Pengakuan Bobby Nasution: Tak Tahu Kontraktor Tersangka Korupsi Ikut Tinjau Jalan Rusak

Dipublikasikan 30 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Kasus dugaan korupsi proyek jalan di Sumatera Utara kini makin panas. Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan beberapa tersangka, termasuk Kepala Dinas PUPR Sumut, Topan Ginting, kini sorotan mengarah pada pengakuan Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution. Ia mengaku terkejut dan tak tahu menahu jika kontraktor yang menjadi tersangka dalam kasus ini ternyata ikut dalam rombongan peninjauan jalan rusak bersamanya.

Pengakuan Bobby Nasution: Tak Tahu Kontraktor Tersangka Korupsi Ikut Tinjau Jalan Rusak

Ilustrasi: Bobby Nasution terkejut mengetahui kontraktor tersangka korupsi turut serta dalam peninjauan jalan rusak di Sumatera Utara.

Artikel ini akan mengupas tuntas pengakuan Bobby Nasution, detail keterlibatan kontraktor, serta bagaimana kasus korupsi proyek jalan ini terungkap. Simak informasi penting ini agar Anda memahami duduk perkara kasus yang sedang jadi perhatian publik!

Keterkejutan Bobby: Mobil Kontraktor di Depan Mobil Gubernur

Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi, mengaku baru mengetahui bahwa kontraktor yang kini menjadi tersangka kasus korupsi proyek jalan ikut dalam rombongan peninjauan jalan rusak pada April lalu. Padahal, mobil kontraktor tersebut bahkan berada di depan mobil dinasnya.

“Ini jujur ya, saya baru tahu yang bersangkutan yang ikut itu, yang kena ini dari pengusahanya itu ikut,” kata Bobby Nasution di Kantor Gubernur Sumut, Senin (30/6/2025).

Bobby menambahkan, dirinya bahkan melihat mobil kontraktor tersebut melaju tepat di depannya saat rombongan meninjau lokasi jalan. Kontraktor yang dimaksud berinisial KIR (Direktur Utama PT DNG) dan RAY (Direktur PT RN), keduanya kini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

Alasan Bobby Tinjau Langsung Proyek Jalan Beranggaran Besar

Meski ada kontraktor yang ikut tanpa sepengetahuannya, Bobby Nasution menjelaskan bahwa niatnya meninjau langsung jalan rusak tersebut murni untuk memastikan kondisi di lapangan. Proyek perbaikan jalan di Sumatera Utara ini memang memiliki anggaran yang besar dan cakupan panjang.

“Tapi memang itu yang saya sampaikan kemarin, dalam hal itu saya mau melihat langsung karena total jalan yang akan diperbaiki panjang, anggarannya besar, makanya saya pengen melihat langsung benar atau tidak kondisi jalan yang dikirim sama saya,” jelas Bobby.

Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya sengaja meminta organisasi offroad IOF untuk mendampingi peninjauan. Hal ini karena kondisi jalan yang sangat rusak membuat mobil standar tidak bisa melintas.

Lima Tersangka Kasus Korupsi Proyek Jalan Sumut: Peran dan Modus

KPK telah menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara. Mereka adalah:

  • TOP (Topan Obaja Putra Ginting): Kepala Dinas PUPR Provinsi Sumut
  • RES (Rasuli Efendi Siregar): Kepala UPTD Gunung Tua Dinas PUPR Provinsi Sumut, merangkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
  • HEL: PPK Kasatker PJN (Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional) Wilayah I Provinsi Sumatera Utara
  • KIR: Direktur Utama PT DNG (pihak swasta pemberi suap)
  • RAY: Direktur PT RN (pihak swasta pemberi suap)

Dalam kasus ini, Topan Ginting diduga mengatur perusahaan swasta pemenang lelang untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Ia menginstruksikan RES untuk menunjuk PT DNG (milik KIR) untuk mengerjakan proyek pembangunan Jalan Sipiongot Batas Labusel dan Jalan Hutaimbaru-Sipiongot dengan total nilai fantastis, mencapai Rp 157,8 miliar.

Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu menjelaskan bahwa setelah pengaturan lelang ini berhasil, ada pemberian uang dari KIR dan RAY kepada RES, baik secara tunai maupun transfer rekening. Diduga, uang senilai Rp 2 miliar sempat ditarik tunai oleh para kontraktor untuk dibagikan kepada pihak-pihak tertentu demi memuluskan pemenangan proyek.

Topan Ginting sendiri diketahui sebagai sosok yang cukup dekat dengan Bobby Nasution, bahkan disebut sebagai “anak emas” Bobby sejak menjabat Wali Kota Medan hingga kini di Pemprov Sumut.

Bobby Siap Dipanggil KPK: Proyek Tetap Berjalan

Menanggapi kemungkinan dirinya akan dimintai keterangan oleh KPK, Bobby Nasution menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama. Ia siap dipanggil jika memang diperlukan dalam proses hukum ini.

“Ya, namanya proses hukum ya, kita bersedia saja ya, jadi, bersedia saja,” kata Bobby.

Bobby juga menegaskan bahwa Topan Ginting akan dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kadis PUPR Sumut dan tidak akan diberikan bantuan hukum. Meski ada kasus korupsi yang terungkap, Bobby memastikan bahwa proyek pembangunan jalan yang menjadi inti masalah ini akan tetap dilanjutkan.

“Ya harus dilanjutkan. Itu bukan karena seseorang pekerjaannya bisa batal,” ujarnya. Apalagi, proyek ini dinilai akan lebih mudah dikerjakan karena pemenang tender belum ditetapkan, dan perbaikan jalan memang merupakan permintaan masyarakat.

Transparansi dan Pengawasan Penting untuk Proyek Publik

Kasus korupsi proyek jalan di Sumatera Utara ini menjadi pengingat pentingnya transparansi dan pengawasan ketat dalam setiap proyek yang menggunakan anggaran negara. Pengakuan Bobby Nasution yang tidak tahu menahu tentang keberadaan kontraktor tersangka dalam rombongannya menunjukkan kompleksitas masalah yang seringkali terjadi di lapangan.

Meski demikian, komitmen Bobby untuk kooperatif dengan KPK dan memastikan proyek jalan tetap berlanjut adalah langkah positif. Semoga kasus ini dapat diusut tuntas oleh KPK, dan setiap pihak yang terlibat dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bagi masyarakat, kasus ini juga menjadi pelajaran berharga untuk terus mengawasi setiap kebijakan dan pelaksanaan proyek pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab.