Kepergok Bobol Kotak Infak Masjid di Jogja, Pria Asal Temanggung Diamuk Warga

Dipublikasikan 4 Juli 2025 oleh admin
Kriminal

Yogyakarta, zekriansyah.com – Seorang pria asal Temanggung, Jawa Tengah, baru-baru ini menjadi sorotan di Yogyakarta. Ia tertangkap basah saat membobol kotak infak di sebuah masjid, yang kemudian memicu kemarahan warga sekitar. Kejadian ini tak hanya mengungkap aksi nekat, tetapi juga menyoroti alasan di baliknya dan bagaimana masalah ini akhirnya diselesaikan secara humanis.

Kepergok Bobol Kotak Infak Masjid di Jogja, Pria Asal Temanggung Diamuk Warga

Ilustrasi: Warga Jogja tak tinggal diam saat pria Temanggung kepergok membobol kotak infak masjid.

Artikel ini akan membahas tuntas kronologi kejadian pencurian kotak infak ini, motif pelaku, hingga penyelesaian yang dilakukan oleh warga dan pihak kepolisian. Mari kita simak agar bisa mengambil pelajaran dari peristiwa ini.

Kronologi Aksi Nekat di Masjid Baitul Karim

Kejadian yang menghebohkan ini berlangsung pada Senin, 1 Juli 2025, sekitar pukul 15.30 WIB. Pelaku berinisial MSR (26), warga Temanggung, melancarkan aksinya di Masjid Baitul Karim, yang berlokasi di Jatimulyo, Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta.

Modusnya terbilang sederhana namun nekat. MSR diduga masuk ke dalam masjid dengan berpura-pura hendak menunaikan ibadah salat. Setelah memastikan kondisi masjid sepi dan tidak ada yang memperhatikan, ia langsung bergerak cepat membobol kotak amal.

Namun, nasib baik tidak berpihak padanya. Aksi MSR ternyata diketahui oleh warga sekitar. Tanpa menunggu lama, warga langsung bergerak cepat untuk mengamankan pelaku. MSR sempat menjadi sasaran kemarahan warga yang kesal atas perbuatannya, sebelum akhirnya petugas kepolisian tiba di lokasi untuk mengamankan situasi.

Mengapa Pelaku Nekat Mencuri? Tekanan Ekonomi Jadi Alasan Utama

Setelah berhasil diamankan oleh petugas kepolisian, MSR dimintai keterangan terkait aksinya. Di hadapan polisi, MSR mengaku bahwa ini adalah kali pertama ia melakukan pencurian.

“Saat dimintai keterangan pengakuannya baru pertama mencuri. Alasannya, untuk kebutuhan ekonomi. Uang yang berada di ambil Rp 210 ribu,” ujar Kasihumas Polresta Yogyakarta, Iptu Gandung Harjunadi, Jumat (4/7/2025).

Pengakuan ini menunjukkan bahwa tekanan ekonomi menjadi pemicu utama MSR nekat membobol kotak infak masjid. Uang yang berhasil ia ambil dari kotak amal tersebut hanya berjumlah Rp 210.000. Jumlah ini terbilang kecil, namun cukup menggambarkan desperate-nya kondisi pelaku.

Penyelesaian Kekeluargaan dan Maaf dari Warga

Meski sempat diamuk warga, kasus pencurian ini akhirnya diselesaikan secara kekeluargaan. Pihak kepolisian, dalam hal ini Polresta Yogyakarta, memfasilitasi mediasi antara pelaku dengan pengurus masjid serta warga setempat.

“Benar kejadian itu, tapi permasalahannya diselesaikan secara kekeluargaan. Pengurus masjid dan masyarakat sudah memaafkan pelaku,” jelas Iptu Gandung Harjunadi.

Pengurus Masjid Baitul Karim dan masyarakat di sekitar lokasi kejadian menunjukkan sikap yang sangat humanis. Mereka sepakat untuk memaafkan MSR dan tidak memperpanjang kasus ini ke ranah hukum yang lebih jauh. Sebagai gantinya, MSR diminta untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya lagi di kemudian hari. Keputusan ini menunjukkan adanya belas kasih dan harapan agar pelaku bisa memperbaiki diri.

Dampak dan Harapan

Kejadian pencurian kotak infak di Masjid Baitul Karim ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap lingkungan sekitar, terutama di tempat-tempat ibadah. Di sisi lain, respons dari warga dan pengurus masjid yang memilih jalur kekeluargaan dan pemaafan juga patut diapresiasi. Ini menunjukkan bahwa di tengah kemarahan, masih ada ruang untuk memanusiakan manusia dan memberikan kesempatan kedua.

Kisah MSR ini menjadi cerminan bahwa tekanan ekonomi bisa mendorong seseorang pada tindakan yang tidak terpuji. Namun, respons humanis dari warga dan pengurus masjid di Yogyakarta menunjukkan pentingnya memaafkan dan memberikan kesempatan kedua. Semoga kejadian ini tidak terulang dan menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu berhati-hati serta saling mendukung dalam menghadapi kesulitan.

FAQ

Tanya: Siapa pelaku pencurian kotak infak di Masjid Baitul Karim?
Jawab: Pelaku pencurian kotak infak di Masjid Baitul Karim adalah seorang pria berinisial MSR, berusia 26 tahun, yang berasal dari Temanggung, Jawa Tengah.

Tanya: Kapan dan di mana kejadian pencurian kotak infak ini terjadi?
Jawab: Kejadian ini berlangsung pada Senin, 1 Juli 2025, sekitar pukul 15.30 WIB, di Masjid Baitul Karim, Jatimulyo, Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta.

Tanya: Bagaimana modus pelaku dalam membobol kotak infak?
Jawab: Pelaku diduga masuk ke dalam masjid dengan berpura-pura hendak menunaikan ibadah salat, kemudian membobol kotak amal saat kondisi masjid sepi.

Tanya: Apa yang terjadi setelah pelaku tertangkap basah?
Jawab: Pelaku diamuk oleh warga sekitar yang kesal, sebelum akhirnya petugas kepolisian tiba di lokasi untuk mengamankan situasi.