Yogyakarta, zekriansyah.com – Baru-baru ini, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menjadi sorotan karena menggelar uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test calon duta besar (dubes) Indonesia di akhir pekan, yaitu Sabtu dan Minggu. Tentu saja, jadwal yang tidak biasa ini memunculkan banyak pertanyaan.
Ilustrasi: Suasana tegang mewarnai ruang Komisi I DPR saat para calon duta besar menjalani uji kelayakan mendadak di akhir pekan.
Nah, artikel ini akan mengupas tuntas alasan di balik “ngebutnya” Komisi I DPR dalam melakukan uji calon duta besar. Dengan membaca artikel ini, Anda akan memahami mengapa proses penting ini harus dilakukan secara cepat dan apa dampaknya bagi diplomasi Indonesia di mata dunia. Yuk, simak penjelasannya!
Kekosongan Posisi Dubes Jadi Pemicu Utama
Alasan utama di balik percepatan fit and proper test ini adalah banyaknya posisi Duta Besar Indonesia di berbagai negara yang kosong, terutama di negara-negara strategis. Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono, menjelaskan bahwa kekosongan ini sudah menjadi perhatian serius.
“Ya, karena ini kan juga waktu itu di rapat dengan Kemlu terakhir. Kita sempat mempertanyakan kenapa ada banyak posisi Dubes yang kosong seperti di Amerika Serikat,” kata Dave di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/7/2025).
Kekosongan ini tentu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Posisi dubes sangat vital untuk menjaga hubungan bilateral, mempromosikan kepentingan nasional, serta melindungi warga negara Indonesia di luar negeri. Bayangkan saja, jika ada masalah penting di suatu negara, tapi perwakilan diplomatik kita tidak ada atau kurang lengkap, tentu akan menghambat penanganan masalah tersebut.
Setelah menerima Surat Presiden (Surpres) yang berisi daftar 24 nama calon dubes, Komisi I DPR langsung bergerak cepat.
Percepatan Proses Demi Keberlanjutan Diplomasi
Dave Laksono menegaskan bahwa DPR tidak ingin menunda-nunda proses ini. Begitu surat dari Presiden masuk, Komisi I langsung menjadwalkan uji kelayakan secepat mungkin.
“Jadi ya untuk itu karena sudah masuk suratnya, dan juga kita tidak ingin terlalu lama, maka kita gelar segera mungkin,” sambungnya.
Target Komisi I DPR adalah menyelesaikan seluruh proses pemilihan para calon dubes ini dalam waktu satu minggu. Hal ini juga sejalan dengan masa sidang IV DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 yang sedang berjalan. Dengan demikian, diharapkan pos-pos dubes yang kosong bisa segera terisi dan diplomasi Indonesia dapat berjalan optimal tanpa hambatan.
Mekanisme Uji Kelayakan: Apa Saja yang Diuji?
Uji kelayakan dan kepatutan ini dilakukan secara tertutup di ruang rapat Komisi I DPR RI. Para calon dubes dinilai berdasarkan beberapa aspek penting:
- Pemahaman Visi-Misi Presiden: Calon dubes diminta untuk memaparkan dan menunjukkan pemahaman mereka tentang visi-misi Presiden terkait politik luar negeri Indonesia.
- Wawasan Politik Luar Negeri: Komisi I mendalami pandangan calon dubes mengenai isu-isu politik luar negeri, pengalaman pribadi, hingga cara berdiplomasi.
- Kecocokan dengan Negara Tujuan: Penilaian utama adalah sejauh mana calon dubes cocok dan memahami negara atau organisasi internasional yang akan dituju.
- Kemampuan Diplomasi: Kemampuan berkomunikasi, negosiasi, dan mewakili kepentingan Indonesia menjadi fokus penting.
Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, menjelaskan bahwa hasil dari fit and proper test ini bisa berujung pada tiga keputusan:
- Diterima sesuai dengan usulan Presiden.
- Diterima dengan pergeseran negara tujuan, jika Komisi I menilai calon lebih cocok untuk pos lain.
- Dikembalikan ke pemerintah jika dianggap tidak memenuhi kualifikasi.
