Bocah Aura Farming Dikha Kelelahan, Orang Tua Ikut Capek: Sisi Lain Popularitas Mendunia

Dipublikasikan 13 Juli 2025 oleh admin
Hiburan dan Lifestyle

Siapa yang tak kenal Rayyan Arkan Dikha? Bocah sebelas tahun asal Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, ini mendadak viral dengan tarian “aura farming”-nya yang unik saat Pacu Jalur. Gerakan menepuk udara dan menggulung tangan di ujung sampan, yang dikenal juga sebagai Togak Luan, sukses mencuri perhatian dunia maya, terutama TikTok. Namun, di balik gemerlap popularitas itu, ada cerita tentang Dikha kelelahan dan orang tua Dikha capek yang patut kita dengar. Mari selami lebih dalam sisi lain dari fenomena viral ini.

Bocah Aura Farming Dikha Kelelahan, Orang Tua Ikut Capek: Sisi Lain Popularitas Mendunia

Berikut beberapa pilihan caption yang menarik, relevan, dan informatif dengan gaya berita: **Pilihan 1 (Fokus pada sisi lelah):** > Di balik sorotan popularitas mendunia, bocah fenomenal Dikha dan orang tuanya rasakan kelelahan akibat ritme aktivitas pasca-viral “aura farming”. **Pilihan 2 (Fokus pada kontras popularitas dan kelelahan):** > Popularitas “aura farming” Dikha mendunia, namun di balik itu terkuak sisi lain: kelelahan fisik dan mental yang turut dirasakan orang tuanya. **Pilihan 3 (Lebih ringkas dan langsung):** > Kelelahan melanda Dikha dan orang tuanya, sisi lain dari popularitas viral “aura farming” yang kini mendunia.

Fenomena “Aura Farming” yang Mengguncang Dunia Maya

Istilah “aura farming” mungkin terdengar asing, namun bagi pengguna media sosial, terutama TikTok, gerakan tarian Dikha di haluan sampan Pacu Jalur ini sudah sangat familiar. Video-videonya yang menunjukkan kelincahan dan ekspresi khasnya saat menari Togak Luan langsung menjadi tren global. Banyak orang dari berbagai belahan dunia ikut memparodikan gerakan ini, membuat tradisi Pacu Jalur Kuansing ikut mendunia.

Dikha: Dari Panggung Lokal ke Panggung Nasional dan Internasional

Sejak video aura farming viral itu meledak, jadwal Dikha langsung padat merayap. Ia yang akrab disapa Dikha ini kebanjiran undangan tampil. Bayangkan saja, dalam beberapa hari saja ia sudah menjadi bintang tamu di televisi swasta, diundang oleh Menteri Pariwisata dan Menteri Kebudayaan, hingga bertemu sejumlah artis ternama di Jakarta.

Setelah itu, ia terbang lagi ke Pekanbaru untuk acara Riau Bhayangkara Run Polda Riau, dan langsung melanjutkan perjalanan ke Jakarta lagi untuk acara penutupan Piala Presiden. Sebuah jadwal yang luar biasa padat untuk anak seusia Dikha.

Beban di Pundak Bocah Aura Farming: Kelelahan Fisik dan Mental

Di balik sorotan kamera dan tepuk tangan meriah, ada Dikha yang kelelahan. Sang ibu, Rani Ridawati, menceritakan bagaimana putranya mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan. “Dia sudah tampak kelelahan. Dia bilang, ‘Capek, Dikha, Bu’,” ungkap Rani.

Selain fisik yang menurun, ternyata Dikha juga mulai merasa bosan. Bukan karena menari, tapi karena harus diatur-atur saat tampil. “Dia bosan katanya diatur-atur. Ya, namanya juga anak-anak, dia pengennya main,” tambah Rani, menggambarkan keinginan alami seorang anak untuk bebas bermain, bukan terus-menerus mengikuti jadwal yang ketat.

Curahan Hati Orang Tua: Bangga Sekaligus Khawatir

Ayah Dikha, Supriono, yang juga seorang pendayung (anak pacu) di Jalur Tua Koghi Dubalang Ghajo, mengamini kondisi anaknya. “Sejak Pacu Jalur tingkat rayon, tak ada istirahat. Sebenarnya dia sudah capek. Dia pengen main,” kata Supriono.

Sebagai orang tua, tentu ada perasaan bangga yang luar biasa melihat Pacu Jalur, tradisi leluhur mereka, bisa dikenal dunia berkat Dikha. “Ya, enggak nyangka. Karena kan banyak anak Togak Luan yang lain juga. Alhamdulillah, sudah rezeki dia. Sebagai orangtua, kami senang dan bangga, apalagi Pacu Jalur sampai dikenal dunia,” ujar Supriono.

Namun, kebanggaan itu juga diiringi kekhawatiran. Rani menjelaskan bahwa mereka harus ekstra menjaga kesehatan Dikha dengan memberinya vitamin dan memastikan ia cukup istirahat. Mereka menyadari bahwa prioritas utama adalah kesehatan dan kebahagiaan anak mereka.

Pentingnya Keseimbangan: Antara Popularitas dan Masa Kanak-kanak

Fenomena bocah aura farming Dikha kelelahan orangtua capek ini menjadi pengingat penting bagi kita semua. Popularitas memang bisa datang tiba-tiba dan membawa banyak kesempatan, tetapi bagi anak-anak, masa bermain dan tumbuh kembang dengan alami adalah hal yang tak tergantikan. Orang tua Dikha menunjukkan betapa pentingnya peran mereka dalam menjaga keseimbangan itu.

Semoga Dikha selalu sehat dan semangat, bisa terus berkarya sekaligus menikmati masa kanak-kanaknya dengan penuh tawa dan permainan, jauh dari kata capek yang berlebihan. Kisah Dikha ini mengajarkan kita untuk selalu menempatkan kesejahteraan anak di atas segalanya, bahkan di tengah sorotan popularitas yang begitu terang.