat penuh dalam mengembangkan ekonomi kreatif berbasis budaya. |
5. | Desa Rambutan Masam, Batanghari, Jambi | Berhasil menghidupkan kembali tradisi Mujuk Selang sebagai upaya revitalisasi budaya lokal yang terpinggirkan. Tradisi ini berfungsi sebagai pengikat sosial sekaligus medium edukasi bagi generasi muda dalam menjaga keberlanjutan alam. |
Kesimpulan
Apresiasi Desa Budaya 2024 di Belitung Timur telah sukses menunjukkan bahwa desa adalah garda terdepan dalam menjaga dan memajukan kebudayaan bangsa. Dari kirab budaya yang penuh makna hingga penghargaan bagi desa-desa berprestasi, acara ini menjadi bukti nyata bahwa semangat melestarikan warisan leluhur bisa berjalan seiring dengan inovasi dan pembangunan.
Semoga keberhasilan lima desa penerima penghargaan ini menjadi inspirasi bagi seluruh desa di Indonesia untuk terus menggali potensi budaya lokal, menjadikannya kekuatan untuk membangun desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing di tengah tantangan zaman. Mari bersama-sama terus merawat dan mengembangkan kekayaan budaya kita!