alumni ugm bergerak ultimatum rektor dekan pamerkan

Dipublikasikan 5 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Alumni UGM Bergerak Ultimatum Rektor dan Dekan: Tuntut Pamerkan Ijazah Jokowi atau Mundur!

alumni ugm bergerak ultimatum rektor dekan pamerkan

Ilustrasi: Kumpulan alumni UGM berkumpul, menyuarakan tuntutan tegas kepada Rektor dan Dekan terkait isu ijazah.

Sejak beberapa waktu lalu, isu seputar dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, terus jadi perbincangan hangat. Kini, polemik ini makin memanas setelah sekelompok alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) angkat bicara. Mereka bahkan melayangkan ultimatum keras kepada pihak rektorat UGM dan Joko Widodo sendiri.

Artikel ini akan menjelaskan secara gamblang siapa kelompok alumni ini, apa saja tuntutan mereka, dan konsekuensi apa yang akan terjadi jika permintaan mereka tidak dipenuhi. Jadi, Anda bisa memahami duduk perkaranya dengan jelas dan tidak ketinggalan informasi penting ini.

Siapa Relawan Alumni UGM Bergerak (Relagama Bergerak)?

Kelompok alumni yang vokal ini menamakan diri Relawan Alumni Universitas Gadjah Mada Bergerak, atau disingkat Relagama Bergerak. Mereka adalah gabungan para alumni UGM dari berbagai angkatan dan fakultas. Ini bukan sekadar perkumpulan biasa, lho. Relagama Bergerak lahir dari niat tulus dan semangat bersama untuk menjaga nama baik almamater mereka, serta menjunjung tinggi “muruwah” atau kehormatan UGM sebagai kampus perjuangan dan kerakyatan Indonesia.

Koordinator Relagama Bergerak, Bangun Sutoto, menegaskan bahwa gerakan ini didasari prinsip kejujuran, objektivitas, dan keterbukaan informasi kepada publik. Aksi mereka ini menunjukkan betapa seriusnya isu ijazah ini bagi reputasi kampus dan kepercayaan masyarakat.

Mengapa Isu Ijazah Jokowi Kembali Jadi Sorotan?

Polemik ijazah Joko Widodo sebenarnya bukan hal baru, sudah sering muncul dan mereda. Namun, belakangan ini, isu tersebut kembali menyeruak dengan sejumlah “drama” baru. Salah satunya adalah munculnya pembicaraan tentang Pasar Pramuka yang disebut-sebut sebagai lokasi pencetakan ijazah.

Selain itu, seorang kader senior PDI Perjuangan, Beathor Suryadi, juga ikut membongkar dugaan ijazah palsu ini. Beathor bahkan mengaku dipecat dari jabatannya setelah mengungkapkan hal tersebut, yang ia klaim terinspirasi dari pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyinggung bahwa isu ijazah bisa selesai jika ijazah aslinya ditunjukkan.

Tak sampai di situ, mantan Wakil Menteri Desa, Paiman Raharjo, sempat mengirim pesan ke kalangan media agar berhenti membahas isu ijazah Jokowi, karena khawatir mengganggu relawan “Sedulur Jokowi”. Upaya ini justru menimbulkan kecurigaan publik dan dianggap sebagai bentuk intimidasi terhadap kebebasan pers. Berbagai kejadian ini seolah menambah “bensin” dalam bara api polemik ijazah, sehingga para alumni UGM merasa perlu turun tangan.

7 Tuntutan Tegas Relagama Bergerak kepada UGM dan Jokowi

Setelah mencermati berbagai dinamika dan kejanggalan yang ada, Relagama Bergerak sepakat untuk menyatakan sikap mereka dalam 7 poin tuntutan penting. Tuntutan ini dilayangkan kepada Rektor UGM, Dekan Fakultas Kehutanan, dan juga kepada Joko Widodo sendiri.

