Bos BRI Buka Suara soal KPK Usut Pengadaan EDC, Pastikan Layanan Aman untuk Nasabah

Dipublikasikan 3 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sedang mengusut dugaan kasus korupsi di Bank Rakyat Indonesia (BRI) sempat menjadi perhatian publik. Apalagi, kasus ini berkaitan dengan pengadaan mesin Electronic Data Capture (EDC) yang nilai proyeknya tak main-main, mencapai Rp 2,1 triliun.

Bos BRI Buka Suara soal KPK Usut Pengadaan EDC, Pastikan Layanan Aman untuk Nasabah

Ilustrasi: Presiden Direktur BRI memberikan klarifikasi di tengah penyelidikan KPK terkait pengadaan mesin EDC yang dipastikan tidak mengganggu layanan perbankan bagi nasabah.

Nah, buat Anda nasabah setia BRI atau siapa pun yang penasaran, artikel ini akan menjelaskan duduk perkara kasusnya dan bagaimana tanggapan langsung dari petinggi BRI. Jadi, Anda bisa tenang karena tahu informasi yang jelas dan terpercaya.

Apa yang Sebenarnya Terjadi? KPK Usut Pengadaan EDC BRI

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini memang tengah serius mengusut dugaan korupsi dalam proyek pengadaan mesin EDC di Bank BRI. Proyek ini disebut-sebut terjadi pada periode 2020 hingga 2024 dan nilainya fantastis, sekitar Rp 2,1 triliun.

Sebagai bagian dari penyidikan, KPK sudah melakukan beberapa langkah, di antaranya:

  • Penggeledahan Kantor: Pada 26 Juni 2025, KPK menggeledah dua kantor pusat BRI di Jakarta, yaitu di Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto.
  • Pencegahan ke Luar Negeri: Sebanyak 13 orang yang diduga terlibat dalam kasus ini, termasuk eks Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI periode 2017-2022, Indra Utoyo (saat ini Dirut Allo Bank), dilarang bepergian ke luar negeri selama enam bulan.
  • Pemeriksaan Saksi: Beberapa nama telah dipanggil untuk dimintai keterangan, salah satunya mantan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Catur Budi Harto.

Meski demikian, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menegaskan bahwa hingga saat ini, belum ada penetapan tersangka dalam kasus ini. Proses penyidikan masih terus berjalan.

Tanggapan Bos BRI: Hormati Hukum dan Jamin Layanan Aman

Menanggapi pengusutan yang dilakukan KPK, Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, langsung buka suara. Ia menegaskan bahwa pihak BRI sangat menghormati dan mendukung penuh langkah penegak hukum dalam memberantas korupsi.

“Kami sepenuhnya juga mendukung penegakan hukum oleh pihak berwenang sesuai perundang-undangan yang berlaku dan kami akan selalu terbuka untuk bekerja sama,” tegas Hery Gunardi dalam keterangan resminya.

Hery juga menambahkan bahwa sebagai perusahaan BUMN, BRI selalu patuh pada regulasi pemerintah dan regulator dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).

Yang terpenting bagi nasabah, Hery memastikan bahwa proses hukum yang sedang berjalan ini tidak berdampak sama sekali pada operasional dan pelayanan BRI.

“Kami memastikan bahwa proses penegakan hukum yang dijalankan KPK tersebut tidak berdampak terhadap operasional dan layanan BRI, dan nasabah dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman,” tutupnya.

Jadi, Anda tidak perlu khawatir. Layanan perbankan BRI seperti biasa, tetap aman dan lancar.

Fokus BRI ke Depan: Transformasi dan Layanan Terbaik

Di tengah proses hukum yang berjalan, BRI tetap berkomitmen kuat untuk terus bertransformasi. Hery Gunardi menjelaskan bahwa BRI akan terus fokus menjalankan program transformasi yang disebut “BRIvolution 3.0”. Program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari penguatan bisnis, tata kelola, manajemen risiko, hingga operasional.

Beberapa fokus utama BRIvolution 3.0 antara lain:

  • Penguatan Fundamental: Meningkatkan pendanaan dan penyaluran kredit berkualitas.
  • Peningkatan Kapabilitas Digital: Mengembangkan layanan digital yang lebih canggih.
  • Penerapan Manajemen Risiko: Memastikan risiko terkendali dengan baik.
  • Pengembangan SDM: Membangun sumber daya manusia yang unggul.

Semua ini dilakukan dalam semangat untuk menjadi “The Most Trusted Lifetime Financial Partner for Sustainable Growth” pada tahun 2029, sejalan dengan visi pemerintah melalui Asta Cita. Intinya, BRI ingin tumbuh sehat, berkelanjutan, dan inklusif, terutama dalam mendukung sektor UMKM yang menjadi pilar ekonomi rakyat.

Kesimpulan

Pengusutan kasus dugaan korupsi pengadaan mesin EDC di BRI oleh KPK adalah bagian dari upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Pihak BRI, melalui Direktur Utama Hery Gunardi, telah menyatakan komitmen penuh untuk kooperatif dan menghormati proses hukum. Yang paling penting, nasabah tidak perlu khawatir karena BRI menjamin seluruh operasional dan layanan tetap berjalan normal, aman, dan nyaman. BRI juga terus berfokus pada transformasi untuk memberikan layanan terbaik di masa depan.