Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar mengejutkan datang dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Sejak awal Juni 2025, bandara megah yang berlokasi di Majalengka ini tak lagi melayani penerbangan domestik. Tentu saja, hal ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka yang sering bepergian via Bandara Kertajati.
Ilustrasi: Suasana bandara yang sepi menyambut penumpang yang kini tak lagi bisa terbang domestik dari Kertajati.
Lalu, apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa penerbangan domestik di Kertajati dihentikan? Dan bagaimana nasib Bandara Kertajati ke depan? Artikel ini akan mengupas tuntas fakta di balik penghentian penerbangan domestik di Kertajati agar Anda mendapatkan informasi yang jelas dan tidak salah paham.
Penerbangan Domestik di Kertajati Resmi Dihentikan Sementara
Kepastian mengenai penghentian layanan penerbangan domestik di Bandara Kertajati ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala Biro BUMD Jawa Barat, Deny Hermawan. Ia menjelaskan bahwa mulai tanggal 2 Juni 2025, penerbangan domestik dari dan menuju Bandara Kertajati memang sementara tidak tersedia.
“Betul, untuk penerbangan domestik dari dan menuju Bandara Kertajati terhitung mulai tanggal 2 Juni 2025 sementara belum tersedia,” ujar Deny.
Sebelumnya, beberapa maskapai besar seperti Lion Air, Super Airjet, dan Citilink sempat melayani berbagai rute domestik dari Kertajati. Rute-rute populer yang pernah dilayani antara lain Denpasar, Balikpapan, dan Medan. Namun, seiring berjalannya waktu, rute-rute ini satu per satu mulai ditinggalkan maskapai.
Mengapa Maskapai “Pergi” dari Kertajati?
Penghentian rute domestik ini tentu bukan keputusan sepihak dari pengelola bandara. Deny Hermawan menjelaskan bahwa alasan utamanya adalah strategi maskapai dalam mengelola armadanya.
“Namun dikarenakan keterbatasan ketersediaan armada pesawat, maskapai memprioritaskan untuk melayani penerbangan dengan rate okupansi yang lebih tinggi,” jelas Deny.
Singkatnya, maskapai memilih untuk memfokuskan pesawat-pesawat mereka ke rute-rute yang lebih ramai penumpang. Ini demi efisiensi operasional dan agar kursi pesawat terisi penuh. Meskipun tidak secara gamblang disebutkan, rendahnya tingkat keterisian penumpang atau load factor di rute-rute domestik Kertajati menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keputusan maskapai untuk menarik diri.
Bandara Kertajati Tetap Beroperasi untuk Penerbangan Internasional dan Haji
Meski penerbangan domestik absen, bukan berarti Bandara Kertajati benar-benar berhenti beroperasi. Bandara ini masih aktif melayani beberapa fungsi penting:
- Penerbangan Internasional: Saat ini, Bandara Kertajati masih melayani satu rute internasional reguler, yaitu penerbangan ke Singapura (SIN). Penerbangan ini tersedia dua kali seminggu, setiap hari Selasa dan Sabtu, dilayani oleh maskapai Scoot.
- Layanan Haji: Bandara Kertajati juga tetap sibuk sebagai gerbang kedatangan jemaah haji asal Jawa Barat. Proses pemulangan jemaah haji kloter demi kloter masih berlangsung. Hingga saat ini, kloter 1 hingga 7 sudah terlayani, dan akan berlanjut hingga seluruh 21 kloter selesai pada Jumat, 11 Juli 2025.
Seluruh fasilitas di Bandara Kertajati, beserta tim personelnya, tetap siaga dan hadir untuk memberikan pelayanan maksimal, terutama untuk penerbangan internasional dan kedatangan jemaah haji.
Upaya Menyelamatkan “Nasib” Bandara Kertajati
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan aset penting bagi Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, berbagai pihak terus berupaya mencari solusi agar bandara ini bisa kembali berjaya.
Ketua DPRD Jawa Barat, Buky Wibawa Karya Goena, menegaskan pentingnya menyelamatkan BIJB Kertajati, meskipun bandara ini sempat dilaporkan mengalami kerugian tahunan.
“Kita harus upayakan bagaimana BIJB ini bisa menjadi bandara kebanggaan Jawa Barat. Kita harus upayakan penyelamatan,” kata Buky.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah menjadikan Kertajati sebagai pusat keberangkatan haji dan umrah. Namun, permintaan penambahan kuota keberangkatan melalui Kementerian Agama dan Kementerian Perhubungan belum membuahkan hasil signifikan.
Menanggapi wacana reaktivasi Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung sebagai alternatif, Buky menilai langkah tersebut tidak efektif. Ia menyoroti keterbatasan panjang landasan pacu dan potensi kemacetan lalu lintas di sekitar Bandara Husein Sastranegara sebagai kendala utama.
Apa Selanjutnya?
Penghentian sementara penerbangan domestik di Bandara Kertajati memang menjadi tantangan besar. Namun, dengan Bandara Kertajati yang masih melayani rute internasional dan kedatangan jemaah haji, harapan untuk bangkit tetap ada. Berbagai pihak terus mencari solusi terbaik untuk mengoptimalkan potensi Bandara Kertajati agar kembali ramai dan menjadi kebanggaan Jawa Barat. Mari kita nantikan bersama bagaimana Bandara Kertajati akan menghadapi tantangan ini dan menemukan kembali kejayaannya.