4 Bulan Pimpin Jakarta, Sejumlah Program Gubernur Pramono Anung Belum Optimal

Dipublikasikan 7 Juli 2025 oleh admin
Sosial Politik

Yogyakarta, zekriansyah.com – Baru empat bulan menjabat sebagai Gubernur Jakarta, Pramono Anung yang dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025 lalu, sudah dihadapkan pada berbagai tantangan. Sebagai pemimpin baru ibu kota, kinerja Pramono Anung tentu menjadi sorotan.

4 Bulan Pimpin Jakarta, Sejumlah Program Gubernur Pramono Anung Belum Optimal

Ilustrasi: Wajah penuh harap warga Jakarta, menanti realisasi program unggulan sang gubernur yang masih berjuang mencapai titik optimal.

Meski ada sejumlah capaian dan optimisme yang ditunjukkan, beberapa program unggulan yang dijanjikan saat kampanye atau yang sudah berjalan, ternyata masih menemui kendala di lapangan. Artikel ini akan mengulas lebih dalam bagaimana awal kepemimpinan Pramono Anung di Jakarta, program apa saja yang sudah berjalan, dan program mana yang masih perlu perhatian ekstra. Dengan membaca artikel ini, Anda akan mendapatkan gambaran jelas tentang kinerja dan tantangan yang dihadapi Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung.

Awal Kepemimpinan Pramono Anung: Dilantik dan Langsung Gas Pol

Setelah memenangi Pilkada Jakarta 2024 bersama Wakil Gubernur Rano Karno, Pramono Anung resmi dilantik pada 20 Februari 2025 di Istana Negara. Pelantikan ini berlangsung sederhana, tanpa arak-arakan, sesuai keinginan Pramono yang ingin fokus langsung bekerja.

Sejak awal menjabat, ia langsung menargetkan 40 program prioritas dalam 100 hari kerja pertamanya, dengan 12 di antaranya menjadi program unggulan yang disampaikan dalam rapat paripurna DPRD Jakarta. Survei menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pramono Anung berada di kisaran 60-70 persen, sebuah angka yang ia syukuri meskipun ia merasa bisa lebih baik jika lebih sering tampil di media sosial. Pramono Anung, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, juga dikenal memiliki harta kekayaan mencapai Rp 104,28 miliar.

Program Unggulan yang Sudah Terwujud dalam 100 Hari Pertama

Di tengah berbagai tantangan, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Pramono Anung juga telah merealisasikan beberapa program penting dalam 100 hari pertamanya:

  • Peningkatan Bantuan Pendidikan: Jumlah penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) berhasil ditingkatkan, dari 580.893 siswa menjadi 707.622 siswa.
  • Perluasan Akses Transportasi Umum: Pramono Anung telah menambah trayek baru Transjabodetabek, termasuk rute ke Bogor, Sawangan, dan Pantai Indah Kapuk 2, untuk memperluas jangkauan transportasi publik.
  • Pengembangan Aplikasi JAKI: Aplikasi Jakarta Kini (JAKI) terus dikembangkan dengan penambahan fitur-fitur baru seperti layanan kapal jenazah, antrean fasilitas kesehatan, dan peta tempat parkir.
  • Akses Air Bersih: Peresmian Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III pada 6 Mei 2025 menjadi langkah nyata dalam perluasan akses air bersih bagi warga Jakarta.
  • Taman Kota 24 Jam: Sebanyak 5 taman kota di Jakarta, termasuk Taman Ayodya dan Taman Menteng, telah dibuka selama 24 jam untuk dinikmati warga.
  • Optimisme Ekonomi: Gubernur Pramono Anung optimistis target transaksi ritel Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2025 bisa mencapai Rp 15,5 triliun, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
  • Perhatian Kesehatan Warga: Dalam kunjungan kerjanya, Pramono Anung juga menyoroti masalah stunting dan kesulitan air bersih untuk mandi di Kepulauan Seribu, menunjukkan perhatiannya pada masalah dasar masyarakat.

Deretan Program yang Belum Mulus atau Menemui Kendala

Meski ada capaian, tak bisa dipungkiri bahwa beberapa program dan janji kampanye Pramono Anung masih menemui kendala atau belum optimal dalam empat bulan kepemimpinannya:

  • Car Free Night (CFN) Dibatalkan: Rencana pelaksanaan Car Free Night dalam rangka HUT ke-498 Kota Jakarta yang sedianya diuji coba pada 5 Juli 2025, akhirnya dibatalkan. Pembatalan ini disebut-sebut agar tidak mengganggu roda perekonomian dan harusnya digelar di atas pukul 22.00 WIB.
  • Proyek RDF Plant Rorotan Terhambat: Pembangunan sarana pengelolaan sampah berteknologi RDF Plant Rorotan yang menjadi salah satu program strategis, belum terealisasi sepenuhnya karena adanya protes dari warga setempat.
  • Janji Pemasangan CCTV di Tiap RT/RW Berubah: Semasa kampanye, Pramono Anung berjanji akan memasang CCTV di setiap RT/RW. Namun, janji ini direvisi setelah menjabat. Pemprov DKI Jakarta memilih skema sewa CCTV dan fokus pemasangan di lokasi publik dan kawasan prioritas, bukan di tiap RT/RW.
  • Penanganan Polusi Udara Belum Signifikan: Hingga 25 Juni 2025, Jakarta masih menempati peringkat ketiga kota dengan pencemaran udara terburuk di dunia versi IQAir. Lembaga seperti Walhi dan LBH Jakarta mengkritik kurangnya upaya signifikan dari Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi masalah polusi udara yang sudah menjadi isu mendesak.
  • Bursa Kerja (Job Fair) Kecamatan Belum Optimal: Program bursa kerja di tingkat kecamatan yang dijanjikan Pramono Anung dinilai belum tertata baik. Banyak warga yang kebingungan saat mendaftar, dan program ini juga belum banyak diketahui masyarakat, dengan hanya 16 persen warga yang mengetahuinya berdasarkan survei.
  • Tantangan Banjir yang Masih Mengancam: Jakarta kembali dilanda banjir pada awal Juli 2025. Gubernur Pramono Anung bahkan mengaku bekerja “tak wajar” hingga tidak tidur semalaman untuk mengatasi banjir kiriman, banjir curah hujan, dan banjir rob yang terjadi bersamaan. Ini menunjukkan masalah banjir masih menjadi pekerjaan rumah besar.

Kesimpulan

Empat bulan pertama kepemimpinan Pramono Anung sebagai Gubernur Jakarta menunjukkan dinamika yang kompleks. Di satu sisi, ada sejumlah program yang berhasil dijalankan dan menunjukkan progres positif. Namun, di sisi lain, beberapa janji kampanye dan program unggulan masih menemui kendala, bahkan ada yang direvisi.

Tantangan klasik Jakarta seperti banjir dan polusi udara juga masih menjadi pekerjaan rumah besar yang membutuhkan perhatian serius. Diharapkan, Gubernur Pramono Anung dan seluruh jajaran Pemprov DKI Jakarta dapat terus bekerja keras, belajar dari setiap kendala, dan menemukan solusi terbaik demi mewujudkan Jakarta yang lebih baik dan nyaman bagi seluruh warganya.