Yogyakarta, zekriansyah.com – Warga Bantul kini bisa sedikit bernapas lega. Pemerintah Kabupaten Bantul akan segera membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) baru di wilayah Bawuran. Fasilitas ini diharapkan jadi jawaban jitu untuk mengatasi tumpukan sampah yang selama ini jadi masalah serius di Bumi Projotamansari.
Ilustrasi: Bantul segera miliki TPST baru di Bawuran, siap kelola 45 ton sampah harian untuk atasi penumpukan.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa TPST ini penting, berapa kapasitasnya, dan kapan kita bisa melihatnya beroperasi penuh. Yuk, simak agar kita semua tahu upaya Bantul menuju lingkungan yang lebih bersih!
Mengapa Bantul Butuh TPST Baru?
Bantul menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Volume sampah yang dihasilkan setiap hari ternyata jauh melampaui kapasitas pengolahan yang sudah ada. Timbunan sampah harian di Bantul bisa mencapai sekitar 300 ton, sementara fasilitas yang tersedia belum mampu mengolah seluruhnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja, menjelaskan bahwa pembangunan TPST baru ini adalah langkah penting untuk menjawab persoalan tersebut.
“Kapasitas pengolahan yang terimplementasi hari ini masih jauh di bawah timbulan sampah yang ada. Sehingga kita harus berupaya,” ujar Agus Budi Raharja, Senin (7/7/2025).
Kondisi ini membuat Pemkab Bantul harus putar otak mencari solusi agar sampah tidak terus menumpuk dan menimbulkan masalah lingkungan yang lebih besar.
Lokasi Strategis dan Kapasitas Besar TPST Bawuran
TPST baru ini akan dibangun di lokasi strategis, tepatnya di Padukuhan Sentulrejo, Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret. Lahan yang disiapkan untuk proyek ini cukup luas, sekitar 8.000 meter persegi atau setara 0,8 hektar.
Yang perlu digarisbawahi, TPST ini dirancang khusus untuk mengolah sampah dari wilayah Kabupaten Bantul saja, bukan untuk tujuan komersial atau menerima sampah dari daerah lain.
“Ini fasilitas pelayanan publik non bisnis, bukan seperti ITF Bawuran. Karenanya peruntukan TPST itu untuk Kabupaten Bantul,” jelas Sekda Agus.
Kapasitas pengolahannya pun cukup besar, diperkirakan mampu mengolah sekitar 45 hingga 50 ton sampah setiap hari. Teknologi yang akan digunakan meliputi mesin pemilah sampah dan teknologi karbonasi untuk mengubah sampah menjadi material berguna, membantu mengurangi volume sampah secara signifikan.
Anggaran Jumbo dan Target Pembangunan TPST
Proyek pembangunan TPST Bawuran ini menelan anggaran yang tidak sedikit, total mencapai Rp 50 miliar. Anggaran ini berasal dari dua sumber utama:
- Pemerintah Kabupaten Bantul: Sekitar Rp 7 miliar hingga Rp 10 miliar, khusus dialokasikan dari APBD untuk pematangan lahan.
- Pemerintah Pusat: Sekitar Rp 40 miliar, akan membiayai pembangunan fisik fasilitas serta pengadaan mesin-mesin canggih.
Pemerintah Kabupaten Bantul sendiri sudah mendapat lampu hijau dan dukungan penuh dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk merealisasikan proyek ini.
Proses pembangunan fisik direncanakan dimulai pada awal tahun 2026 dan ditargetkan selesai pada tahun yang sama.
“Rencananya selesai tahun 2026, dan untuk pembangunan fisik rencananya di awal tahun 2026,” tambah Agus.
Membedah TPST Baru dan ITF Bawuran yang Sudah Beroperasi
Penting untuk diketahui, TPST baru yang akan dibangun ini berbeda dengan Intermediate Treatment Facility (ITF) Pusat Karbonasi Bawuran yang sudah lebih dulu beroperasi. Keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda:
ITF Bawuran (yang sudah ada):
- Fokus mengolah sampah residu (sisa sampah yang tidak bisa didaur ulang) dengan teknologi insinerator dan karbonasi.
- Kapasitasnya lebih besar, bisa mencapai 50 hingga 300 ton sampah residu per hari.
- Dikelola secara komersial oleh BUMD Perumda Aneka Dharma dan bisa menerima sampah dari luar Bantul, seperti Kota Yogyakarta dan Sleman.
- Telah diresmikan dan mulai beroperasi secara bertahap sejak Maret 2025.
TPST Bawuran Baru (yang akan dibangun):
- Fokus pada pengolahan sampah terpadu untuk sampah dari seluruh wilayah Bantul.
- Kapasitas 45-50 ton per hari.
- Bersifat fasilitas pelayanan publik non-bisnis, murni untuk kebutuhan masyarakat Bantul.
Lurah Bawuran, Supardiono, juga menyatakan kesiapan masyarakat dan lingkungan di Bawuran untuk mendukung proyek ini, mengingat lokasi tersebut sebelumnya juga pernah menjadi area pengelolaan sampah. Hal ini menunjukkan dukungan penuh dari berbagai pihak demi suksesnya program pengelolaan sampah di Bantul.
Kesimpulan
Pembangunan TPST baru di Bawuran ini menjadi angin segar bagi Bantul dalam upaya mengatasi masalah sampah yang terus mendera. Dengan dukungan anggaran besar dari pemerintah pusat dan komitmen kuat dari pemerintah daerah, diharapkan TPST ini bisa menjadi solusi jangka panjang yang efektif untuk mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan di Bantul.
Mari bersama-sama mendukung program ini dengan mulai memilah sampah dari rumah dan mengurangi produksi sampah kita. Karena kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama!
FAQ
Tanya: Mengapa Bantul membangun TPST baru?
Jawab: Bantul membutuhkan TPST baru karena volume sampah harian mencapai sekitar 300 ton, melebihi kapasitas pengolahan yang ada saat ini. Pembangunan ini bertujuan untuk mengatasi tumpukan sampah dan masalah lingkungan yang lebih besar.
Tanya: Berapa kapasitas pengolahan TPST Bawuran yang baru?
Jawab: TPST Bawuran yang baru akan mampu mengolah sampah sebanyak 45 ton setiap harinya. Kapasitas ini diharapkan dapat membantu mengelola sebagian besar timbulan sampah di Bantul.
Tanya: Di mana lokasi TPST baru ini akan dibangun?
Jawab: TPST baru ini akan berlokasi di Padukuhan Sentulrejo, Kalurahan Bawuran, Kapanewon. Lokasi ini dipilih karena dianggap strategis untuk operasional pengolahan sampah.