Beathor Suryadi Ungkap Dugaan Ijazah Jokowi Dibuat di Pasar Pramuka: Siapa Saja yang Terlibat?

Dipublikasikan 27 Juni 2025 oleh admin
Sosial Politik

Polemik seputar keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat ke permukaan. Kali ini, sorotan datang dari politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Beathor Suryadi, yang secara terang-terangan mengungkap dugaan bahwa dokumen ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka, Jakarta. Klaim ini tentu saja memicu beragam reaksi dan pertanyaan di tengah masyarakat.

Beathor Suryadi Ungkap Dugaan Ijazah Jokowi Dibuat di Pasar Pramuka: Siapa Saja yang Terlibat?

Artikel ini akan mengupas tuntas pernyataan Beathor Suryadi, siapa saja nama yang disebutnya terlibat, serta tanggapan dari berbagai pihak terkait isu yang kembali ramai dibicarakan ini. Dengan membaca artikel ini, Anda akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang akar masalah, tokoh-tokoh yang disebut, dan bagaimana isu ini terus bergulir di ranah publik.

Awal Mula Klaim Ijazah Jokowi Dibuat di Pasar Pramuka

Isu mengenai keaslian ijazah Jokowi sebenarnya sudah lama beredar, bermula dari pernyataan Bambang Tri Mulyono yang mencurigai Jokowi tidak memiliki ijazah. Belakangan, Beathor Suryadi, seorang aktivis dan pengacara yang juga politikus senior PDIP, turut bersuara dan mendukung klaim tersebut.

Dalam beberapa kesempatan wawancara, termasuk di podcast SindoNews “To The Point Aja” dan YouTube Abraham Samad Speak Up, Beathor menceritakan asal-usul keyakinannya. Ia mengaku terdorong untuk melacak setelah mendengar pernyataan Bambang Tri dan ditambah informasi dari mantan Rektor UGM, Sofyan Effendi, yang disebut tidak menemukan nama Joko Widodo di Fakultas Kehutanan UGM sepanjang sejarah. Beathor juga menyebutkan bahwa ia bergabung dengan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), termasuk Roy Suryo dan Rismon Sianipar, yang juga meragukan keaslian ijazah tersebut.

Peran Kunci Deni Iskandar dan Widodo dalam Proses Dokumen

Menurut Beathor Suryadi, polemik ini berawal dari kebutuhan dokumen pencalonan Jokowi saat maju di Pilkada DKI Jakarta 2012. Tim dari Solo yang mendampingi Jokowi, yang disebut Beathor terdiri dari David, Anggit, dan Widodo, datang ke Jakarta dengan “tidak punya dokumen” lengkap untuk pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta.

Di sinilah peran Deni Iskandar, seorang aktivis senior dan Wakil Sekretaris Pemenangan Pilgub DKI Jakarta dari PDIP, menjadi sentral. Beathor menyebut Deni sebagai “pentolan” dan “otak cerdas” di PDIP DKI yang mengatur dan merapikan semua persyaratan dokumen.

“Semua dokumen persyaratan maju Pilkada Jakarta 2012 diatur oleh Deni Iskandar. Dokumen itu kemudian dibawa oleh Widodo ke Pasar Pramuka untuk dibuat di kios milik Paiman,” ujar Beathor dalam sebuah podcast.

Widodo disebut sebagai sosok utama yang terus-menerus berhubungan dengan Deni Iskandar dan menjadi pihak yang membawa berkas-berkas tersebut ke Pasar Pramuka. Beathor juga mengklaim bahwa seluruh dokumen persyaratan, mulai dari ijazah hingga surat keterangan sehat dan surat nikah, diduga dibuat satu paket di Pasar Pramuka karena waktu yang mepet.

Sosok Paiman Raharjo dan Dugaan Keterlibatannya

Nama lain yang disebut Beathor Suryadi terlibat dalam dugaan pembuatan ijazah ini adalah Paiman, atau yang dikenal sebagai Prof. Paiman Raharjo. Beathor menyebut Paiman bukan orang sembarangan, karena ia adalah mantan rektor perguruan tinggi swasta di Jakarta (Universitas Prof. Dr. Moestopo) dan pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT) di era Pemerintahan Jokowi.

Paiman Raharjo diketahui memiliki kios usaha pengetikan skripsi dan dokumen di Pasar Pramuka. Beathor menduga kuat bahwa Widodo pernah menemui Paiman Raharjo di Pasar Pramuka untuk menyusun dokumen penting, termasuk yang berkaitan dengan ijazah.

Menanggapi tudingan ini, Prof. Paiman Raharjo dengan tegas membantah semua tuduhan. Ia menyatakan bahwa isu yang beredar adalah fitnah yang tidak berdasar.

“Saya ingin mengklarifikasi berita yang beredar bahwa Paiman Raharjo Wamendes terlibat dalam pembuatan ijazah palsu Jokowi. Perlu saya sampaikan bahwa sesuai penjelasan dari UGM Fakultas Kehutanan, Jokowi sah lulusan dari UGM,” ujar Paiman.

Ia juga mengakui pernah menjalankan usaha percetakan di Pasar Pramuka, namun itu dilakukan pada periode 1997-2002 semata-mata untuk membiayai pendidikannya dan sudah tidak lagi setelah ia menjadi Kaprodi di Universitas Prof. Dr. Moestopo.

Tanggapan dan Bantahan dari Berbagai Pihak

Klaim Beathor Suryadi ini sontak mendapatkan beragam tanggapan. Salah satunya datang dari Wakil Ketua Umum Jokowi Mania, Andi Azwan. Andi Azwan membantah keras pernyataan Beathor, menyebutnya sebagai “omong kosong” dan mengindikasikan bahwa Beathor hanya mencari perhatian (pansos).

“Saya ada di situ (saat Jokowi kampanye tahun 2012), dan tidak ada pembicaraan itu (soal ijazah palsu), saya kan teman baiknya pak Widodo, tidak ada bicara masalah itu. Jadi apa yang dikatakan Bang Beathor itu adalah omong kosong,” tegas Andi Azwan.

Sementara itu, pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kubu Jokowi sendiri selama ini secara konsisten menegaskan keaslian ijazah Jokowi. Namun, Beathor Suryadi beserta timnya, termasuk Roy Suryo, terus meragukan dan menuntut pembuktian yang lebih transparan. Beathor bahkan menyebut bahwa Andi Widjajanto, mantan Gubernur Lemhannas, pernah melihat dokumen ijazah Jokowi yang menurutnya “identik dan seragam” di setiap jenjang pendidikan, padahal seharusnya berbeda.

Polemik Ijazah Jokowi: Mengapa Terus Memanas?

Isu ijazah Jokowi telah menjadi perdebatan publik selama beberapa tahun terakhir. Mengapa isu ini terus memanas? Ada beberapa faktor yang mungkin berkontribusi:

  • Kurangnya Pembuktian Otentik: Pihak yang meragukan terus menuntut agar ijazah asli Jokowi ditunjukkan secara terbuka dan transparan, terutama di tengah persidangan atau penyelidikan.
  • Keyakinan Pihak Penuduh: Beathor Suryadi dan kelompoknya menyatakan memiliki “temuan investigasi yang cukup solid” dan merasa tugas moral mereka sebagai aktivis adalah mengungkap kebenaran.
  • Dinamika Politik: Isu ini seringkali muncul kembali di tengah dinamika politik, baik pasca-pemilu maupun menjelang kontestasi politik selanjutnya, menjadikannya bahan perdebatan yang menarik perhatian publik.
  • Kasus Hukum: Adanya kasus hukum yang menjerat pihak-pihak yang menyebarkan isu ijazah palsu (seperti Bambang Tri Mulyono) justru memicu kelompok lain untuk terus mencari fakta dan menuntut penghentian penyelidikan terhadap aktivis yang dituduh menyebarkan informasi palsu.

Kesimpulan

Pernyataan Beathor Suryadi yang menduga ijazah Jokowi dibuat di Pasar Pramuka telah membuka babak baru dalam polemik yang tak kunjung usai ini. Ia menunjuk nama-nama seperti Deni Iskandar dan Prof. Paiman Raharjo sebagai pihak yang terlibat dalam proses pembuatan dokumen tersebut. Namun, klaim ini dengan cepat dibantah oleh Prof. Paiman Raharjo dan juga oleh pihak pendukung Jokowi, seperti Andi Azwan.

Isu keaslian ijazah ini tetap menjadi bola liar yang terus diperdebatkan. Publik, sebagai pembaca berita, tentu berharap adanya kejelasan dan transparansi penuh. Penting bagi kita untuk terus mengikuti perkembangan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan memahami bahwa dalam setiap isu, selalu ada klaim dan bantahan yang perlu dicermati secara kritis.