Setelah uji kelayakan selesai, Komisi I akan mengadakan rapat internal untuk mengambil keputusan. Hasilnya kemudian akan dilaporkan kepada pimpinan DPR untuk disahkan dalam Rapat Paripurna. Barulah setelah itu, nama-nama yang lolos akan dikembalikan ke pemerintah untuk penetapan resmi dan selanjutnya diberitahukan kepada negara tujuan.
Daftar Calon Dubes yang Sudah dan Akan Diuji
Total ada 24 nama calon Duta Besar dan Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) yang diusulkan Presiden dan menjalani uji kelayakan. Proses ini dibagi menjadi dua hari, masing-masing 12 calon dubes per hari.
Berikut adalah beberapa nama calon dubes yang telah dan akan menjalani fit and proper test pada akhir pekan ini:
Sesi Uji | Tanggal Uji | Calon Dubes | Posisi Tujuan | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Sesi Hari Pertama (Sabtu, 5 Juli 2025) | ||||
Sesi 1 | Sabtu, 5 Juli 2025 | Abdul Kadir Jaelani | Jerman (Berlin) | Karier |
Redianto Heru Nurcahyo | Slovakia (Bratislava) | Non-karier | ||
Umar Hadi | PTRI New York (PBB) | Karier | ||
Hotmangaradja Pandjaitan | Singapura | Non-karier (Letjen Purn TNI) | ||
Nurmala Kartini Sjahrir | Jepang (Tokyo) | Non-karier (Adik Luhut B. Panjaitan) | ||
Indroyono Soesilo | AS (Washington DC) | Non-karier (Eks Menko Jokowi) | ||
Sesi 2 | Sabtu, 5 Juli 2025 | Adam Mulawarman Tugio | Vietnam (Hanoi) | Karier |
Laurentius Amrih Jinangkung | Belanda (Den Haag) | Karier | ||
Judha Nugraha | Uni Emirat Arab (Abu Dhabi) | Karier | ||
Sidharto Reza Suryodipuro | PTRI Jenewa (PBB) | Karier | ||
Andhika Chrisnayudhanto | Brasil | Non-karier | ||
Syahda Guruh Langkah Samudera | Qatar | Karier | ||
Sesi Hari Kedua (Minggu, 6 Juli 2025) | ||||
Sesi 1 | Minggu, 6 Juli 2025 | Andi Rahadian | Oman (Muscat) | Karier |
Imam A’sari | Ekuador (Quito) | Karier | ||
Listyowati | Bangladesh (Dhaka) merangkap Nepal | Karier | ||
Kuncoro Giri Waseso | Mesir (Kairo) | Karier | ||
Raden Dato Mohammad Iman Hascarya Kusumo | Malaysia (Kuala Lumpur) | Non-karier (Orang dekat Prabowo) | ||
Mayjend (Purn) Gina Yoginda | Korea Utara (Pyongyang) | Non-karier | ||
Sesi 2 | Minggu, 6 Juli 2025 | Yusron Ambary | Algeria (Alger) | Karier |
Berlian Helmy | Azerbaijan (Baku) | Karier | ||
Hari Prabowo | Thailand (Bangkok) | Karier | ||
Andy Rachmianto | Belgia (Brussel) | Karier | ||
Lukman Hakim Siregar | Suriah (Damaskus) | Karier | ||
Okto Dorinus Manik | Papua Nugini (Port Moresby) | Karier |
Baca juga: Eks Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo Calon Dubes AS, Keponakan Prabowo Beri Pesan Penting
Kesimpulan
Jadi, alasan utama mengapa Komisi I DPR RI menggelar fit and proper test calon duta besar di akhir pekan adalah karena adanya kebutuhan mendesak untuk segera mengisi kekosongan posisi dubes di berbagai negara, terutama yang strategis. Ini adalah langkah cepat untuk memastikan roda diplomasi Indonesia tetap berjalan lancar dan efektif, serta menjaga kepentingan nasional di kancah global.
Semoga proses ini berjalan lancar dan menghasilkan duta besar-duta besar yang berkualitas, siap membawa nama baik Indonesia di mata dunia!