Ahmad Dhani Tak Terima Disebut Biang Kerok, Siapa Sebenarnya yang Ia Tuding?

Dipublikasikan 14 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Belakangan ini, nama Ahmad Dhani kembali ramai diperbincangkan publik. Musisi sekaligus politisi nyentrik ini terang-terangan tak terima disebut biang kerok atas berbagai masalah, terutama yang berimbas pada anak-anaknya. Namun, di sisi lain, Dhani sendiri tak jarang melontarkan tudingan “biang kerok” kepada pihak lain. Jadi, sebenarnya siapa yang menjadi akar masalah menurut versi Ahmad Dhani? Mari kita telusuri lebih jauh.

Ahmad Dhani Tak Terima Disebut Biang Kerok, Siapa Sebenarnya yang Ia Tuding?

Ahmad Dhani bantah jadi biang kerok perundungan siber anaknya, akui dirinya yang kerap membully, namun Sujiwo Tejo sindir lewat peribahasa Jawa soal pengaruh orang tua.

Saat Ahmad Dhani Mengaku ‘Pelaku Bullying’ Sejak Dulu

Dalam sebuah diskusi panas di program Q&A Metro TV bersama budayawan Sujiwo Tejo, Ahmad Dhani mencuri perhatian dengan pengakuannya yang mengejutkan. Ia dengan tegas menolak anggapan bahwa perilakunya adalah penyebab utama anak-anaknya menjadi sasaran perundungan atau bullying di media sosial.

“Saya itu pelaku bullying,” ujar Ahmad Dhani dengan penuh percaya diri. Pengakuan ini muncul sebagai jawaban mengapa ia seolah santai menghadapi berbagai komentar negatif yang seringkali berimbas pada anak-anaknya. “Dari SMP, SMA saya suka bully. Makanya saya kalau di-bully ketawa aja, ‘Apaan sih, bully?’,” lanjutnya, menyiratkan bahwa pengalamannya sebagai perundung membuatnya kebal terhadap serangan serupa.

Dhani juga menjelaskan cara uniknya mendidik anak-anak. Menurutnya, ia tak perlu banyak memberi nasihat verbal, melainkan contoh nyata. Ia percaya anak-anaknya belajar dari caranya bersikap dan berinteraksi.

Balasan Menohok Sujiwo Tejo: ‘Bapak Polah Anak Kepradah’

Namun, argumen Ahmad Dhani tersebut langsung dipatahkan oleh Sujiwo Tejo. Dengan lugas, Sujiwo Tejo membalikkan logika Dhani menggunakan pepatah Jawa yang tajam: “’Anak polah bapak kepradah’.” Pepatah ini berarti tingkah laku anak yang membuat orang tua menanggung akibatnya. Sujiwo Tejo lalu melontarkan pertanyaan retoris yang membuat Dhani terdiam. Ini seolah menyiratkan bahwa tindakan orang tua, termasuk Dhani, bisa saja memang berpengaruh pada nasib anak.

Dampak Bullying pada Anak: Safeea Ahmad yang Murung

Terlepas dari perdebatan itu, dampak bullying terhadap anak Ahmad Dhani, Safeea Ahmad (SA), cukup memprihatinkan. Dhani mengungkapkan bahwa Safeea masih murung dan jarang mengobrol setelah mengalami perundungan di media sosial.

“Dia diam aja. Sampai sekarang masih murung. Sopir saya juga bilang, biasanya kalau di mobil ngobrol, sekarang enggak pernah ngobrol,” kata Ahmad Dhani. Psikolog anak dan remaja, Sani Budiantini, mengamini bahwa sikap murung ini adalah reaksi umum anak yang mengalami tekanan akibat bullying. Dhani berencana mencari waktu tepat untuk bicara serius dengan putrinya, menjelaskan bahwa banyak netizen di Indonesia yang minim literasi dan sulit membedakan fakta, hoaks, atau gosip.

Siapa ‘Biang Kerok’ Sebenarnya Menurut Ahmad Dhani?

Menariknya, meskipun tak terima disebut biang kerok oleh publik atas perundungan anaknya, Ahmad Dhani justru menuding mantan istrinya, Maia Estianty, sebagai biang kerok di balik citra buruk yang melekat padanya.

“Saya mau tanya dulu, awalnya siapa yang bilang saya NPD (Narsistik Personality Disorder)? Awalnya ya dari ibunya Al, El, Dul lah. Dari situ mulai semua. Semua itu muaranya dari situ,” tegas Dhani. Ia mengklaim bahwa kampanye opini dan tudingan yang ia anggap fitnah telah dibangun sejak perceraiannya dengan Maia lebih dari satu dekade lalu.

Bahkan, Dhani menyatakan menyimpan bukti-bukti dugaan perselingkuhan Maia saat mereka masih berumah tangga. Ia berharap suami Maia saat ini, Irwan Mussry, bisa mengingatkan Maia untuk berhenti membicarakan masa lalu. Jika tidak, Dhani siap membuka bukti yang lebih sensasional.

‘Biang Kerok’ Versi Lain ala Ahmad Dhani

Label “biang kerok” memang sering muncul dalam pernyataan Ahmad Dhani. Selain menuding Maia Estianty, ada beberapa contoh lain di mana ia menggunakan istilah ini untuk menjelaskan akar masalah:

  • Once Mekel Salah Lirik ‘Roman Picisan’: Dhani pernah berkelakar menuding Once Mekel sebagai biang kerok karena salah menyanyikan lirik lagu Dewa 19, “Roman Picisan”. Lirik yang seharusnya “malam seribu bulan” (merujuk Lailatul Qadar) justru dinyanyikan “malam seribu bintang”.
  • Acara Musik Pagi Membuat Dewa 19 Melempem: Dalam podcast Deddy Corbuzier, Dhani juga menyebut acara musik pagi seperti Dahsyat dan Inbox sebagai biang kerok di balik masa sulit Dewa 19 pada era 2006-2010. Menurutnya, popularitas musik Melayu saat itu membuat Dewa 19 sepi job, bahkan ia mengaitkan hal ini dengan keputusan Once Mekel keluar dari band.

Kesimpulan

Dari berbagai pernyataan Ahmad Dhani, terlihat jelas ia tak terima disebut biang kerok oleh publik, terutama ketika hal itu mengaitkan perilakunya dengan bullying yang dialami anaknya. Namun, di sisi lain, ia sendiri tak segan-segan menunjuk pihak lain sebagai “biang kerok” atas berbagai hal, mulai dari citra dirinya yang negatif hingga masalah internal Dewa 19. Ini menunjukkan bagaimana istilah “biang kerok” menjadi bagian dari narasi dan pembelaan diri sang musisi dalam menghadapi sorotan publik. Pada akhirnya, persepsi publik akan selalu menjadi cerminan dari berbagai sudut pandang yang ada.