Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, serius menggenjot sektor pertaniannya. Buktinya, ratusan alat mesin pertanian (alsintan) modern terus disalurkan kepada para petani. Tujuannya jelas: mempercepat produksi pangan, meningkatkan efisiensi kerja, dan pada akhirnya mewujudkan swasembada pangan yang lebih mantap.
Ilustrasi: Petani Bantul bersiap menyambut era pertanian modern dengan ratusan alat mesin pertanian baru yang siap memacu produksi pangan daerah.
Bagi Anda yang penasaran bagaimana teknologi pertanian membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Bantul, artikel ini akan mengupas tuntas upaya pemerintah daerah dan pusat dalam memajukan sektor vital ini. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana Bantul bergerak menuju masa depan pertanian yang lebih cerah!
Bantuan Alsintan Berbagai Jenis untuk Petani Bantul
Selama periode Januari hingga Juni 2025 saja, setidaknya 140 unit alsintan telah didistribusikan kepada kelompok tani di Kabupaten Bantul. Bantuan ini datang dari berbagai pihak, termasuk Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui aspirasi Komisi IV DPR RI dan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Bantul sendiri.
Jenis alsintan yang disalurkan pun beragam, disesuaikan dengan kebutuhan petani di lapangan. Beberapa di antaranya meliputi:
- Traktor roda dua dan roda empat
- Combine harvester (mesin pemanen padi)
- Rice transplanter (alat tanam padi)
- Pompa air
- Hand sprayer
- Rotary
Sebagai contoh, pada Februari 2025, Bantul menerima 13 unit traktor dan 5 unit rice transplanter dari Kementan. Kemudian, pada Mei 2025, bantuan berupa 8 traktor roda dua, 1 rotary, 13 pompa air, dan 5 rice transplanter juga disalurkan. Bahkan, 3 unit combine harvester tambahan direncanakan akan menyusul pada Juni 2025.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menjelaskan bahwa distribusi alsintan ini dilakukan secara bertahap dan rutin setiap bulannya.
“Setiap bulan, Kabupaten Bantul terus menerima distribusi alsintan. Ini merupakan bagian dari upaya mendukung program Presiden dalam mewujudkan swasembada pangan,” ungkap Joko Waluyo.
Dongkrak Produktivitas dan Efisiensi Pertanian
Bantuan alsintan ini bukan sekadar alat, melainkan investasi besar untuk mendongkrak produktivitas pertanian di Bantul. Kehadiran mesin-mesin modern ini membawa dampak positif yang signifikan:
- Percepatan Proses Pertanian: Alsintan seperti traktor dan rice transplanter mampu mempercepat pengolahan tanah dan proses tanam. Begitu pula dengan combine harvester yang memangkas waktu panen secara drastis.
- Mengatasi Kelangkaan Tenaga Kerja: Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyoroti tantangan regenerasi petani dan ketersediaan tenaga kerja yang semakin tua. Mekanisasi menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah ini.
- Menekan Biaya Produksi: Penggunaan alsintan juga terbukti dapat menekan biaya produksi petani.
> “Mekanisasi dan elektrifikasi menghasilkan kinerja positif. Biaya produksi bisa ditekan, sehingga keuntungan makin meningkat,” imbuh Bupati Halim.
Sebagai contoh, penggunaan pompa air bertenaga listrik menggantikan diesel di lahan tembakau, seperti yang dicontohkan Joko Waluyo, jauh lebih hemat.
Salah satu perwakilan kelompok tani, Samsul Malik dari Kelompok Tani Giri Wiji, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan ini. Ia berharap kesejahteraan petani bisa meningkat dengan adanya dukungan alsintan. Hal senada disampaikan Sukardi dari Kelompok Tani Pandak yang merasa terbantu dalam menekan biaya produksi yang sebelumnya cukup tinggi.
Menuju Swasembada Pangan dan Kesejahteraan Petani
Dampak positif dari mekanisasi pertanian ini terlihat jelas pada peningkatan produksi padi di Bantul.
- Pada tahun 2024, produksi gabah kering giling (GKG) Bantul mencapai sekitar 194.000 ton.
- Pada semester pertama tahun 2025 saja (Januari-Juni), produksi padi sudah mencapai 113.900 ton.
- Pemerintah Kabupaten Bantul berani memproyeksikan target produksi GKG untuk sepanjang tahun 2025 mencapai 250.000 hingga 260.000 ton, atau naik hampir 60.000 ton.
Peningkatan ini semakin mengukuhkan posisi Bantul sebagai daerah yang surplus beras. Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), bahkan menyebutkan bahwa Bantul surplus hingga 55.000 ton beras.
Tabel Target Luas Tanam Padi di Bantul:
Periode | Luas Tanam Padi (Hektare) |
---|---|
2024 | 31.000 |
2025 | 34.546 (target) |
Tahun Depan | 40.000 (target) |
Selain bantuan alsintan, pemerintah juga mendukung petani dengan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram dan jagung Rp5.500 per kilogram. Dengan harga jual yang menguntungkan ini, petani berpotensi meraup keuntungan hingga Rp60 juta per hektare.
“Artinya, kalau misalnya delapan ton GKP per hektare, para petani akan mendapatkan Rp52 juta per hektare. Jadi, peningkatan produktivitas pertanian ini sangat menguntungkan kesejahteraan para petani,” tandas Bupati Halim.
Komitmen Modernisasi Pertanian di Bantul
Pemerintah Kabupaten Bantul berkomitmen penuh untuk terus menyempurnakan sektor pertanian. Bupati Halim menegaskan bahwa keberhasilan peningkatan produksi tak lepas dari adopsi teknologi modern.
“Kita sudah mulai dari pembenihan, penggunaan alat pertanian modern, hingga elektrifikasi pertanian, menggantikan tenaga diesel dengan tenaga listrik,” kata Bupati Halim.
Ke depan, Bantul bahkan berencana melangkah lebih jauh dengan melakukan digitalisasi pertanian, khususnya di lahan pasir sepanjang pantai selatan. Upaya ini akan didukung dengan ketersediaan pupuk, alsintan, dan kepastian harga pembelian hasil panen.
Joko Waluyo juga menambahkan bahwa Bantul masih kekurangan sekitar 400 traktor, menunjukkan bahwa kebutuhan alsintan masih sangat besar. Oleh karena itu, bantuan dari pemerintah pusat melalui APBN sangat krusial, mengingat alokasi anggaran dari APBD untuk alsintan belum ada kepastian.
Dengan berbagai upaya ini, Bantul tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada modernisasi dan regenerasi petani. Diharapkan, sektor pertanian akan semakin diminati generasi muda berkat adanya teknologi dan efisiensi yang ditawarkan.
Kesimpulan
Penyaluran ratusan alat mesin pertanian (alsintan) di Kabupaten Bantul adalah langkah nyata untuk mempercepat produksi pangan dan mewujudkan swasembada. Dengan dukungan alsintan modern, petani Bantul kini mampu bekerja lebih efisien, menekan biaya produksi, dan meningkatkan keuntungan. Hal ini tidak hanya menguntungkan petani secara individual, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul untuk terus memodernisasi sektor pertanian, termasuk rencana digitalisasi, menunjukkan visi jangka panjang untuk menciptakan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. Mari terus dukung para petani kita, karena kemajuan sektor pertanian adalah fondasi kuat bagi kesejahteraan kita bersama.