Berikut adalah poin-poin tuntutan Relagama Bergerak:

  1. Keterangan Resmi UGM: Meminta Rektor UGM beserta staf terkait, serta Dekan Fakultas Kehutanan beserta staf, untuk memberikan keterangan resmi kepada publik secara jujur dan transparan mengenai riwayat pendidikan Joko Widodo di UGM hingga status ijazahnya.
  2. Jokowi Tunjukkan Ijazah: Meminta Joko Widodo dengan sukarela, beritikad baik, dan gembira menunjukkan ijazah sarjana (S1) dari UGM kepada publik secara apa adanya.
  3. Segera Ditindaklanjuti: Permintaan pada poin 1 dan 2 harus dilaksanakan dengan seksama, cermat, dan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
  4. Catatan Sejarah Penting: Permintaan ini akan menjadi catatan sejarah yang sangat penting di kemudian hari, sehingga harus dilaksanakan di kampus UGM sebagai “rumah besar” bagi seluruh civitas akademika dan alumni.
  5. Ancaman Mosi Tidak Percaya: Jika permintaan pada poin 1 dan 2 tidak dipenuhi dalam waktu 1×24 jam sejak surat pernyataan ini diterima, Relagama Bergerak akan menyatakan mosi tidak percaya kepada pihak-pihak terkait.
  6. Konsekuensi Mosi Tidak Percaya (I): Berdasarkan mosi tidak percaya (poin 5), Rektor UGM, staf rektor terkait, Dekan Fakultas Kehutanan, staf dekan terkait, serta staf UGM lainnya yang terlibat dalam kasus dugaan ijazah palsu Joko Widodo diminta segera mengundurkan diri dari status dan jabatannya tanpa syarat.
  7. Konsekuensi Mosi Tidak Percaya (II): Berdasarkan mosi tidak percaya (poin 5), Relagama Bergerak akan menyimpulkan bahwa Joko Widodo bukanlah alumni Universitas Gadjah Mada.

Bangun Sutoto berharap pernyataan sikap ini bisa menjadi kontribusi nyata dalam menyelesaikan kasus dugaan ijazah palsu Jokowi secara tuntas, adil, dan transparan.

Pandangan Pakar dan Implikasi Jika Tuntutan Tak Dipenuhi

Tuntutan dari Relagama Bergerak ini mendapat sorotan dari berbagai pihak, termasuk pakar. Pakar Digital Forensik, Rismon Sianipar, misalnya, menilai bahwa sebagai alumni, sudah sewajarnya Joko Widodo bangga menunjukkan ijazahnya jika memang asli.

“Seharusnya dengan ringan, bahagia, bangga menunjukkan ijazahnya kepada publik, kepada rakyat yang telah memberikan semua fasilitas selama menjadi Presiden, Gubernur, Walikota,” ujar Rismon.

Rismon juga menyoroti beberapa kejanggalan lain yang perlu diklarifikasi UGM, seperti bantahan Kasmudjo yang disebut-sebut sebagai dosen pembimbing akademik maupun skripsi Jokowi, serta video tahun 2017 yang menunjukkan nilai mata kuliah dasar umum (matematika, fisika, statistik) Jokowi bernilai D. “Itu kan kejanggalan yang sangat terbuka dan tidak mungkin UGM meluluskan dengan nilai D untuk MKD tersebut,” tambah Rismon. Belum lagi isu “ijazah berkacamata” dan kejanggalan lainnya yang disebut Rismon.

Jika tuntutan Relagama Bergerak tidak dipenuhi dalam batas waktu yang diberikan, implikasinya sangat serius. Selain pernyataan mosi tidak percaya, pihak-pihak di UGM yang terlibat dalam dugaan kasus ini diminta untuk mundur dari jabatan. Yang paling krusial, jika ini terjadi, Relagama Bergerak secara resmi akan menyimpulkan bahwa Joko Widodo bukanlah alumni UGM. Tentu, ini akan menjadi pukulan telak bagi reputasi semua pihak yang terlibat.

Kesimpulan

Ultimatum yang dilayangkan Relawan Alumni UGM Bergerak menjadi babak baru dalam polemik ijazah Joko Widodo. Tuntutan akan transparansi dan akuntabilitas dari pihak UGM dan Joko Widodo ini menunjukkan bahwa isu ini bukan sekadar gosip, melainkan masalah yang menyangkut integritas institusi pendidikan dan kepercayaan publik.

Semoga tuntutan ini dapat segera ditindaklanjuti dengan baik, sehingga polemik berkepanjangan ini bisa menemukan titik terang. Transparansi adalah kunci untuk menjaga nama baik semua pihak dan memastikan kebenaran selalu menjadi prioritas. Mari kita tunggu bagaimana kelanjutan dari isu panas ini.