Yogyakarta, zekriansyah.com – Penunjukan duta besar selalu jadi sorotan, apalagi kalau ada nama yang tidak biasa. Kali ini, perhatian publik tertuju pada Mohammad Iman Hascarya Kusumo, yang diusulkan pemerintah menjadi calon Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia. Yang menarik, Iman Kusumo terang-terangan mengaku tidak punya pengalaman di bidang diplomasi.
Ilustrasi: Profil calon duta besar RI untuk Malaysia yang dekat dengan Prabowo, namun minim pengalaman diplomasi.
Lalu, bagaimana bisa seseorang tanpa latar belakang diplomatik menjadi calon perwakilan negara di luar negeri? Artikel ini akan membahas lebih dalam sosok Iman Kusumo, alasannya diusulkan, serta pandangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terhadap pencalonannya. Yuk, simak agar tidak ketinggalan informasi penting seputar calon duta besar kita!
Siapa Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo?
Mohammad Iman Hascarya Kusumo, yang akrab disapa Iman Kusumo, adalah sosok yang diusulkan pemerintah untuk menjadi Duta Besar RI di Malaysia. Gelar “Raden Dato” melekat pada namanya, menunjukkan koneksi kultural tertentu.
Sebelum diusulkan sebagai calon duta besar, Iman Kusumo bukanlah seorang diplomat karier yang biasa bertugas di Kementerian Luar Negeri. Ia dikenal sebagai mantan Wakil Bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka saat pemilihan umum 2024 lalu.
Saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan ( fit and proper test ) di Gedung DPR, Jakarta, pada Minggu, 6 Juli 2025, Iman Kusumo secara jujur mengakui hal ini.
“Enggak (pengalaman di bidang diplomat), cuma saya pengalamannya tinggal di Malaysia cukup lama dan menikah dengan orang Malaysia. Mungkin jalan hidup saja ya seperti begitu,” kata Iman.
Pengakuannya ini tentu memunculkan pertanyaan, apa modalnya untuk bisa memimpin misi diplomatik di negara tetangga yang sangat penting bagi Indonesia?
Modal “Non-Diplomat” untuk Jadi Dubes Malaysia
Meskipun tidak memiliki pengalaman formal di bidang diplomasi, Iman Kusumo memiliki beberapa modal yang ia yakini bisa menunjang tugasnya sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia:
- Tinggal Lama di Malaysia dan Menikah dengan WN Malaysia: Iman Kusumo mengaku sudah lama tinggal di Malaysia dan bahkan menikah dengan warga negara jiran tersebut. Ini memberinya pemahaman mendalam tentang budaya, masyarakat, dan dinamika sosial di sana.
- Jaringan Luas di Malaysia: Berkat pernikahannya dan waktu tinggalnya yang lama, Iman mengklaim memiliki banyak relasi atau jaringan di Malaysia. Ia juga menyebut gelar “Dato” yang disandangnya diberikan oleh Sultan, menunjukkan kedekatan dengan tokoh-tokoh penting di sana.
- Kedekatan dengan Presiden Prabowo: Iman Kusumo juga menegaskan kedekatannya dengan Presiden Prabowo Subianto. Ia menyatakan hal ini akan membantu dalam menjaga dan memelihara hubungan baik yang sudah terjalin antara kedua negara.
“Jadi memang relasi saya cukup banyak di Malaysia, alhamdulillah saya dekat dengan Pak Prabowo juga. Jadi untuk menjaga hubungan yang sudah dibina baik dengan Presiden, kami hanya melanjutkan, memelihara lah,” ujarnya.
Pandangan DPR: Kapasitas Lebih Penting dari Latar Belakang Politik
Komisi I DPR RI yang bertugas melakukan uji kelayakan dan kepatutan calon duta besar menyatakan tidak menjadikan latar belakang politik sebagai tolok ukur utama. Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Gerindra, Budi Djiwandono, menegaskan bahwa penilaian fokus pada kapasitas dan rekam jejak.
Baca juga: Budi Djiwandono: Komisi I Tak Lihat Calon Dubes RI Malaysia dari Latar Belakang Politik
“Kami tidak melihat seperti itu ya, kita melihat seluruh calon duta besar yang diajukan mempunyai kapasitas, jam terbang, track record yang baik,” kata Budi Djiwandono.
Menurut Budi, Komisi I menilai calon dubes berdasarkan pengalaman dan kemampuan jaringan yang dimiliki untuk menjalankan tugas diplomatik. Ia bahkan menyebut seluruh calon duta besar yang diuji, termasuk Iman Kusumo, sebagai “kelas berat” atau heavyweight.
Ini menunjukkan bahwa meskipun tanpa pengalaman diplomatik formal, jaringan dan kedekatan personal yang dimiliki Iman Kusumo dianggap sebagai aset penting untuk tugas diplomatik, terutama di negara seperti Malaysia yang memiliki hubungan sangat erat dengan Indonesia.
Proses Uji Kelayakan dan Kepatutan Calon Dubes RI
Uji kelayakan dan kepatutan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Presiden Nomor R3 tertanggal 1 Juli 2025 yang berisi usulan 24 nama calon duta besar. Proses ini berlangsung tertutup di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, selama dua hari, yaitu pada Sabtu dan Minggu, 5-6 Juli 2025.
Selain Iman Kusumo, ada 23 nama lain yang juga mengikuti uji kelayakan untuk berbagai negara. Komisi I DPR telah menyelesaikan rapat internal untuk menentukan hasil uji kelayakan dan kepatutan ini. Ketua Komisi I DPR Utut Adianto mengatakan hasilnya akan segera dikirimkan kepada Ketua DPR Puan Maharani. Pengumuman resmi hasil uji kelayakan 24 calon dubes ini dijadwalkan akan disampaikan dalam sidang rapat paripurna pada Selasa, 8 Juli 2025.
Daftar Sebagian Calon Dubes RI yang Ikut Uji Kelayakan (Sesi Iman Kusumo):
- Dubes RI untuk Oman, Andi Rahardian
- Dubes RI untuk Ekuador (Quito), Imam As’ari
- Dubes RI untuk Bangladesh dan Nepal, Listyowati
- Dubes RI untuk Mesir, Kuncoro Giri Waseso
- Dubes RI untuk Malaysia, Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo
- Dubes RI untuk Korea Utara, Mayor Jenderal (Purnawirawan) Gina Yoginda
Mengapa Ini Penting?
Penunjukan duta besar adalah langkah strategis dalam menjaga hubungan bilateral suatu negara. Meskipun Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo tidak memiliki latar belakang diplomat karier, modal personal seperti pengalaman tinggal lama di Malaysia, pernikahan dengan warga lokal, jaringan luas, serta kedekatan dengan Presiden Prabowo, menjadi pertimbangan penting bagi pemerintah dan DPR.
Keputusan akhir penempatan duta besar akan sangat berpengaruh pada bagaimana Indonesia menjaga dan meningkatkan kerja sama dengan Malaysia di berbagai bidang. Mari kita tunggu pengumuman resminya dari DPR dan lihat bagaimana kiprah Iman Kusumo jika nanti resmi menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia.