Yogyakarta, zekriansyah.com – Kabar duka kembali datang dari Timur Tengah. Konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang berlangsung selama 12 hari telah menelan korban jiwa yang sangat besar. Sedikitnya 935 warga Iran dikonfirmasi meninggal dunia akibat serangan Israel.
Ilustrasi: Duka mendalam menyelimuti Iran pasca 12 hari konflik, merenggut 935 nyawa.
Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan cerminan nyata dari dampak kemanusiaan yang mengerikan akibat perang. Mari kita telaah lebih dalam mengenai data terbaru ini dan bagaimana konflik ini berlangsung. Dengan membaca artikel ini, Anda akan memahami gambaran lengkap mengenai jumlah korban, kronologi kejadian, hingga tuntutan yang diajukan Iran.
Data Mengejutkan dari Pengadilan Iran
Pengadilan Iran baru-baru ini merilis data terbaru mengenai jumlah korban tewas akibat konflik 12 hari dengan Israel. Angka yang disebutkan cukup mengejutkan, jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Juru Bicara Pengadilan Iran, Asghar Jahangir, pada Senin (30/6/2025) mengungkapkan bahwa:
“Selama perang 12 hari yang dilancarkan oleh rezim Zionis terhadap negara kami, 935 martir telah diidentifikasi sejauh ini.”
Data ini dikumpulkan setelah gencatan senjata diberlakukan, menunjukkan bahwa proses identifikasi korban masih terus berjalan. Dari total 935 korban tersebut, rinciannya sangat memilukan:
- 132 wanita
- 38 anak-anak
Angka ini meningkat tajam dari penghitungan awal Kementerian Kesehatan Iran yang sebelumnya melaporkan 606 hingga 610 korban tewas. Peningkatan ini menunjukkan skala kerusakan dan dampak mematikan dari serangan yang terjadi.
Penjara Evin dan Korban Sipil Lainnya
Selain serangan umum, salah satu insiden paling tragis adalah serangan Israel terhadap Penjara Evin di Teheran. Jahangir juga merevisi jumlah korban tewas di penjara tersebut.
Awalnya dilaporkan 71 orang, kini jumlah korban tewas di Penjara Evin telah meningkat menjadi 79 orang. Korban ini termasuk:
- Narapidana
- Kerabat yang sedang berkunjung
- Staf administrasi penjara
Akibat serangan ini, Penjara Evin tidak bisa lagi dioperasikan dan para tahanan terpaksa dievakuasi. Pihak Iran menyebut serangan ini sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia dasar dan resolusi internasional.” Ini menunjukkan betapa seriusnya dampak insiden tersebut terhadap warga sipil yang tidak bersalah.
Kronologi Singkat Konflik Iran-Israel
Konflik antara Iran dan Israel yang berlangsung selama 12 hari ini dimulai dengan eskalasi yang cepat:
- 13 Juni 2025: Israel melancarkan kampanye pengeboman besar-besaran terhadap Iran. Serangan ini menargetkan pangkalan militer, lokasi nuklir, dan bahkan kawasan permukiman di seluruh Iran. Beberapa komandan militer dan ilmuwan atom Iran juga dilaporkan tewas dalam serangan awal ini.
- Balasan Iran: Iran membalas dengan melancarkan gelombang serangan rudal dan pesawat nirawak (drone). Serangan ini menghantam kota-kota besar di Israel, termasuk Tel Aviv dan Haifa. Menurut otoritas Israel, serangan balasan ini menewaskan sedikitnya 28 orang dan melukai lebih dari 3.400 orang.
- Keterlibatan AS: Pada 22 Juni 2025, Amerika Serikat juga terlibat dalam konflik ini dengan melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordo, Natanz, dan Isfahan.
- 24 Juni 2025: Gencatan senjata antara Iran dan Israel mulai berlaku. Gencatan senjata ini difasilitasi dan disponsori oleh Amerika Serikat, memberikan sedikit jeda dari ketegangan yang memuncak.
Tuntutan Iran Terhadap Pelaku Agresi
Melihat banyaknya korban dan kerugian yang diderita, Iran tidak tinggal diam. Mereka menegaskan bahwa serangan Israel merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap hak asasi manusia dan resolusi internasional.”
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, bahkan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengakui Israel dan Amerika Serikat sebagai pihak yang memulai agresi terhadap Iran.
“Kami secara resmi meminta agar Dewan Keamanan mengakui rezim Israel dan Amerika Serikat sebagai inisiator tindakan agresi dan mengakui tanggung jawab mereka, termasuk pembayaran kompensasi dan reparasi,” tulis Araghchi dalam surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, juga menambahkan bahwa tindakan Israel dilakukan tanpa alasan dan pembenaran, sehingga Iran tidak membedakan antara korban militer dan sipil. Ini menunjukkan keseriusan Iran dalam menuntut pertanggungjawaban atas insiden tersebut.
Mengingat Dampak Kemanusiaan
Angka 935 korban tewas di Iran selama perang 12 hari dengan Israel adalah pengingat pahit tentang dampak mengerikan dari konflik bersenjata. Korban jiwa, termasuk wanita dan anak-anak, serta kerusakan infrastruktur seperti Penjara Evin, menunjukkan betapa besar harga yang harus dibayar oleh warga sipil.
Meskipun gencatan senjata telah berlaku, luka akibat konflik ini akan membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Penting bagi kita untuk terus mengikuti perkembangan konflik ini dan berharap agar perdamaian sejati dapat segera terwujud, sehingga tidak ada lagi nyawa tak bersalah yang melayang.