BEM UAD Giat Bakti Sosial dan Penyuluhan: Wujud Nyata Pengabdian Mahasiswa

Dipublikasikan 29 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bukan cuma wadah organisasi mahasiswa biasa. Lebih dari itu, BEM UAD aktif banget dalam berbagai kegiatan sosial yang langsung menyentuh masyarakat. Mulai dari bakti sosial sampai penyuluhan edukatif, semua dilakukan sebagai bentuk nyata pengabdian.

BEM UAD Giat Bakti Sosial dan Penyuluhan: Wujud Nyata Pengabdian Mahasiswa

Ilustrasi: Senyum masyarakat tersungging saat mahasiswa UAD berbagi ilmu dan kebaikan melalui bakti sosial.

Artikel ini akan mengajak Anda melihat lebih dekat bagaimana mahasiswa UAD melalui BEM, berkomitmen untuk memberikan manfaat langsung dan positif bagi lingkungan sekitar. Yuk, simak inspirasi dari aksi-aksi nyata mereka yang humanis dan relevan dengan kebutuhan masyarakat!

BEM UAD: Garda Terdepan Pengabdian Masyarakat

Sebagai bagian integral dari komunitas akademik, BEM UAD memegang peran penting dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di pilar pengabdian masyarakat. Mereka percaya bahwa ilmu yang didapat di bangku kuliah harus bisa diterapkan dan bermanfaat bagi orang banyak.

Berbekal semangat berbagi dan kepedulian tinggi, para mahasiswa yang tergabung dalam BEM di berbagai fakultas di UAD secara rutin mengadakan kegiatan yang tidak hanya membantu secara materi, tetapi juga memberikan edukasi berharga. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa UAD tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa sosial yang kuat.

Ragam Aksi Nyata BEM UAD: Dari Penyuluhan Hukum hingga Kesehatan

Kegiatan bakti sosial dan penyuluhan yang digagas oleh BEM UAD sangat beragam, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan fokus keilmuan masing-masing fakultas. Ini beberapa contohnya:

  • Penyuluhan Hukum: Mengatasi Bullying dan Pelecehan Seksual
    BEM Fakultas Hukum (FH) UAD pernah mengadakan penyuluhan hukum dengan tema yang sangat relevan: “Ketika Bercanda Jadi Tindak Pidana: Memahami Bullying dan Pelecehan Seksual dari Sisi Hukum”. Kegiatan ini menyasar masyarakat Desa Patehan, Kraton, Yogyakarta, untuk meningkatkan kesadaran bahwa candaan bernada merendahkan atau melecehkan bisa berujung pidana.

    “Dalam kehidupan sehari-hari, bercanda menjadi bagian umum dari interaksi sosial. Namun, tidak semua bentuk candaan dapat diterima sebagai sesuatu yang ringan atau menyenangkan,” ujar Ramdan Mahatma Rahantan, S.H., alumnus FH UAD yang menjadi pemateri.

  • Penyuluhan Kesehatan: Pentingnya Gizi Seimbang
    Tak kalah penting, BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD juga aktif melakukan bakti sosial dan penyuluhan kesehatan. Salah satu fokusnya adalah penyuluhan gizi seimbang di desa mitra UAD, seperti Desa Wirokerten, Banguntapan, Bantul. Para ibu rumah tangga di sana sangat antusias mengikuti sesi yang membahas cara memilih dan mengolah makanan yang tepat untuk keluarga.

    Yuniar Wardani, selaku Wakil Dekan FKM UAD, mengapresiasi semangat warga: “Bakti sosial adalah kegiatan yang harus dilestarikan karena kapan lagi kita dapat berbagi dengan masyarakat.”

  • Bakti Sosial di Panti Asuhan dan Dhuafa
    Beberapa BEM di UAD, seperti BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan program “Care or Orphan Day” atau komunitas Sahabat Dakwah di bawah BEM UAD, sering mengadakan bakti sosial ke panti asuhan dan dhuafa. Mereka mengumpulkan donasi berupa uang, sembako, pakaian layak pakai, hingga perlengkapan bayi dari civitas akademika UAD. Tak hanya memberikan bantuan materi, mahasiswa juga berinteraksi langsung, bermain, makan bersama, bahkan shalat berjamaah dengan anak-anak panti.

    “Kita tak akan pernah tahu skenario kehidupan ini. Jalani dengan selalu memberikan yang terbaik kepada sesama,” pesan Umi Latifah, seorang mahasiswa PGSD UAD yang terlibat dalam kegiatan Sahabat Dakwah.

  • Penyuluhan Tanggap Bencana dan Pengobatan Gratis
    BEM Fakultas Kedokteran (FK) UAD melalui kegiatan “AMRETA” juga menunjukkan kepeduliannya. Mereka mengadakan penyuluhan tanggap bencana seperti banjir dan longsor, mengingat letak geografis daerah yang rawan. Selain itu, ada juga pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga, serta bazar sembako dengan harga terjangkau.

    Thalia Diva, Ketua Panitia AMRETA 2022, menyampaikan, “Harapannya, peran serta mahasiswa dapat memberikan kebermanfaatan yang luas bagi masyarakat Dusun Sompok, karena sejatinya pengabdian adalah bagian dari mahasiswa itu sendiri.”

Manfaat Berlipat Ganda: Untuk Masyarakat dan Mahasiswa

Kegiatan bakti sosial dan penyuluhan yang digalakkan oleh BEM UAD memberikan dampak positif yang luas, baik bagi masyarakat penerima manfaat maupun bagi mahasiswa itu sendiri:

Bagi Masyarakat:

  • Peningkatan Kesadaran: Masyarakat menjadi lebih paham tentang isu-isu penting seperti hukum, kesehatan, dan tanggap bencana.
  • Bantuan Konkret: Mendapatkan bantuan langsung berupa kebutuhan pokok, pemeriksaan kesehatan, atau pengobatan gratis yang mungkin sulit diakses.
  • Rasa Aman dan Diperhatikan: Merasa didukung dan diperhatikan oleh generasi muda, menumbuhkan kebersamaan.

Bagi Mahasiswa:

  • Pembelajaran Langsung: Mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah ke dalam praktik nyata di masyarakat.
  • Melatih Kepedulian: Menumbuhkan empati dan jiwa sosial untuk peka terhadap kondisi sekitar.
  • Pengembangan Diri: Melatih kemampuan organisasi, kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama tim.
  • Memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi: Mengimplementasikan salah satu pilar utama pendidikan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat.

Kesimpulan

BEM UAD membuktikan bahwa mahasiswa memiliki peran krusial dalam pembangunan masyarakat. Melalui berbagai kegiatan bakti sosial dan penyuluhan, mereka tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga menyebarkan ilmu dan kesadaran yang sangat dibutuhkan. Semangat pengabdian ini patut diapresiasi dan diharapkan terus berlanjut, menciptakan generasi muda yang tak hanya berprestasi di kampus, tetapi juga peduli dan bermanfaat bagi bangsa.